Assalamualaikum WR. WB
Para sahabat muslim yang dimuliakan oleh
Allah SWT.
Agama islam adalah agama yang sangat
mencintai kedamaian. Islam adalah agama yang tidak menyukai kekerasan dan
peperangan. Islam yang bertumpu pada ajaran tauhid yang didukung berbagai
argumentasi –histories, teks, akal sehat dan fitrah sebagai esensi dasar
manusia- telah mengizinkan beberapa bentuk tindak kekerasan. Dengan sangat
jelas batasan-batasan itu diperinci oleh Islam dalam ajarannya. Dengan tidak
lagi mengindahkan batasan-batasan tersebut meniscayakan seseorang telah keluar
dari hukum-hukum Islam, sehingga tidak dapat mengatasnamakan tindaannya
tersebut sebagai gerakan Islam yang sakral, jihad. Dibawah ini terdapat
sebuah kisah dari seorang wanita yang bernama Maria Ester Roman yang memutuskan
untuk memeluk agama islam sebagai keyakinannya. Bagaiman kisahnya mari kita
simak cerita yang ada di bawah ini .
Apa yang kualami saat ini berawal ketika
aku masih berusia 20 tahun. Saat itu aku masih menyandang status sebagai
mahasiswa. Aku mendengar tentang Islam dari beberapa temanku yang muslim.
Saat
itulah pertama kali aku tahu, ada agama yang demikian. Karena rasa penasaran
yang ada pada diriku, dan juga dikarenakan aku mulai mempertanyakan kebenaran
agamaku, Katolik, aku mulai mempelajari Islam.
Aku
mengajukan beberapa pertanyaan kepada temanku itu. Setiap pertanyaanku selalu
berhasil mereka jawab. Semakin banyak yang kupelajari dan kuketahui, semakin
bertambah pula keyakinanku akan kebenaran agama ini. Keputusan untuk memeluk
agama ini pun datang begitu cepat, hanya dalam empat bulan saja. Namun hal itu
tidak mudah.
Tentu
tidak mudah mengganti identitas diri yang seumur hidup telah kupegang. Bukan
karena aku tidak mau, tapi karena orang-orang telah mengenalku dengan identitas
tersebut. Sulit bagiku untuk meyakinkan mereka bahwa cara pandangku, cara
interaksiku (antara laki-laki dan perempuan, dll.), penampilanku, dll. akan
berubah secara total.
Aku
telah menekuni dunia modeling sejak masih sangat muda, saat usiaku 14 tahun.
Dan entah bagaimana, aku mencintai dunia tersebut. Aku suka jadi pusat
perhatian, menyukai kompetisi, kegelamoran, dan tata rias. Dengan segala
pencapaian dan kesuksesanku di bidang itu, entah mengapa aku merasa ada yang
salah. Ada sesuatu yang hilang, tapi aku tidak mampu mengetahui dengan tepat
perasaan itu. Aku tidak mengetahui apa yang membuatku merasa hampa. Namun tidak
lama kemudian aku sudah merasakan ketenangan dan kedamaian dengan kondisiku
sekarang ini sebagai seorang muslimah.
Memeluk Islam
Aku
telah mempertimbangkan beberapa opsi untuk diriku. Aku ingat kala itu aku
sedang mengenakan toga wisudaku, lalu aku berkata pada diriku sendiri “Apa yang
akan kulakukan setelah ini?”
Lalu
di hari berikutnya, aku mengunjungi temanku dan kucurahkan semua kegelisahanku
kepadanya. Saat aku hendak pulang, ia menutup nasihatnya dengan mengatakan,
“Jangan khawatir Maria, ingatlah apa yang telah engkau lalui dan kemana engkau
akan menuju. Tuhan pasti akan membimbingmu dengan cahaya hidayah-Nya”.
Saat
ia menyelesaikan kalimatnya, aku membuka pintu meninggalkan rumahnya. Saat
kubuka pintu, sinar matahari yang begitu kuat menerangiku. Aku mengartikan hal
itu sebagai jawaban dari kegelisahanku. Saat itu juga kuputuskan untuk memeluk
Islam. Di tempat itu, saat itu juga.
Reaksi Keluarga dan Teman
Sebagaimana
prediksiku, kedua orang tuaku terkejut dengan apa yang telah terjadi padaku.
Mereka tidak bisa memahami mengapa aku mengambil keputusan demikian. Namun
mereka berusaha menenangkan diri untuk tidak berlebihan menyikapi hal itu.
Setelah
beberapa tahun, akhirnya orang tuaku mulai memahami dan menerima kenyataan
tentang diriku. Ketika mereka memasak daging babi, maka ibuku membuatkan menu
khusus untukku. Ia juga selalu memberitahuku untuk mengenakan hijab di rumah,
apabila ada tamu yang berkunjung.
Selain
itu, ajaran Islam juga membuatku semakin patuh kepada kedua orang tuaku. Aku
mulai mengerti dan menghargai kerja keras mereka sebagai generasi pertama orang
Puerto Rico yang hijrah ke Amerika.
Teman-temanku
banyak yang membujukku untuk berubah pendirian dari Islam. Namun aku selalu
memohon istiqomah kepada Allah. Dan Allah pun menolongku. Aku tidak menyesal
dan –insya Allah- tidak pernah merasa menyesal dengan pilihanku ini.
Aku
merasa muak dengan kehidupanku sebelumnya. Dan saat ini, aku benar-benar telah
menemukan kedamaian. Alhamdulillah, aku memiliki kesempatan dan aku telah
memilih dan memanfaatkan kesempatan tersebut.
Islam
membuatku menjadi pribadi yang rendah hati. Aku merasa lebih sederhan dan
kesucianku lebih terjaga.
Pelajaran:
1.
Islam adalah agama yang membawa ketenangan jika penganutnya mempelajari dan
mengamalkannya.
2.
Hidayah itu perlu diusahakan. Tidak patut seseorang mengatakan “Saya tidak
shaleh, salahkan Allah yang tidak membimbing saya jadi orang shaleh”. “Saya
tidak memeluk Islam, protes saja kepada Allah”. Karena orang yang jujur dan
bersungguh-sungguh menginginkan hidayah pasti Allah beri. Sebagaimana
firman-Nya,
وَالَّذِينَ
جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ
الْمُحْسِنِينَ
“Dan
orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami
tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar
beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Ankabut: 69).
3. Orang yang cenderung kepada Islam perlu
didekati dan semakin dikenalkan kepada Islam.
4.
Pentingnya seorang muslim mengenal agamanya. Orang-orang non-Islam yang ingin
mengetahui Islam, tentu mereka akan bertanya tentang Islam. Lahir sebagai
seorang muslim bukan berarti orang telah mengetahui Islam. Oleh karena itu,
diperlukan mempelajari Islam.
5.
Selain berusaha, kita juga harus memohon kepada Allah agar dibimbing ke dalam
ketaatan dan istiqomah di dalamnya.
6.
Agama Islam membuat perangai seseorang kian baik.
Demikianlah kisah dari
Maria Ester Roman yang memutuskan untuk memeluka agama islam setelah ia
mengalami problema batin yang membuat ia merasa tenang, namun berkat semangat
dari sahabatnya yang meyakinkan Maria bahwasaanya setiap apa yang sedang
dihadapi oleh Maria semata – mata hanya ujian untuk Maria dari Tuhan. Setelah mendapatkan
hidayah dan menemukan kedamaian, maka diputuskanlah agama islam sebagai agama
Maria. Subhanallah !! keputusan yang diambil Maria merupakan keputusan yang ia
ambil secara matang, ternyata agama islam memberikan kedamaian untuknya. Orang tua
dan teman – teman Maria juga ikut mendukung apa yang sudah menjadi keputusan
Maria. Meskipun ke dua orang tua Maria ber agama non islam, tapi mereka tetap
menghormati Maria dan menyuruh Maria untuk mengistiqomahkan memakai hijab.
Para Pembaca yang
budiman semoga dengan kisah dari Maria di atas, dapat memberikan manfaat kepada
Anda semua. Wassalamualaikum. Wr. Wb.
Sumber : kisahmuslim.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar