Setelah kaum
muslimin Makkah hijrah ke Yastrib atas perintah Nabi, maka kaum muslimin yang
masih berada di Makkah amat sedikit sekali jumlahnya. Dua orang sahabat utama
Nabi, yaitu Abu Bakar Siddiq dan Ali bin Abi Thalib masih tetap berada di
Makkah bersama Nabi. Nabi Muhammad SAW belum melakukan hijrah sebelum ada
perintah dari Allah SWT.
Jabal Tsur, gunung setinggi 458 m yang berada di sebelah kanan kota Makkah. Gua Tsur terletak di puncak gunung Tsur |
Kaum kafir
Quraisy mengetahui bahwa orang – orang Islam banyak yang telah hijrah ke
Madinah. Oleh karena itu, mereka harus bertindak cepat terhadap Nabi Muhammad
selagi beliau belum berangkat pindah ke Madinah.
Maka
bersidanglah para pemuka Quraisy di suatu tempat yang bernama Darun Nadwah
untuk merencanakan tindakan yang akan diambil terhadap Nabi Muhammad SAW.
Akhirnya mereka memutuskan bahwa Nabi Muhammad harus dibunuh.
Rencana
jahat kaum kafir Quraisy itu telah dketahui pula oleh Nabi Muhammad. Beliau
diperintahkan oleh Allah SWT untuk pindah ke negeri Yastrib (Madinah). Nabi
memberitahukan kepada sahabatnya Abu Bakar. Kepada Nabi, Abu Bakar meminta agar
diizinkan menemani beliau dalam perjalanan. Nabi menyetujui, lalu Abu Bakar
menyediakan persediaan untuk perjalanan tersebut.
Pada waktu
Nabi bersiap – siap untuk berangkat meninggalkan rumah, beliau berpesan kepada
Ali bin Abi Thalib supaya Ali tidur di tempat tidurnya. Beliau juga berpesan
kepada Ali untuk mengembalikan barang titipan kepada para pemiliknya. Semua
tugas ini dikerjakan dengan baik oleh Ali, meskipun jiwanya terancam oleh kafir
Quraisy.
Sewaktu para
pemuda Quraisy mengepung rumah Nabi, tanpa diketahui mereka, Nabi keluar rumah
menuju ke rumah Abu Bakar. Setelah sampai di rumah Abu Bakar, Nabi mengajak Abu
Bakar menuju ke Gua Tsur untuk mencari tempat persembunyian yang aman sebelum
mereka ke Madinah.
Pada waktu
menjelang subuh, para pemuda Quraisy yang mengepung rumah Nabi telah siap untuk
melakukan rencananya. Mereka mengetahui kebiasaan Nabi, yaitu bangun untuk
melaksanakan shalat subuh. Waktu itulah yang mereka gunakan untuk menangkap dan
membunuh Nabi Muhammad SAW.
Tetapi tatkala mereka mengintip dari celah – celah
bilik tempat tidur Nabi, mereka melihat Nabi masih tertidur nyenyak. mereka
gelisah karena takut kesiangan, sehingga penduduk Makkah tahu sebelum rencana
dapat dilaksanakan dengan baik. Oleh karena itu, dengan perasaan gusar mereka
menggedor pintu kamar rumah Nabi berkali – kali sehingga Ali terbangun dan
membuka pintu.
Betapa
terkejutnya mereka setelah mengetahui yang keluar adalah Ali bin Abi Thalib,
bukan Nabi Muhammad SAW. Untuk itulah mereka memaksa Ali agar mau menunjukkan
kemana Nabi Muhammad pergi. Tetapi Ali tidak mau memberitahukannya. Setelah
tidak berhasil membujuk Ali, para pemuka Quraisy akhirnya pergi mencari Nabi ke
segenap penjuru Makkah.
Dengan
dibantu oleh para ahli penyelidik, mereka mengikuti jejak kaki Nabi dan Abu
Bakar, tetapi setelah dekat Gua Tsur jejak itu hilang. Tidak jauh dari Gua Tsur
mereka bertemu dengan seorang pengembala, lalu ditanya dan dijawabnya “Mungkin
saja ada dalam gua itu, tetapi saya tidak melihat ada orang menuju kesana”.
Gua Tsur, tempat persembunyian Nabi Muhammad dan Abu
Bakar meloloskan diri dari pengejaran kaum kafir Quraisy
Ketika
mendengar jawaban pengembala itu, Abu Bakar bergetar, merasa takut akan
tertangkap. Melihat kecemasan Abu Bakar, dengan tenang Nabi Muhammad menghibur
sahabatnya itu dengan mengatakan “Jangan takut dan sedih hati, sesungguhnya
Allah bersama kita”.
Setelah diketahui bahwa pintu Gua itu ada burung sedang mengerami telurnya dan sarang laba – laba, maka akhirnya para pemuda Quraisy pun meninggalkan tempat itu dengan tangan hampa.
Nabi
Muhammad dan Abu Bakar berada dalam gua itu selama tiga hari tiga malam. Selama
disana mereka dibantu putra putri Abu Bakar serta pembantunya. Asma binti Abu
Bakar, pengantar makanan, Abdullah bin Abu Bakar , bertugas menyelidiki keadaan
kafir Quraisy dan hasilnya disampaikan kepada Nabi dan Abu Bakar. Sedangkan
pembantu Abu Bakar, Amir bin Fuhairah bertugas memberitahukan sesuatu yang
diperlukan Nabi dan mengantar susu hasil perasannya kepada Nabi dan Abu Bakar.
Setelah dari
Gua Tsur, Nabi Muhammad dan Abu Bakar melanjutkan perjalanan mereka. Ketika
berada di tengah perjalanan menuju Madinah, mereka berdua dikejar oleh Suraqah,
seorang pembunuh bayaran yang mendapat imbalan 100 ekor unta. Namun usahanya
itu tidak berhasil, karena berkali – kali ia terjatuh dari kudanya saat akan
membunuh Nabi, bahkan kaki kudanya terpendam ke dalam pasir. Setelah tidak
berdaya membunuh Nabi, ia meminta maaf kepada Nabi, Lalu Nabi pun
memaafkannya. Nabi berpesan kepadanya agar merahasiakan kepergiannya ke
Madinah. Permintaan itu pun disanggupi Suraqah. Sehingga dengan selamat Nabi
melakukan perjalanan ke Madinah.
Akhirnya
pada tanggal 12 Rabiul Awwal tahun ke 13 kenabian, Nabi Muhammad dan Abu Bakar
sampai di Quba, lebih kurang 10 km di luar kota Madinah. Nabi singgah di Quba
selama 4 hari, dan selama itu Nabi Muhammad tinggal dirumah Kultsum bin Hamdan,
dari keturunan keluarga Bani Amr bin Auf dari golongan Aus, sedangkan Abu Bakar
tinggal dirumah Habib bin Asaf dari golongan Khazraj.
Tak lama
setelah itu, datanglah rombongan keluarga Nabi Muhammad dan Abu Bakar yang
dipimpin oleh Ali bin Abi Thalib, di antara mereka adalah Fatimah, Ummu
Kultsum, Saudah, Ummu Aiman dan anaknya Usamah, Ummu Ruman (isteri Abu Bakar)
serta anak – anaknya seperti Aisyah, Asma’ dan Abdullah, dan umat islam
lainnya.
Selama di Quba,
Nabi Muhammad mendirikan Masjid di atas tanah milik Kultsum bin Hamdan. Nabi
sendiri yang meletakkan batu pertama, kemudian Abu Bakar, Umar dan Usman. Dan
yang pertama kali menemboknya adalah Ammar bin Yasir, selanjutnya pekerjaan itu
dilakukan oleh kaum Muhajirin dan Anshar. Masjid ini dikenal dengan Masjid
Quba, dalam Al-Qur’an disebut juga Masjid Taqwa. Masjid inilah yang pertama
kali dibangun oleh Nabi Muhammad SAW.
Setelah ada
berita bahwa Nabi Muhammad dalam perjalanan menuju kota Madinah, maka kaum
muslimin Madinah sudah menunggu kedatangan beliau dengan penuh kerinduan dan
penghormatan.
Pada hari
jumat tanggal 16 Rabiul Awwal tahun ke 1 Hijriah, bertepatan dengan tanggal 2
Juli 622 Masehi, Nabi beserta rombongan Muhajirin lainnya disambut meriah oleh
penduduk Madinah. Mereka melagukan sebuah syair yang terkenal, sebagai berikut
:
“ Telah
timbullah bulan purnama, dari Tsaniyyatil Wad’i. Kami bersyukur, selama ada
orang menyeru kepada Tuhan. Wahai orang yang diutus kepada kami, engkau telah
membawa sesuatu yang harus kami ta’ati. “
Pada hari jum’at itu juga Nabi Muhammad SAW untuk pertama kali mengadakan shalat Jum’at yang diikuti oleh kaum Muhajirin dan Anshar.
Setelah
menetap di Madinah, barulah Nabi Muhammad SAW mulai mengatur semua rencana
untuk kebaikan dan kepentingan penduduk Madinah serta kepentingan umat Islam.
Peristiwa
hijrah Nabi ke Madinah akhirnya dijadikan sebagai Awal Perhitungan Tahun
Hijriah.
" SELAMAT TAHUN BARU HIJRIAH 1 MUHARRAM 1440H "
Redaksi ISBAD
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar