Berkat izin Allah SWT, Nabi Musa as mempunyai banyak mukjizat dan salah
satunya adalah melalui tongkatnya. Pada saat tongkat itu dipukulkan ke
sebuah batu, maka keluarlah mata air yang berkembang menjadi oasis.
Bagaimana kisah sebenarnya? Inilah kisah true story atau memang
benar-benar terjadi karena tertulis di dalam Al Qur'an.
Oasis merupakan sumber mata air yang ditemukan di daerah gurun pasir
yang gersang, tandus dan kering. Di tengah lautan gurun pasir memang
tidak banyak sumber air, jadi oasis ini sangat berarti bagi mereka yang
tinggal di gurun. Untuk makanan mereka, Allah SWT menurunkan Manna yaitu
sejenis makanan yang sangat manis dan Salwa sejenis burung untuk
santapan mereka.
Kisahnya
Dalam sejarah Islam mengakui bahwa Nabi Musa as pernah
membuat oasis di Gurun Sinai yang kering dengan cara memukulkan
tongkatnya ke sebuah batu.
Kisah tersebut menjadi penyebab turunnya Surat Al Baqarah ayat 60, Allah SWT berfirman,
وَإِذِ اسْتَسْقَى مُوسَى لِقَوْمِهِ
فَقُلْنَا اضْرِبْ بِعَصَاكَ الْحَجَرَ فَانْفَجَرَتْ مِنْهُ اثْنَتَا
عَشْرَةَ عَيْنًا قَدْ عَلِمَ كُلُّ أُنَاسٍ مَشْرَبَهُمْ كُلُوا
وَاشْرَبُوا مِنْ رِزْقِ اللَّهِ وَلا تَعْثَوْا فِي الأرْضِ مُفْسِدِينَ
Artinya:
"Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami
berfirman: "Pukullah batu itu dengan tongkatmu". lalu memancarlah
daripadanya dua belas mata air. sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui
tempat minumnya (masing-masing). Makan dan minumlah rezki (yang
diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan
berbuat kerusakan."
(QS. Al Baqarah : 60).
Rasa Haus dan Lapar
Dikisahkan bahwa setelah terlepas dari
kejaran Fir'aun dan pengikutnya yang tertelan lautan merah, Nabi Musa as
bersama pengikut setianya melanjutkan perjalanan hingga sampailah
mereka di Gurun Sinai yang cukup teduh dan nyaman untuk beristirahat. Di
gurun itu banyak pepohonan yang tumbuh tinggi dan rindang sehingga
dapat terlindung dari sengatan matahari yang cukup terik.
Selain itu, buah-buahan pun tumbuh dengan subur dilengkapi mata air yang
mengalir di tengah-tengahnya. Para kafilah yang sedang berada dalam
perjalanan jauh sering beristirahat di sana untuk melepaskan lelah, rasa
lapar dan dahaga.
Ketika rombongan Nabi Musa as tiba di sana, ternyata sumber mata air itu
sudah kering. Adanya rasa haus karena telah menempuh perjalanan panjang
terasa mencekik leher. Belum lagi sinar matahari yang begitu terik
membuat mereka tak kuasa melanjutkan perjalanan, tak kuat lagi menahan
rasa dahaga.
Tubuh mereka begitu lelah dan merasa tak sanggup lagi untuk meneruskan perjalanan.
Pengikut Nabi Musa as berkata,
"Wahai Nabiyullah, sesungguhnya kami teramat haus dan lapar. Kami tak sanggup lagi meneruskan perjalanan ini."
Nabi Musa as begitu iba melihat kondisi pengikutnya yang letih karena
kehausan dan kelaparan. Beliau pun berdoa kepada Allah SWT agar
diberikan petunjuk dimana mendapatkan air dan makanan agar bisa
mengembalikan kondisi pengikutnya menjadi sehat dan bugar kembali.
Memukul Batu
Kemudian Nabi Musa as menengadahkan tangannya ke
atas, lalu berdoa kepada Allah SWT. Mendengar doanya, Allah SWT
berfirman dalam Surat Al Baqarah ayat 60 seperti di atas. Dalam ayat
tersebut Nabi Musa as diperintahkan untuk memukul sebuah batu besar
dengan tongkatnya.
Setelah mendapatkan petunjuk dari Allah SWT, Nabi Musa as menatap
tongkatnya dengan perasaan bahagia. Tanpa ada keraguan sedikitpun,
dipukullah sebuah batu besar dengan tongkat yang dipegangnya.
Subhanallah...
Sungguh suatu mukjizat yang sangat mencengangkan bagi Nabi Musa as dan
pengikutnya. Mereka melihat batu besar yang baru saja dipukul
memancarkan 12 belas mata air yang mengalir jernih dan sejuk. Mereka
segera berebut meminum air tersebut. Rasa dingin dan segar segera
mengalir ke dalam tubuh mereka.
Tenggorokan kering dan dahaga yang sudah menyiksa mereka pun hilang sat itu juga.
Nabi Musa as berkata,
"Berimanlah kepada Allah SWT karena semua ini atas kehendak-Nya."
Allah SWT ternyata memiliki maksud lain dibalik pancaran 12 mata air
tersebut. Kaum Bani Israil di kemudian hari terpecah menjadi 12 kelompok
sehingga air itu mengalir terus pada masing-masing kelompok dari Bani
Israil. Sungguh Allah SWT Maha Adil. Demikianlah sejarah dari oasis Nabi
Musa as.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar