" IKATAN SILATURAHMI BAHAGIA DUA, KREO SELATAN "

Sabtu, 26 Maret 2016

WASPADA!!! 5 Pertanyaan Ini Sering Diajukan Misionaris Dalam Misi Pemurtadan, Tangkal Dengan JAWABAN Ini!

Dr Zakir Naik mengungkapkan bahwa jumlah misionaris saat ini mencapai satu juta orang. Di antara mereka, ada yang tugasnya berkeliling untuk mendangkalkan aqidah umat Islam.

pertanyaan minionaris

Salah satu caranya, memulai dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini.

Pertanyaan Pertama
“Apakah dijelaskan dalam Al Quran bahwa Injil adalah firan Tuhan?”

Biasanya muslim yang ditanya demikian akan langsung menjawab, “Ya, disebutkan”

“Kalau begitu mengapa engkau tidak mengikuti Injil?”

Pertanyaan Kedua
“Berapa banyak nama Nabimu (Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam) disebutkan dalam Al Quran?”

Muslim yang tahu akan menjawab, “Lima kali. Empat kali dengan nama Muhammad dan satu kali dengan nama Ahmad”

“Berapa banyak nama Yesus Kristus (Isa ‘alaihi salam) disebutkan dalam Al Quran?”

Muslim yang tidak tahu, akan diberitahu oleh misionaris yang mempelajari Al Quran itu. Bahwa Isa disebutkan 25 kali.

“Mana yang lebih besar, Muhammad yang disebutkan lima kali atau Yesus yang disebutkan 25 kali dalam Al Quran?” demikian pertanyaan misionaris berikutnya.

Pertanyaan Ketiga
“Apakah Nabi Muhammad punya ayah dan punya ibu?”

“Ya”

“Apakah Isa (Yesus) dilahirkan dengan ibu dan ayah?”

“Isa memiliki ibu tetapi tidak memiliki ayah”

“Mana yang lebih hebat, orang yang dilahirkan dengan cara biasa dengan adanya ibu dan ayah atau yang terlahir tanpa ayah?”

Pertanyaan Keempat
“Apakah Nabi Muhammad memiliki mukjizat?”

“Ya”

“Apakah Nabi Muhammad bisa menghidupkan orang mati?”

“Tidak” (Karena dalam Al Quran dan hadits tidak disebutkan mukjizat itu)

“Apakah Isa bisa menghidupkan orang mati?”

“Ya” (salah satu mukjizat Nabi Isa, dengan izin Allah, bisa menghidupkan orang mati)

“Mana yang lebih hebat, yang tidak bisa menghidupkan orang mati atau yang bisa menghidupkan orang mati?”

Pertanyaan kelima
“Apakah Nabimu Muhammad sekarang secara fisik meninggal atau hidup?”

“Meninggal”

“Apakah Yesus (Isa) sekarang meninggal atau masih hidup?”

“Masih hidup”

“Mana yang lebih hebat, yang sudah meninggal atau yang masih hidup hingga sekarang?”

Pertanyaan-pertanyaan itu membuat banyak muslim yang tidak memahami Al Quran menjadi bingung. Namun, sebenarnya semuanya hanya pertanyaan licik misionaris. Jawabannya sudah ada dalam Al Quran.

Lantas apa jawaban kita? Ada beberapa nitezen yang menjawab saat mereka membaca pertanyaan tersebut, diantaranya adalah sebagai berikut:

Jawaban Akun FB: Ugun Abi Azzam
1. ya saya mengimani injil tapi injil telah dirubah manusia makanya alquran menyempurnakan
2. banyak sedikitnya disebut tidak menjadikan yang satu lebih hebat dari yang lain. karena setan pun disebutkan dalam alquran
3. Nabi Isa lahir karena kekuasaan Allah bukan karena kekuasaan dirinya
4. muzijat Al-quran adalah yang paling besar dari semua muzijat.
5. Ya nabi isa hidup dan akan datang lagi untuk mematahkan salib dan menegakkan Islam lagi.

Jawaban Akun FB: Ikhsan Siregar
Gampang, tanya balik, apakah kamu mengikuti yesus? Dia jawab iya. Tanya lagi kenapa kamu bilang yesus tuhan? Baca ini.

AJARAN KETUHANAN MENURUT YESUS.

ALLAH ITU ESA(satu, tdk ada yg sama dengan ALLAH)

Engkau diberi melihatnya untuk mengetahui bahwa Tuhanlah ALLAH, TIDAK ADA YANG LAIN KECUALI DIA (Ulangan 4:35)

Ingatlah hal hal yg dahulu sejak purbakala, bahwasanya akulah Allah, dan tidak ada yang lain, akulah Allah, dan tidak ada yang seperti aku (Yesaya 46:9)

Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapamu di bumi ini, karena hanya satu bapamu, yaitu dia yang di sorga (Matius 23:9).

Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam roh kudus dan berkata,”aku bersukur kepadamu Bapa, Tuhan langit dan bumi”(Lukas 10:21).

Dengarlah hai orang Israel, Tuhan itu ALLAH kita, TUHAN ITU ESA ( Ulangan 6:4.)

Jawab Yesus, hukum yg terutama ialah, dengarlah hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa (Markus 12:29).

ALLAH TIDAK BISA DILIHAT.

Tidak seorang pun yg pernah melihat Allah (Yohannes 1:18)

Dialah satu satunya yg tdk takluk kepada maut, bersemayam dalam terang yg tak terhampiri. Seorangpun tidak pernah melihat Dia dan memang manusia tidak dapat melihat Dia ( 1 Timotius 6:16).

YESUS ADALAH UTUSAN(NABI)

Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal engkau, satu satunya ALLAH yg benar, dan mengenal YESUS KRISTUS YANG ENGKAU UTUS ( Yohannes 17:3).

Tetapi ia berkata kepadaku:’Jangan berbuat mikian! Aku adalah hamba, sama seperti engkau dan saudara saudaramu, para nabi dan semua mereka yg menuruti segala perkataan kitab ini (Wahyu 22:9).

Jawab Yesus kepada mereka, ajaranku tidak berasal dari diriku sendiri, tetapi dari Dia yg MENGUTUS AKU (Yohannes 7:16).

Aku kenal Dia (Allah), sebab aku datang dari dia dan Dialah yg mengutus aku (Yohannes 7:29).

Dan ketika ia masuk ke yerusalem, gemparlah seluruh kota itu, dan orang berkata:”siapakah orang ini?” Dan orang banyak menyahut :”inilah NABI YESUS dari Nazaret di galilea” (Matius 21:10-11).

YESUS DIUTUS HANYA UNTUK UMMAT ISRAEL.

Jawab Yesus: “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.”
(Matius 15:24 )

Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu
(Yohanes 17:9)

Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: “Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel. Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat.
(Matius 10:5-7)

Mereka melintasi tanah Frigia dan tanah Galatia, karena Roh Kudus mencegah mereka untuk memberitakan Injil di Asia. Dan setibanya di Misia mereka mencoba masuk ke daerah Bitinia, tetapi Roh Yesus tidak mengizinkan mereka. Setelah melintasi Misia, mereka sampai di Troas.
(Kisah Para Rasul 16:6-8).

sumber :
  • http://www.tarbiyah.net/2016/03/5pertanyaaniniseringdiajukan.html
  • http://www.sukasaya.com/2016/03/inilahpertanyaanyangseringdiajukanmisionaris.html
  • http://www.muslimterbaru.com/waspada-5-pertanyaan-ini-sering-diajukan-misionaris-dalam-misi-pemurtadan-tangkal-dengan-jawaban-ini.html

15 Alasan Mengapa Amerika Tak Akan Pernah Menang Perang di Afghanistan


tentara amerika



APA kabar perang Afghanistan? Tampaknya rakyat Amerika sendiri sudah pesimis akan perang Afghanistan.
Alih-alih memberi semangat, sebuah media di sana malah menurunkan analisis tentang 15 alasan mengapa Amerika tak bisa menang di Afghanistan.

1. Bagi banyak rakyat Amerika, tidak pernah ada yang namanya Negara “Afghanistan.” Yang ada hanyalah kumpulan dari suku, golongan, dan klan yang belum lengkap.

2. Jika pun ada yang namanya “Afghanistan,” pemerintahnya sangat korup dan tidak mampu mengendalikan negaranya sendiri.

3. Presiden Karzai, sekutu dan wakil resmi AS, dan kenapa AS berperang, sebenarnya akan lebih suka bahwa AS meninggalkan Afghanistan—setidaknya itulah yang dia katakan untuk konsumsi internal.

4. Tampaknya Karzai sebagai presiden Afghanistan tidak punya tujuan praktis yang lebih besar daripada Walikota Kabul.

5. Satu-satunya hal yang menyatukan rakyat Afghanitan adalah kebenciannya kepada orang asing.

6. Pasukan asing di manapun, apa pun niat mereka, akan selalu dilihat sebagai penjajah dan musuh.

7. Jengis Khan, Inggris dan Rusia semua berusaha untuk “menang” di Afghanistan, dan mereka semua gagal; Rasanya tidak berlebihan jika Afghanistan telah meremukkan tiga kerajaan besar.

8. Anda tidak dapat menang perang ketika Anda membunuh warga sipil, namun di Afghanistan di mana batas antara kombatan dan warga sipil adalah tipis, Anda harus membunuh seorang warga sipil banyak sekali setiap waktu.

9. Mungkin AS harus kembali bertanya apakah mereka berperang melawan terorisme ataukah melawan Islam?

10. Anda tidak akan bisa membuat seseorang merasa bebas sementara Anda sendiri mengokang laras pistol, dan Itulah yang dilakukan oleh tentara AS di Afghanistan.

11. Tidak ada cara yang lebih baik untuk membuat teroris daripada membuat perang terhadap umat Islam atas nama memerangi perang melawan terorisme.

12. Amerika tidak bisa menyelamatkan dunia, dan risikonya kehilangan apa yang terbaik di Amerika ketika mencoba untuk melakukan hal itu.

13. Kekuatan militer dan senjata yang luar biasa yang diterapkan dari luar lebih cenderung merusak daripada mempertahankan perkembangan demokrasi di negara berkembang.

14. Al Qaidah bukanlah Afghanistan dan bukan pula Taliban.

15. Kita tidak bisa membiayai perang luar negeri yang kerap dipertanyakan dan malah tidak mampu memulihkan ekonomi di rumah sendiri, dan jika mencoba melakukannya malah cenderung menyebabkan perang tanpa arah dan merusak keadilan bagi rakyatnya sendiri.

Sumber : huffingtonpost
               IslamPos

              Redaksi ISBAD

Ilmuwan dan Sejarah: Siapa Penemu Angka 0-9 ?

INTERMEZO
Dunia kini tengah berkembang begitu pesat. Dewasa ini orang-orang di belahan dunia sudah mengenal teknologi yang sangat maju, sampai-sampai mungkin kita sudah lupa bahwa siapa-siapa saja yang menjadi penemu dan perintis teknologi-teknologi tersebut.
Di antara teknologi tersebut salah satunya adalah penemuan prosesor. Prosesor dalam “menginstruksikan” semua pekerjaan hanya mengenal dua angka saja, yakni 0 dan 1. Ya, dua angka itu saja, kita biasa menyebutnya bilangan biner (bahasa mesin). 0 diartikan sebagai tak adanya aliran listrik, sedangkan 1 diartikan sebagai adanya aliran listrik.
image
Namun, dari uraian singkat di atas, saya tidak akan menjelaskan prosesor lebih lanjut lagi. Dan sebenarnya, ada hal yang lebih penting lagi dari itu, yakni, siapa penemu angka 0 dan angka 1? atau lebih lengkapnya siapa penemu angka 0-9? yang bukan hanya digunakan oleh prosesor saja, tetapi manusia gunakan juga dalam sehari-hari!
Oke, mari Saya ajak Anda menelusurinya bersama.
MARI MENELAAH !!!
A. SEJARAH PENEMUAN ANGKA 0 SAMPAI 9
Dahulu kala sebelum angka berbentuk seperti yang sekarang ini, Orang-orang India telah mengenal angka 1,2,3,4,5,6,7,8,9. Kemudian pada masa-masa berikutnya, orang India mengajarkannya kepada orang-orang Persia yang ada di India, dan setelahnya orang-orang Persia membawa ilmu tersebut ke tanah airnya, kemudian mereka mengajarkannya kepada orang-orang Arab. Setelah orang-orang arab mengenal angka-angka tersebut, pada masa-masa selanjutnya angka-angka tersebut kemudian dikembangkan oleh Kebudayaan Islam di Baghdad sehingga angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 lebih dikenal sebagai angka hindu-arab dan terkadang hanya disebut sebagai angka arab. Lalu, siapa penemu angka 0?, karena sesungguhnya hanya tersisa angka itu saja yang belum ada di dunia ini pada saat itu.
image
Ya, dia adalah Al-Khawarizmi, salah satu intelektual muslim yang mahir dan terkemuka, menyumbangkan karyanya di bidang matematika, geometri, musik dan sejarah. Bukan hanya itu saja, Ia juga merupakan ilmuwan astronomi sekaligus ilmu bumi. Jasa beliau sangat besar dalam mendirikan fondasi matematika modern yang kita lihat dewasa ini, dan termasuk pengembang ilmu geometri dengan angka-angka untuk persamaan kuadrat. Dia, Al-Khawarizmi, penemu angka “penting” di dunia ini.
B. PERKEMBANGAN BENTUK ANGKA
bentuk angka dulu tentu saja berbeda dengan bentuk angka yang sekarang ini. Jika kita berbicara angka romawi yang menggunakan huruf, yaitu I II III IV V… dst, kita tidak akan menemukan angka 0 di dalamnya. Oleh karena itu, kita akan langsung saja membahas menurut angka arab - pengembangan ilmuwan muslim - modifikasi terkini.
Angka arab yaitu angka 0-9. Dan ternyata, angka-angka zaman sekarang ini merupakan modifikasi dari angka arab yang didasarkan atas perhitungan sudut, lihatlah gambar di bawah ini.
image
Angka 0 misalnya, tidak mempunyai sudut, angka 1  mempunyai satu sudut, angka 2 mempunyai 2 sudut, dan seterusnya. Dan sekitar pada abad ke 9 masehi, angka-angka itu mulai diperkenalkan ke dunia Eropa oleh Ilmuwan muslim, melalui afrika utara dan wilayah-wilayah lainnya. Dan tentu saja, digunakan hingga sekarang !!! walaupun bentuknya sedikit dimodifikasi dari aslinya.
PENUTUP
Angka-angka tersebut sungguh bagaikan hal yang “wajib” dalam pelajaran matematika. Bagaimana tidak, matematika pasti melibatkan angka-angka di dalamnya. Dan Alhamdulillah, di zaman kita sekarang perhitungan sudah tidak dipusingkan lagi karena jasa-jasa para Ilmuwan-ilmuwan terdahulu, Subhanallah. Tentu semua ini berkat rahmat, karunia, serta petunjuk dari-Nya untuk seluruh Umat Manusia, Alhamdulillah.
Sekian dulu, semoga bermanfaat.
Berbagai Sumber
Redaksi ISBAD

Waspada !! 7 Perbuatan ini Melambangkan Kamu Bukan Lagi Seorang Isteri



Para Istri, berhati-hatilah dalam menjaga sikapmu terhadap suamimu. Suamimu adalah ladang syurga bagimu, tapi bisa juga kebalikannya, suamimu bisa menjadi pintu neraka bagimu, bila dia tidak ridha kepadamu.

Berikut ini ada 7 Perbuatan Melambangkan Kamu Bukan Lagi Seorang Isteri yang memang seharusnya tidak kamu lakukan kepada suamimu...

1. Ketika suamimu pulang dari kerja, kamu masih sibuk di rumah, tidak menyambutnya di pintu malah tidak memberikan senyuman dalam keadaan dia kepenatan.

2. Makanan suami bukan lagi dari air tanganmu sebaliknya air tangan restoran. Pakaian suami diberikan kepada tukang loundry untuk dicuci dan digosok.

3. Ketika suami marah menegur mu, kamu menjawabnya dengan leteran dan meninggikan suara kepadanya.

4. Ketika suami duduk bersamamu di rumah, baumu tidak menyenangkan, pakaianmu tidak bersih dan tidak menarik.

5. Rahasia rumah tanggamu diceritakan kepada ibumu, kakak dan juga sahabat dekat nya.

6. Tidak berlaku baik dengan keluarga suami malah menghasut suami sehingga meninggalkan tanggung jawab terhadap keluarga suamimu.

7. Tiba waktu solat, kamu tidak mengejutnya bangun untuk solat dan tidak menyuruh melakukan ketaatan, tidak meminta suamimu bertaubat dari dosa dan tidak meminta suami meninggalkan maksiat.


Ya Allah, kurniakan kepada pemuda Islam dengan isteri yang solehah dan kurniakanlah kepada perempuan Islam dengan suami yang soleh, Aamiin...

14 Fakta Umar bin Khattab



UMAR bin Khattab adalah salah satu sahabat Rasulullah yang sudah dijamin masuk surga. Hal itu ditegaskan dalam banyak keterangan hadist shahih. Ada beberapa yang menjadi fakta soal Umar ini. Berikut di antaranya.

 1. Umar adalah penduduk Surga yang berjalan di muka bumi. Hal ini dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW. Beliau bersabda:
“Sewaktu tidur, aku bermimpi seolah-olah aku berada di Surga. Kemudian aku melihat seorang wanita berwudhu di samping sebuah istana, maka aku bertanya, ‘Milik siapa istana ini?’ Mereka menjawab, ‘Milik umar’. Maka aku teringat akan kecemburuan Umar sehingga aku menjauhi istana itu”. Umar menangis dan berkata, “Demi Allah mana mungkin aku akan cemburu kepadamu, wahai Rasulullah,” (HR. Bukhari).

2. Setan takut padanya. Ia adalah manusia yang begitu ditakuti setan. “Wahai Ibnul Khattab, demi dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidaklah setan bertemu dengannmu di suatu jalan melainkan ia akan mengambil jalan yang lain dari jalanmu,” (HR. Bukhari, no.3480).

3. Masuk Islam didoakan oleh Rasul. Suatu hari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala: “Ya Allah, muliakan Islam dengan salah satu dari dua orang yang engkau cintai yaitu Abu jahal bin Hisyam atau Umar bin Khattabb.” Maka yang lebih Allah cintai dari keduanya adalah Umar bin Khattab. (Lihat Shahih Sunan Ibnu Hibban 12/305)

4. Diberikan ilham, padahal bukan nabi. Umar juga termasuk seorang yang mendapatkan ilham, perkataannya sering bersesuaian dengan wahyu. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam berkata, “Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian dari Bani Israil ada yang diberikan ilham walaupun mereka bukan Nabi, jika salah seorang dari umatku mendapatkannya, maka Umar lah orangnya,”” (HR. Bukhari)

5. Beliau masuk Islam setelah adiknya yaitu Fatimah binti Khatab dan suaminya membaca al Qur’an Surah Toha ayat 1-8

6.. Beliau adalah Khalifah ke-2 setelah Abu Bakar Radhiallahu’anhu wafat selama 10 tahun yaitu pada 13-23 Hijriyah (634-644 Masehi)

7. Beliau membagi daerah kekuasaan seperti gubernur saat memerintah

8. Beliau membentuk dewan-dewan seperti dewan pembendaharaan negara dan dewan angkatan perang

9. Beliau membangun bangunan sebagai Baitul Mal yang dulu Baitul Mal berada di Masjid Nabawi

10. Jasa-jasa beliau di antaranya seperti menaklukkan Syiria, Palestina, Mesir, Irak dan Persia; memetapkan tahun Hijriyah sebagai Tahun Islam; sistem pos malam diadakan untuk mengetahui keadaan Kaum Muslimin; membangun dan memperbesar masjid-masjid seperti Masjid al Haram di Mekkah, Masjid Nabawi di Madinah, Masjid al Aqsa di Yerussalem dan Masjid Amru di Mesir

11. Saat beliau sedang memimpin shalat Subuh, beliau ditikam oleh Abu Lu’lu’ahh (seorang Majusi dari Persia) dan beliau wafat pada 23 Hijriyah (644 Masehi). Abu Lu’lu’ah kemudian dianggap pahlawan oleh Kaum Syiah karena ia menikam Umar bin Khatab Radhiallahu’anhu hingga wafat. Padahal Kaum Syiah mengaku sebagai orang Islam tapi anehnya mereka memuji Abu Lu’lu’ah yang telah membunuh Amirul Mukminin Umar bin Khatab Radhiallahu’anhu.

12.. Beliau dipanggil untuk pertama kali sebagai Amirul Mukminin (Pemimpin orang-orang beriman) dan disetujui oleh para Sahabat Rasulullah termasuk Ali Bin Abi Thalib Radhiallahu’anhu
13. Beliau dibenci dan dihujat oleh Kaum Syiah karena dianggap merebut tampuk pemerintahan dari tangan Ali Bin Abi Thalib Radhiallahu’anhu. Padahal Ali Bin Abi Thalib Radhiallahu’anhu menyetujui Umar bin Khatab Radhiallahu’anhu sebagai Khalifah

14. Umar sangat kaya. Ketika wafat, Umar bin Khattab meninggalkan ladang pertanian sebanyak 70.000 ladang, yang rata-rata harga ladangnya sebesar Rp 160 juta—perkiraan konversi ke dalam rupiah. Itu berarti, Umar meninggalkan warisan sebanyak Rp 11,2 Triliun. Setiap tahun, rata-rata ladang pertanian saat itu menghasilkan Rp 40 juta, berarti Umar mendapatkan penghasilan Rp 2,8 Triliun setiap tahun, atau 233 Miliar sebulan.

Sumber : IslamPos
              Redaksi ISBAD

Biografi KH Hasyim Asy'ari - Pendiri Nahdlatul Ulama (NU)

Biografi KH Hasyim Ashari
Biografi KH Mohammad Hasyim Asy'ari.  Biasa disebut KH Hasyim Ashari beliau dilahirkan pada tanggal 10 April 1875 atau menurut penanggalan arab pada tanggal 24 Dzulqaidah 1287H di Desa Gedang, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur dan beliau kemudian tutup usia pada tanggal 25 Juli 1947 yang kemudian dikebumikan di Tebu Ireng, Jombang, KH Hasyim Asy'ari merupakan pendiri Nahdlatul Ulama yaitu sebuah organisasi massa Islam yang terbesar di Indonesia. KH Hasyim Asyari merupakan putra dari pasangan Kyai Asyari dan Halimah, Ayahnya Kyai Ashari merupakan seorang pemimpin Pesantren Keras yang berada di sebelah selatan Jombang. KH Hasyim Ashari merupakan anak ketiga dari 11 bersaudara. Dari garis keturunan ibunya, KH Hasyim Ashari merupakan keturunan kedelapan dari Jaka Tingkir (Sultan Pajang). dari Ayah dan Ibunya KH Hasyim Ashari mendapat pendidikan dan nilai-nilai dasar Islam yang kokoh.

Biografi KH Hasyim Asy'ari
Sejak anak-anak, bakat kepemimpinan dan kecerdasan KH Hasyim Ashari memang sudah nampak. Di antara teman sepermainannya, ia kerap tampil sebagai pemimpin. Dalam usia 13 tahun, ia sudah membantu ayahnya mengajar santri-santri yang lebih besar ketimbang dirinya. Usia 15 tahun Hasyim meninggalkan kedua orang tuanya, berkelana memperdalam ilmu dari satu pesantren ke pesantren lain. Mula-mula ia menjadi santri di Pesantren Wonokoyo, Probolinggo. Kemudian pindah ke Pesantren Langitan, Tuban. Pindah lagi Pesantren Trenggilis, Semarang. Belum puas dengan berbagai ilmu yang dikecapnya, ia melanjutkan di Pesantren Kademangan, Bangkalan di bawah asuhan Kyai Cholil.

KH Hasyim Asyari belajar dasar-dasar agama dari ayah dan kakeknya, Kyai Utsman yang juga pemimpin Pesantren Nggedang di Jombang. Sejak usia 15 tahun, beliau berkelana menimba ilmu di berbagai pesantren, antara lain Pesantren Wonokoyo di Probolinggo, Pesantren Langitan di Tuban, Pesantren Trenggilis di Semarang, Pesantren Kademangan di Bangkalan dan Pesantren Siwalan di Sidoarjo. Tak lama di sini, Hasyim pindah lagi di Pesantren Siwalan, Sidoarjo. Di pesantren yang diasuh Kyai Ya’qub inilah, agaknya, Hasyim merasa benar-benar menemukan sumber Islam yang diinginkan.

Kyai Ya’qub dikenal sebagai ulama yang berpandangan luas dan alim dalam ilmu agama. Cukup lama –lima tahun– Hasyim menyerap ilmu di Pesantren Siwalan. Dan rupanya Kyai Ya’qub sendiri kesengsem berat kepada pemuda yang cerdas dan alim itu. Maka, Hasyim bukan saja mendapat ilmu, melainkan juga istri. Ia, yang baru berumur 21 tahun, dinikahkan dengan Chadidjah, salah satu puteri Kyai Ya’qub. Tidak lama setelah menikah, Hasyim bersama istrinya berangkat ke Mekkah guna menunaikan ibadah haji. Tujuh bulan di sana, Hasyim kembali ke tanah air, sesudah istri dan anaknya meninggal.

 Tahun 1893, ia berangkat lagi ke Tanah Suci. Sejak itulah ia menetap di Mekkah selama 7 tahun dan berguru pada Syaikh Ahmad Khatib Minangkabau, Syaikh Mahfudh At Tarmisi, Syaikh Ahmad Amin Al Aththar, Syaikh Ibrahim Arab, Syaikh Said Yamani, Syaikh Rahmaullah, Syaikh Sholeh Bafadlal, Sayyid Abbas Maliki, Sayyid Alwi bin Ahmad As Saqqaf, dan Sayyid Husein Al Habsyi..
Biografi KH Hasyim Ashari
Logo Nahdlatul Ulama
Tahun l899 pulang ke Tanah Air, Hasyim mengajar di pesanten milik kakeknya, Kyai Usman. Tak lama kemudian ia mendirikan Pesantren Tebuireng. Kyai Hasyim bukan saja Kyai ternama, melainkan juga seorang petani dan pedagang yang sukses. Tanahnya puluhan hektar. Dua hari dalam seminggu, biasanya Kyai Hasyim istirahat tidak mengajar. Saat itulah ia memeriksa sawah-sawahnya. Kadang juga pergi Surabaya berdagang kuda, besi dan menjual hasil pertaniannya. Dari bertani dan berdagang itulah, Kyai Hasyim menghidupi keluarga dan pesantrennya.

Tahun 1899, Kyai Hasyim membeli sebidang tanah dari seorang dalang di Dukuh Tebuireng. Letaknya kira-kira 200 meter sebelah Barat Pabrik Gula Cukir, pabrik yang telah berdiri sejak tahun 1870. Dukuh Tebuireng terletak di arah timur Desa Keras, kurang lebih 1 km. Di sana beliau membangun sebuah bangunan yang terbuat dari bambu (Jawa: tratak) sebagai tempat tinggal. Dari tratak kecil inilah embrio Pesantren Tebuireng dimulai. Kyai Hasyim mengajar dan salat berjamaah di tratak bagian depan, sedangkan tratak bagian belakang dijadikan tempat tinggal. Saat itu santrinya berjumlah 8 orang, dan tiga bulan kemudian meningkat menjadi 28 orang.

Setelah dua tahun membangun Tebuireng, Kyai Hasyim kembali harus kehilangan istri tercintanya, Nyai Khodijah. Saat itu perjuangan mereka sudah menampakkan hasil yang menggembirakan. Kyai Hasyim kemudian menikah kembali dengan Nyai Nafiqoh, putri Kyai Ilyas, pengasuh Pesantren Sewulan Madiun. Dari pernikahan ini Kyai Hasyim dikaruniai 10 anak, yaitu: (1) Hannah, (2) Khoiriyah, (3) Aisyah, (4) Azzah, (5) Abdul Wahid, (6) Abdul Hakim (Abdul Kholik), (7) Abdul Karim, (8) Ubaidillah, (9) Mashuroh, (10) Muhammad Yusuf.

Pada akhir dekade 1920an, Nyai Nafiqoh wafat sehingga Kyai Hasyim menikah kembali dengan Nyai Masruroh, putri Kyai Hasan, pengasuh Pondok Pesantren Kapurejo, Pagu, Kediri. Dari pernikahan ini, Kyai Hasyim dikarunia 4 orang putra-putri, yaitu: (1) Abdul Qodir, (2) Fatimah, (3) Khotijah, (4) Muhammad Ya’kub.

Pernah terjadi dialog yang mengesankan antara dua ulama besar, KH Muhammad Hasyim Asy’ari dengan KH Mohammad Cholil, gurunya. “Dulu saya memang mengajar Tuan. Tapi hari ini, saya nyatakan bahwa saya adalah murid Tuan,” kata Mbah Cholil, begitu Kyai dari Madura ini populer dipanggil. Kyai Hasyim menjawab, “Sungguh saya tidak menduga kalau Tuan Guru akan mengucapkan kata-kata yang demikian. Tidakkah Tuan Guru salah raba berguru pada saya, seorang murid Tuan sendiri, murid Tuan Guru dulu, dan juga sekarang. Bahkan, akan tetap menjadi murid Tuan Guru selama-lamanya.” Tanpa merasa tersanjung, Mbah Cholil tetap bersikeras dengan niatnya. “Keputusan dan kepastian hati kami sudah tetap, tiada dapat ditawar dan diubah lagi, bahwa kami akan turut belajar di sini, menampung ilmu-ilmu Tuan, dan berguru kepada Tuan,” katanya. Karena sudah hafal dengan watak gurunya, Kyai Hasyim tidak bisa berbuat lain selain menerimanya sebagai santri.

Lucunya, ketika turun dari masjid usai shalat berjamaah, keduanya cepat-cepat menuju tempat sandal, bahkan kadang saling mendahului, karena hendak memasangkan ke kaki gurunya. Sesungguhnya bisa saja terjadi seorang murid akhirnya lebih pintar ketimbang gurunya. Dan itu banyak terjadi. Namun yang ditunjukkan Kyai Hasyim juga Kyai Cholil; adalah kemuliaan akhlak.

Keduanya menunjukkan kerendahan hati dan saling menghormati, dua hal yang sekarang semakin sulit ditemukan pada para murid dan guru-guru kita. Mbah Cholil adalah Kyai yang sangat termasyhur pada jamannya. Hampir semua pendiri NU dan tokoh-tokoh penting NU generasi awal pernah berguru kepada pengasuh sekaligus pemimpin Pesantren Kademangan, Bangkalan, Madura, ini.

Sedangkan Kyai Hasyim sendiri tak kalah cemerlangnya. Bukan saja ia pendiri sekaligus pemimpin tertinggi NU, yang punya pengaruh sangat kuat kepada kalangan ulama, tapi juga lantaran ketinggian ilmunya. Terutama, terkenal mumpuni dalam ilmu Hadits. Setiap Ramadhan Kyai Hasyim punya ‘tradisi’ menggelar kajian hadits Bukhari dan Muslim selama sebulan suntuk. Kajian itu mampu menyedot perhatian ummat Islam. Maka tak heran bila pesertanya datang dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk mantan gurunya sendiri, Kyai Cholil. Ribuan santri menimba ilmu kepada Kyai Hasyim. Setelah lulus dari Tebuireng, tak sedikit di antara santri Kyai Hasyim kemudian tampil sebagai tokoh dan ulama kondang dan berpengaruh luas.

KH Abdul Wahab Chasbullah, KH Bisri Syansuri, KH. R. As’ad Syamsul Arifin, Wahid Hasyim (anaknya) dan KH Achmad Siddiq adalah beberapa ulama terkenal yang pernah menjadi santri Kyai Hasyim. Tak pelak lagi pada abad 20 Tebuireng merupakan pesantren paling besar dan paling penting di Jawa. Zamakhsyari Dhofier, penulis buku ‘Tradisi Pesantren’, mencatat bahwa pesantren Tebuireng adalah sumber ulama dan pemimpin lembaga-lembaga pesantren di seluruh Jawa dan Madura. Tak heran bila para pengikutnya kemudian memberi gelar Hadratus-Syaikh (Tuan Guru Besar) kepada Kyai Hasyim.

Karena pengaruhnya yang demikian kuat itu, keberadaan Kyai Hasyim menjadi perhatian serius penjajah. Baik Belanda maupun Jepang berusaha untuk merangkulnya. Di antaranya ia pernah dianugerahi bintang jasa pada tahun 1937, tapi ditolaknya. Justru Kyai Hasyim sempat membuat Belanda kelimpungan. Pertama, ia memfatwakan bahwa perang melawan Belanda adalah jihad (perang suci). Belanda kemudian sangat kerepotan, karena perlawanan gigih melawan penjajah muncul di mana-mana.

Kedua, Kyai Hasyim juga pernah mengharamkan naik haji memakai kapal Belanda. Fatwa tersebut ditulis dalam bahasa Arab dan disiarkan oleh Kementerian Agama secara luas. Keruan saja, Van der Plas (penguasa Belanda) menjadi bingung. Karena banyak ummat Islam yang telah mendaftarkan diri kemudian mengurungkan niatnya.

Namun sempat juga Kyai Hasyim mencicipi penjara 3 bulan pada l942. Tidak jelas alasan Jepang menangkap Kyai Hasyim. Mungkin, karena sikapnya tidak kooperatif dengan penjajah. Uniknya, saking khidmatnya kepada gurunya, ada beberapa santri minta ikut dipenjarakan bersama Kyainya itu. Masa awal perjuangan Kyai Hasyim di Tebuireng bersamaan dengan semakin represifnya perlakuan penjajah Belanda terhadap rakyat Indonesia.

Pasukan Kompeni ini tidak segan-segan membunuh penduduk yang dianggap menentang undang-undang penjajah. Pesantren Tebuireng pun tak luput dari sasaran represif Belanda. Pada tahun 1913 M., intel Belanda mengirim seorang pencuri untuk membuat keonaran di Tebuireng. Namun dia tertangkap dan dihajar beramai-ramai oleh santri hingga tewas.

Peristiwa ini dimanfaatkan oleh Belanda untuk menangkap Kyai Hasyim dengan tuduhan pembunuhan. Dalam pemeriksaan, Kyai Hasyim yang sangat piawai dengan hukum-hukum Belanda, mampu menepis semua tuduhan tersebut dengan taktis. Akhirnya beliau dilepaskan dari jeratan hukum. Belum puas dengan cara adu domba, Belanda kemudian mengirimkan beberapa kompi pasukan untuk memporak-porandakan pesantren yang baru berdiri 10-an tahun itu.

Akibatnya, hampir seluruh bangunan pesantren porak-poranda, dan kitab-kitab dihancurkan serta dibakar. Perlakuan represif Belanda ini terus berlangsung hingga masa-masa revolusi fisik Tahun 1940an. Pada bulan Maret 1942, Pemerintah Hindia Belanda menyerah kepada Jepang di Kalijati, dekat Bandung, sehingga secara de facto dan de jure, kekuasaan Indonesia berpindah tangan ke tentara Jepang.

Pendudukan Dai Nippon menandai datangnya masa baru bagi kalangan Islam. Berbeda dengan Belanda yang represif kepada Islam, Jepang menggabungkan antara kebijakan represi dan kooptasi, sebagai upaya untuk memperoleh dukungan para pemimpin Muslim. Salah satu perlakuan represif Jepang adalah penahanan terhadap Hadratus Syaikh beserta sejumlah putera dan kerabatnya. Ini dilakukan karena Kyai Hasyim menolak melakukan seikerei. Yaitu kewajiban berbaris dan membungkukkan badan ke arah Tokyo setiap pukul 07.00 pagi, sebagai simbol penghormatan kepada Kaisar Hirohito dan ketaatan kepada Dewa Matahari (Amaterasu Omikami).

Aktivitas ini juga wajib dilakukan oleh seluruh warga di wilayah pendudukan Jepang, setiap kali berpapasan atau melintas di depan tentara Jepang. Kyai Hasyim menolak aturan tersebut. Sebab hanya Allah lah yang wajib disembah, bukan manusia. Akibatnya, Kyai Hasyim ditangkap dan ditahan secara berpindah–pindah, mulai dari penjara Jombang, kemudian Mojokerto, dan akhirnya ke penjara Bubutan, Surabaya.

Karena kesetiaan dan keyakinan bahwa Hadratus Syaikh berada di pihak yang benar, sejumlah santri Tebuireng minta ikut ditahan. Selama dalam tahanan, Kyai Hasyim mengalami banyak penyiksaan fisik sehingga salah satu jari tangannya menjadi patah tak dapat digerakkan. Setelah penahanan Hadratus Syaikh, segenap kegiatan belajar-mengajar di Pesantren Tebuireng vakum total. Penahanan itu juga mengakibatkan keluarga Hadratus Syaikh tercerai berai. Isteri Kyai Hasyim, Nyai Masruroh, harus mengungsi ke Pesantren Denanyar, barat Kota Jombang.

Tanggal 18 Agustus 1942, setelah 4 bulan dipenjara, Kyai Hasyim dibebaskan oleh Jepang karena banyaknya protes dari para Kyai dan santri. Selain itu, pembebasan Kyai Hasyim juga berkat usaha dari Kyai Wahid Hasyim dan Kyai Wahab Hasbullah dalam menghubungi pembesar-pembesar Jepang, terutama Saikoo Sikikan di Jakarta.

Tanggal 22 Oktober 1945, ketika tentara NICA (Netherland Indian Civil Administration) yang dibentuk oleh pemerintah Belanda membonceng pasukan Sekutu yang dipimpin Inggris, berusaha melakukan agresi ke tanah Jawa (Surabaya) dengan alasan mengurus tawanan Jepang, Kyai Hasyim bersama para ulama menyerukan Resolusi Jihad melawan pasukan gabungan NICA dan Inggris tersebut.

Resolusi Jihad ditandatangani di kantor NU Bubutan, Surabaya. Akibatnya, meletuslah perang rakyat semesta dalam pertempuran 10 November 1945 yang bersejarah itu. Umat Islam yang mendengar Resolusi Jihad itu keluar dari kampung-kampung dengan membawa senjata apa adanya untuk melawan pasukan gabungan NICA dan Inggris. Peristiwa 10 Nopember kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional. Pada tanggal 7 Nopember 1945—tiga hari sebelum meletusnya perang 10 Nopember 1945 di Surabaya—umat Islam membentuk partai politik bernama Majelis Syuro Muslim Indonesia (Masyumi).

Pembentukan Masyumi merupakan salah satu langkah konsolidasi umat Islam dari berbagai faham. Kyai Hasyim diangkat sebagai Ro’is ‘Am (Ketua Umum) pertama periode tahun 1945-1947. Selama masa perjuangan mengusir penjajah, Kyai Hasyim dikenal sebagai penganjur, penasehat, sekaligus jenderal dalam gerakan laskar-laskar perjuangan seperti GPII, Hizbullah, Sabilillah, dan gerakan Mujahidin. Bahkan Jenderal Soedirman dan Bung Tomo senantiasa meminta petunjuk kepada Kyai Hasyim.

Kemampuannya dalam ilmu hadits, diwarisi dari gurunya, Syaikh Mahfudh At Tarmisi di Mekkah. Selama 7 tahun Hasyim berguru kepada Syaikh ternama asal Pacitan, Jawa Timur itu. Disamping Syaikh Mahfudh, Hasyim juga menimba ilmu kepada Syaikh Ahmad Khatib Al Minangkabau. Kepada dua guru besar itu pulalah Kyai Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, berguru. Jadi, antara KH Hasyim Asy’ari dan KH Ahmad Dahlan sebenarnya tunggal guru. Yang perlu ditekankan, saat Hasyim belajar di Mekkah, Muhammad Abduh sedang giat-giatnya melancarkan gerakan pembaharuan pemikiran Islam.

Dan sebagaimana diketahui, buah pikiran Abduh itu sangat mempengaruhi proses perjalanan ummat Islam selanjutnya. Sebagaimana telah dikupas Deliar Noer, ide-ide reformasi Islam yang dianjurkan oleh Abduh yang dilancarkan dari Mesir, telah menarik perhatian santri-santri Indonesia yang sedang belajar di Mekkah. Termasuk Hasyim tentu saja. Ide reformasi Abduh itu ialah pertama mengajak ummat Islam untuk memurnikan kembali Islam dari pengaruh dan praktek keagamaan yang sebenarnya bukan berasal dari Islam.

Kedua, reformasi pendidikan Islam di tingkat universitas; dan ketiga, mengkaji dan merumuskan kembali doktrin Islam untuk disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan kehidupan modern; dan keempat, mempertahankan Islam. Usaha Abduh merumuskan doktrin-doktrin Islam untuk memenuhi kebutuhan kehidupan modern pertama dimaksudkan agar supaya Islam dapat memainkan kembali tanggung jawab yang lebih besar dalam lapangan sosial, politik dan pendidikan. Dengan alasan inilah Abduh melancarkan ide agar ummat Islam melepaskan diri dari keterikatan mereka kepada pola pikiran para mazhab dan agar ummat Islam meninggalkan segala bentuk praktek tarekat.

Syaikh Ahmad Khatib mendukung beberapa pemikiran Abduh, walaupun ia berbeda dalam beberapa hal. Beberapa santri Syaikh Khatib ketika kembali ke Indonesia ada yang mengembangkan ide-ide Abduh itu. Di antaranya adalah KH Ahmad Dahlan yang kemudian mendirikan Muhammadiyah. Tidak demikian dengan Hasyim. Ia sebenarnya juga menerima ide-ide Abduh untuk menyemangatkan kembali Islam, tetapi ia menolak pikiran Abduh agar ummat Islam melepaskan diri dari keterikatan mazhab.

Ia berkeyakinan bahwa adalah tidak mungkin untuk memahami maksud yang sebenarnya dari ajaran-ajaran Al Qur’an dan Hadist tanpa mempelajari pendapat-pendapat para ulama besar yang tergabung dalam sistem mazhab. Untuk menafsirkan Al Qur’an dan Hadist tanpa mempelajari dan meneliti buku-buku para ulama mazhab hanya akan menghasilkan pemutarbalikan saja dari ajaran-ajaran Islam yang sebenarnya, demikian tulis Dhofier. Dalam hal tarekat, Hasyim tidak menganggap bahwa semua bentuk praktek keagamaan waktu itu salah dan bertentangan dengan ajaran Islam.

Hanya, ia berpesan agar ummat Islam berhati-hati bila memasuki kehidupan tarekat. Dalam perkembangannya, benturan pendapat antara golongan bermazhab yang diwakili kalangan pesantren (sering disebut kelompok tradisional), dengan yang tidak bermazhab (diwakili Muhammadiyah dan Persis, sering disebut kelompok modernis) itu memang kerap tidak terelakkan.

Puncaknya adalah saat Konggres Al Islam IV yang diselenggarakan di Bandung. Konggres itu diadakan dalam rangka mencari masukan dari berbagai kelompok ummat Islam, untuk dibawa ke Konggres Ummat Islam di Mekkah. Karena aspirasi golongan tradisional tidak tertampung (di antaranya: tradisi bermazhab agar tetap diberi kebebasan, terpeliharanya tempat-tempat penting, mulai makam Rasulullah sampai para sahabat) kelompok ini kemudian membentuk Komite Hijaz.

Komite yang dipelopori KH Abdullah Wahab Chasbullah ini bertugas menyampaikan aspirasi kelompok tradisional kepada penguasa Arab Saudi. Atas restu Kyai Hasyim, Komite inilah yang pada 31 Februari l926 menjelma jadi Nahdlatul Ulama (NU) yang artinya kebangkitan ulama. Setelah NU berdiri posisi kelompok tradisional kian kuat. Terbukti, pada 1937 ketika beberapa ormas Islam membentuk badan federasi partai dan perhimpunan Islam Indonesia yang terkenal dengan sebuta MIAI (Majelis Islam A’la Indonesia) Kyai Hasyim diminta jadi ketuanya.

Ia juga pernah memimpin Masyumi, partai politik Islam terbesar yang pernah ada di Indonesia. Penjajahan panjang yang mengungkung bangsa Indonesia, menggugah kesadaran kaum terpelajar untuk memperjuangkan martabat bangsa, melalui jalan pendidikan dan organisasi. Pada tahun 1908 muncul sebuah gerakan yang kini disebut Gerakan Kebangkitan Nasional.

Semangat Kebangkitan Nasional terus menyebar ke mana-mana, sehingga muncullah berbagai organisai pendidikan, sosial, dan keagamaan, diantaranya Nahdlatul Wathan (Kebangkitan Tanah Air) tahun 1916, dan Taswirul Afkar tahun 1918 (dikenal juga dengan Nahdlatul Fikri atau Kebangkitan Pemikiran). Dari situ kemudian didirikan Nahdlatut Tujjar (Pergerakan Kaum Saudagar). Serikat itu dijadikan basis untuk memperbaiki perekonomian rakyat. Dengan adanya Nahdlatul Tujjar, maka Taswirul Afkar tampil sebagi kelompok studi serta lembaga pendidikan yang berkembang sangat pesat dan memiliki cabang di beberapa kota.

Tokoh utama dibalik pendirian tafwirul afkar adalah, KH Abdul Wahab Hasbullah (tokoh muda pengasuh PP. Bahrul Ulum Tambakberas), yang juga murid hadratus Syaikh. Kelompok ini lahir sebagai bentuk kepedulian para ulama terhadap tantangan zaman di kala itu, baik dalam masalah keagamaan, pendidikan, sosial, dan politik. Pada masa itu, Raja Saudi Arabia, Ibnu Saud, berencana menjadikan madzhab Salafi-Wahabi sebagai madzhab resmi Negara. Dia juga berencana menghancurkan semua peninggalan sejarah Islam yang selama ini banyak diziarahi kaum Muslimin, karena dianggap bid’ah.

Di Indonesia, rencana tersebut mendapat sambutan hangat kalangan modernis seperti Muhammadiyah di bawah pimpinan Ahmad Dahlan, maupun PSII di bahwah pimpinan H.O.S. Tjokroaminoto. Sebaliknya, kalangan pesantren yang menghormati keberagaman, menolak dengan alasan itu adalah pembatasan madzhab dan penghancuran warisan peradaban itu. Akibatnya, kalangan pesantren dikeluarkan dari keanggotaan Kongres Al Islam serta tidak dilibatkan sebagai delegasi dalam Mu’tamar ‘Alam Islami (Kongres Islam Internasional) di Mekah, yang akan mengesahkan keputusan tersebut.

Didorong oleh semangat untuk menciptakan kebebasan bermadzhab serta rasa kepedulian terhadap pelestarian warisan peradaban, maka Kyai Hasyim bersama para pengasuh pesantren lainnya, membuat delegasi yang dinamai Komite Hijaz. Komite yang diketuai KH. Wahab Hasbullah ini datang ke Saudi Arabia dan meminta Raja Ibnu Saud untuk mengurungkan niatnya.

Pada saat yang hampir bersamaan, datang pula tantangan dari berbagai penjuru dunia atas rencana Ibnu Saud, sehingga rencana tersebut digagalkan. Hasilnya, hingga saat ini umat Islam bebas melaksanakan ibadah di Mekah sesuai dengan madzhab masing-masing. Itulah peran internasional kalangan pesantren pertama, yang berhasil memperjuangkan kebebasan bermadzhab dan berhasil menyelamatkan peninggalan sejarah serta peradaban yang sangat berharga.

Pendirian Nahdlatul Ulama (NU)
Biografi KH Hasyim Ashari

Tahun 1924, kelompok diskusi Taswirul Afkar ingin mengembangkan sayapnya dengan mendirikan sebuah organisasi yang ruang lingkupnya lebih besar. Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari yang dimintai persetujuannya, meminta waktu untuk mengerjakan salat istikharah, menohon petunjuk dari Allah. Dinanti-nanti sekian lama, petunjuk itu belum datang juga. Kyai Hasyim sangat gelisah. Dalam hati kecilnya ingin berjumpa dengan gurunya, KH Kholil bin Abdul Latif, Bangkalan. 

Sementara nun jauh di Bangkalan sana, Kyai Khalil telah mengetahui apa yang dialami Kyai Hasyim. Kyai Kholil lalu mengutus salah satu orang santrinya yang bernama As’ad Syamsul Arifin (kelak menjadi pengasuh PP Salafiyah Syafiiyah Situbondo), untuk menyampaikan sebuah tasbih kepada Kyai Hasyim di Tebuireng. Pemuda As’ad juga dipesani agar setiba di Tebuireng membacakan surat Thaha ayat 23 kepada Kyai Hasyim.

Ketika Kyai Hasyim menerima kedatangan As’ad, dan mendengar ayat tersebut, hatinya langsung bergentar. ”Keinginanku untuk membentuk jamiyah agaknya akan tercapai,” ujarnya lirih sambil meneteskan airmata. Waktu terus berjalan, akan tetapi pendirian organisasi itu belum juga terealisasi. Agaknya Kyai Hasyim masih menunggu kemantapan hati. Satu tahun kemudian (1925), pemuda As’ad kembali datang menemui Hadratus Syaikh. ”Kyai, saya diutus oleh Kyai Kholil untuk menyampaikan tasbih ini,” ujar pemuda Asad sambil menunjukkan tasbih yang dikalungkan Kyai Kholil di lehernya.

Tangan As’ad belum pernah menyentuh tasbih sersebut, meskipun perjalanan antara Bangkalan menuju Tebuireng sangatlah jauh dan banyak rintangan. Bahkan ia rela tidak mandi selama dalam perjalanan, sebab khawatir tangannya menyentuh tasbih. Ia memiliki prinsip, ”kalung ini yang menaruh adalah Kyai, maka yang boleh melepasnya juga harus Kyai”.

Inilah salah satu sikap ketaatan santri kepada sang guru. ”Kyai Kholil juga meminta untuk mengamalkan wirid Ya Jabbar, Ya Qahhar setiap waktu,” tambah As’ad. Kehadiran As’ad yang kedua ini membuat hati Kyai Hasyim semakin mantap. Hadratus Syaikh menangkap isyarat bahwa gurunya tidak keberatan jika ia bersama kawan-kawannya mendirikan organisai/jam’iyah. Inilah jawaban yang dinanti-nantinya melalui salat istikharah.

Sayangnya, sebelum keinginan itu terwujud, Kyai Kholil sudah meninggal dunia terlebih dahulu. Pada tanggal 16 Rajab 1344 H/31 Januari 1926M, organisasi tersebut secara resmi didirikan, dengan nama Nahdhatul Ulama’, yang artinya kebangkitan ulama. Kyai Hasyim dipercaya sebagai Rais Akbar pertama. Kelak, jam’iyah ini menjadi organisasi dengan anggota terbesar di Indonesia, bahkan di Asia.

Sebagaimana diketahui, saat itu (bahkan hingga kini) dalam dunia Islam terdapat pertentangan faham, antara faham pembaharuan yang dilancarkan Muhammad Abduh dari Mesir dengan faham bermadzhab yang menerima praktek tarekat. Ide reformasi Muhammad Abduh antara lain bertujuan memurnikan kembali ajaran Islam dari pengaruh dan praktek keagamaan yang bukan berasal dari Islam, mereformasi pendidikan Islam di tingkat universitas, dan mengkaji serta merumuskan kembali doktrin Islam untuk disesuaikan dengan kebutuhan kehidupan modern.

Dengan ini Abduh melancarakan ide agar umat Islam terlepas dari pola pemikiran madzhab dan meninggalkan segala bentuk praktek tarekat. Semangat Abduh juga mempengaruhi masyarakat Indonesia, kebanyakan di kawasan Sumatera yang dibawa oleh para mahasiswa yang belajar di Mekkah.

Sedangkan di Jawa dipelopori oleh KH. Ahmad Dahlan melalui organisasi Muhammadiyah (berdiri tahun 1912). Kyai Hasyim pada prinsipnya menerima ide Muhammad Abduh untuk membangkitkan kembali ajaran Islam, akan tetapi menolak melepaskan diri dari keterikatan madzhab. Sebab dalam pandangannya, umat Islam sangat sulit memahami maksud Al Quran atau Hadits tanpa mempelajari kitab-kitab para ulama madzhab.

Pemikiran yang tegas dari Kyai Hasyim ini memperoleh dukungan para Kyai di seluruh tanah Jawa dan Madura. Kyai Hasyim yang saat itu menjadi ”kiblat” para Kyai, berhasil menyatukan mereka melalui pendirian Nahdlatul Ulama’ ini. Pada saat pendirian organisasi pergerakan kebangsaan membentuk Majelis Islam ‘Ala Indonesia (MIAI), Kyai Hasyim dengan putranya Kyai Wahid Hasyim, diangkat sebagai pimpinannya (periode tahun 1937-1942).

Sumber : Biografiku.com
               Redaksi ISBAD

Sabtu, 19 Maret 2016

Ternyata, Rasulullah Perintahkan Lakukan Earth Hour Sejak Dulu


earth-hour

Setiap Sabtu akhir maret, warga dunia melakukan Earth Hour atau pemadaman listrik selama satu jam. Hal ini dilakukan untuk menjaga iklim bumi. Lho, apa hubungannya memadamkan listrik dengan menjaga iklim? Dilansir dari situs earth hour, perubahan iklim adalah ancaman kehidupan di Bumi akibat pemanasan global.



Salah satu cara menunda pemanasan global dan krisis lingkungan lain yaitu dengan mengajak setiap individu untuk mengubah gaya hidup. Gaya hidup di sini adalah berhemat energi. Hemat energi = mudah dan murah

Lalu bagaimana Islam memandang earth hour ini?
Dari Jabir Ra, Rasulullah bersabda: “matikanlah lampu- lampu saat kalian tidur di malam hari, tutuplah pintu, rapatkanlah tempat air, tutupilah makanan dan minuman. Meskipun hanya dengan membentangkan sebatang kayu saja.” (HR. Imam Bukhari )

World Wide Fund for Nature (WWF) dan Leo Burnett pertama kali menyelenggarakan earth hour pada tahun 2007. Padahal, sudah sejak lama Rasulullah menyuruh kita untuk melakukan earth hour. Hal itu bisa kita lihat dalam hadits di atas.

Rasul memerintahkan kita untuk mematikan lampu saat kita tidur. Bukan hanya satu jam. Sudah tentu apa yang diperintahkan Rasulullah pasti bermanfaat untuk kita.
Nah, jadi kita sebagai muslim seharusnya melakukan earth hour ini setiap hari. Dan bukan hanya dilakukan satu jam saja. Wallahualam Bisshawab.

Inilah Nomor-nomor yang Diciptakan oleh Al-Khawarizmi

 431288_521321237899615_136646251_n
Apakah Anda mengetahui bahwa yang di bawah ini adalah nomor-nomor Arab (nomor Islam) yang paling banyak digunakan dalam menghitung di seluruh dunia dan paling mudah digunakan?
Inilah nomor-nomor yang diciptakan oleh Ilmuwan Besar Islam Al Khawarizmi yang menggunakan sistem sesuai banyaknya sudut.

Adapun nomor-nomor yang digunakan oleh orang arab sendiri sekarang, dan yang di dalam Al-Qur’an adalah nomor India (Hindy Number) bukan nomor Arab (Islam).
Nomor-nomor ini terbukti ketika kita membuka program Komputer Microsoft Word, kemudian membuka “Option” lalu ke “Advanced” – “Numeral” dan pilih di sana ada Arabic Number dan Hindy Number.

Nama Asli dari al-Khawarizmi ialah Muhammad Ibn Musa al-khawarizmi. Selain itu beliau dikenali sebagai Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Yusoff. Al-Khawarizmi dikenal di Barat sebagai al-Khawarizmi, al-Cowarizmi, al-Ahawizmi, al-Karismi, al-Goritmi, al-Gorismi dan beberapa cara ejaan lagi. Beliau dilahirkan di Bukhara.Tahun 780-850M adalah zaman kegemilangan al-Khawarizmi. al-Khawarizmi telah wafat antara tahun 220 dan 230M.

Ada yang mengatakan al-Khawarizmi hidup sekitar awal pertengahan abad ke-9M. Sumber lain menegaskan beliau hidup di Khawarism, Usbekistan pada tahun 194H/780M dan meninggal tahun 266H/850M di Baghdad.

Dalam pendidikan telah dibuktikan bahawa al-Khawarizmi adalah seorang tokoh Islam yang berpengetahuan luas.

Pengetahuan dan keahliannya bukan hanya dalam bidang syariat tapi di dalam bidang falsafah, logika, aritmatika, geometri, musik, ilmu hitung, sejarah Islam dan kimia.

Al-Khawarizmi sebagai guru aljabar di Eropa. 

Beliau juga menciptakan pemakaian Secans dan Tangen dalam penyelidikan trigonometri dan astronomi.

Dalam usia muda beliau bekerja di bawah pemerintahan Khalifah al-Ma’mun, bekerja di Bayt al-Hikmah di Baghdad. Beliau bekerja dalam sebuah observatory yaitu tempat belajar matematika dan astronomi. Al-Khawarizmi juga dipercaya untuk memimpin perpustakaan khalifah.

Beliau pernah memperkenalkan angka-angka India dan cara-cara perhitungan India pada dunia Islam. Beliau juga merupakan seorang penulis Ensiklopedia dalam berbagai disiplin. Al-Khawarizmi adalah seorang tokoh yang pertama kali memperkenalkan aljabar dan hisab.

Banyak lagi ilmu pengetahuan yang beliau pelajari dalam bidang matematika dan menghasilkan konsep-konsep matematika yang begitu populer yang masih digunakan sampai sekarang.

berbagai sumber
RedaksiISBAD