" IKATAN SILATURAHMI BAHAGIA DUA, KREO SELATAN "

Minggu, 13 September 2015

Hadist soal Meninggal karena Tertimpa Bangunan

mekah


Rasulalullah shallaLlahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : الشَّهَادَةُ سَبْعٌ سِوَى الْقَتْلِ فِي سَبِيلِ اللهِ : الْمَطْعُونُ شَهِيدٌ ، وَالْغَرِقُ شَهِيدٌ ، وَصَاحِبُ ذَاتِ الْجَنْبِ شَهِيدٌ ، وَالْمَبْطُونُ شَهِيدٌ ، وَصَاحِبُ الْحَرِيقِ شَهِيدٌ ، وَالَّذِي يَمُوتُ تَحْتَ الْهَدْمِ شَهِيدٌ ، وَالْمَرْأَةُ تَمُوتُ بِجُمْعٍ شَهِيدٌ

“Mati syahid selain yang terbunuh di jalan Allah itu ada tujuh: mati karena penyakit tha’un, syahid; mati karena tenggelam, syahid; mati karena sakit tulang rusuk, syahid; mati karena sakit di dalam perut, syahid; mati karena terbakar, syahid; mati karena tertimpa bangunan syahid; dan wanita yang mati karena mengandung (atau melahirkan), ia syahid,” (HR. Abu Dawud).

Makna tertimpa bangunan ini termasuk meninggal karena tertimpa alat-alat berat yang digunakan untuk mendirikan bangunan. Semoga jama’ah calon haji yang wafat karena tertimpa crane, Allah Ta’ala karuniai mereka derajat syuhada. Dan bagi kita yang berada di tanah air, baik yang sedang bersiap berangkat untuk menunaikan ibadah haji maupun yang belum, ini merupakan pengingat untuk membaguskan niat, meluruskannya agar setiap perjalanan ibadah kita mendapatkan ridha Allah ‘azza wa Jalla. Jika sekiranya Allah Ta’ala takdirkan kematian kepada kita pada saat itu, maka tidaklah kematian itu datang kecuali sebagai kematian yang terbaik. Sesungguhnya kita semua akan dinilai berdasarkan niat kita.

Sesungguhnya qadha dan qadar merupakan bagian dari iman. Kita harus memeganginya dengan sungguh-sungguh. Tidak datang kematian kecuali telah Allah Ta’ala tuliskan takdir itu.
Ada beberapa hadis lain yang menegaskan kedudukan orang yang mati karena tertimpa bangunan. Tentu saja ada ketentuan tentang siapa yang terhitung mati syahid saat mengalami apa-apa yang disampaikan oleh Rasulullah shallaLlahu ‘alaihi wa sallam. Yang paling pokok, mereka meninggal bukan dalam keadaan bermaksiat kepada Allah Ta’ala. Dan jama’ah calon haji, semoga tidaklah berada di Masjidil Haram kecuali dalam rangka keta’atan kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Insya Allah.
Sekali lagi, ini merupakan pengingat bagi kita untuk senantiasa meluruskan dan membaguskan niat dalam melakukan kegiatan, terlebih saat menunaikan haji atau pun umrah.

Sumber:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar