Menggugurkan kandungan
atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah “abortus”. Berarti
pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma) sebelum janin
dapat hidup di luar kandungan. Ini adalah suatu proses pengakhiran hidup dari
janin sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh. Dalam dunia kedokteran dikenal 3 macam aborsi, yaitu:
1.Aborsi Spontan / Alamiah
2.Aborsi Buatan / Sengaja
3.Aborsi Terapeutik / Medis
2.Aborsi Buatan / Sengaja
3.Aborsi Terapeutik / Medis
Aborsi spontan / alamiah berlangsung tanpa tindakan apapun. Kebanyakan
disebabkan karena kurang baiknya kualitas sel telur dan sel sperma, sedangkan
Aborsi buatan / sengaja adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia kandungan 28 minggu sebagai suatu akibat tindakan yang disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana aborsi (dalam hal ini dokter, bidan atau dukun beranak).
Aborsi terapeutik / medis adalah pengguguran kandungan buatan yang dilakukan atas indikasi medik. Sebagai contoh, calon ibu yang sedang hamil tetapi mempunyai penyakit darah tinggi menahun atau penyakit jantung yang parah yang dapat membahayakan baik calon ibu maupun janin yang dikandungnya. Tetapi ini semua atas pertimbangan medis yang matang dan tidak tergesa-gesa.
Aborsi buatan / sengaja adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia kandungan 28 minggu sebagai suatu akibat tindakan yang disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana aborsi (dalam hal ini dokter, bidan atau dukun beranak).
Aborsi terapeutik / medis adalah pengguguran kandungan buatan yang dilakukan atas indikasi medik. Sebagai contoh, calon ibu yang sedang hamil tetapi mempunyai penyakit darah tinggi menahun atau penyakit jantung yang parah yang dapat membahayakan baik calon ibu maupun janin yang dikandungnya. Tetapi ini semua atas pertimbangan medis yang matang dan tidak tergesa-gesa.
Hidayatullah.com–Beberapa
tahun terakhir angka aborsi naik tajam di Inggris, karena para wanita banyak
yang menggugurkan kehamilan bayi kembar dua atau lebih, demi memiliki bayi
tunggal.
Data dari Departemen
Kesehatan, yang dirilis dibawah hak kebebasan untuk memperoleh informasi,
menunjukkan bahwa 59 wanita mengugurkan sedikitnya satu janinnya, sementara ia
berencana untuk melahirkan bayi lainnya pada tahun 2006. Di tahun 2010, angka
itu naik menjdi 85.
Sepanjang tahun 2010,
101 janin digugurkan dengan cara demikian, sementara sejumlah ibu lainnya
mengugurkan dua atau lebih janin dalam kandungannya.
Dari 85 wanita yang
melakukan penguguran selektif tahun 2010, 51 orang di antaranya mengurangi
kehamilan janin kembar menjadi satu janin. Angka itu naik dari 30 di tahun
2009.
Pada tahun yang sama,
ada 20 aborsi guna mengurangi kehamilan kembar tiga menjadi kembar dua, dan 9
kasus aborsi untuk mengurangi janin kembar tiga menjadi janin tunggal. Tiga ibu
tercatat menjalani aborsi selektif untuk mengurangi empat janin menjadi dua
janin dalam kandungannya. Dan dua orang ibu mengurangi lima janin menjadi dua
janin.
Menurut data lain dari
Human Fertilisation and Embryology Authority, hampir sepertiga dari aborsi
selektif yang dilakukan pada tahun 2009, terkait dengan kehamilan yang
dihasilkan lewat program kesuburan (bayi tabung).
Para pakar mengatakan,
tingginya angka penguguran selektif itu disebabkan tingginya kehamilan kembar
lewat proses bayi tabung.
“Saya malah akan
terkejut jika kehamilan ganda lewat program kesuburan tidak menjadi komponen
utama meningkatnya angka aborsi selektif,” kata profesor Richard Fleming dari
Glasgow Center for Reproductive Medicine, kutip The Telegraph (28/12/2011).
Sebelumnya, pimpinan
dari Christian Medical Fellowship dan mantan dokter bedah Dr. Peter Saunders
mengatakan, “Tidak diragukan lagi, meningkatnya penggunaan IVF (bayi tabung)
telah menyumbang pada kenaikan kasus kehamilan ganda.”
“Jika calon orangtua
tidak berminat memiliki anak kembar, maka seharusnya mereka tidak menanamkan
lebih dari satu embrio sekaligus. Preferensi orangtua seharusnya tidak menjadi
preseden atas hak hidup anak-anak yang digugurkan,” katanya.
Tahun 2010, tercatat
189.000 aborsi yang dilakukan di England dan Wales. Meskipun aborsi selektif
menjadi bagian kecil dari total jumlah kasus aborsi, tindakan itu dinilai
sebagai pengguguran yang paling controversial.
Aborsi
memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan seorang
wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa jika seseorang melakukan aborsi ia
“tidak merasakan apa-apa dan langsung boleh pulang”. Ini adalah informasi yang
sangat menyesatkan bagi setiap wanita, terutama mereka yang sedang kebingungan
karena tidak menginginkan kehamilan yang sudah terjadi. Aborsi sangat bisa
membahayakan nyawa sang ibu untuk itu jangan pernah melakukan aborsi.
Sumber :
Hidayatullah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar