" IKATAN SILATURAHMI BAHAGIA DUA, KREO SELATAN "

Selasa, 13 Oktober 2015

Nabi Ibrahim Selamat dari Pembakaran di Bulan Muharram

api kayu bakar


Muharram adalah bulan pertama dalam tahun Islam (Hijriah). Sebelum Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam berhijrah dari Mekkah ke Yatsrib (Madinah), penanggalan bulan dibuat mengikuti tahun Masehi.

Salah satu peristiwa penting di bulan Muharam yaitu jatuh pada tanggal 10 Muharram. Menurut beberapa hal yang dicatat oleh sejarawan Islam pada tanggal tersebut terjadi berbagai peristiwa bersejarah bagi banyak Nabi dari mulai nabi Adam, Idris, Nuh, Yusuf, Yakub, Ayub, Yunus, Musa, Daud, Sulaiman, sampai nabi Isa.

Selain peristiwa penting yang dialami oleh nabi-nabi di atas, pada tanggal 10 Muharram juga dikenang persitiwa nabi Ibrahim yang diselamatkan Allah SWT keluar dari pembakaran yang dilakukan oleh raja Namrud.

Peristiwa itu berawal dari perusakan berhala-berhala yang disembah oleh kaum dan raja Namrud kala itu oleh nabi Ibrahim. Semua itu karena nabi Ibrahim geram dengan tindakan syirik yang dilakukan mereka, akhirnya Nabi Ibrahim menghancurkan berhala-berhala yang disembah mereka, dan hanya meninggalkan satu berhala terbesar dengan kapak yang digunakan nabi Ibrahim diletakan di leher berhala besar tersebut.

Alhasil semua itu membuat raja Namrud marah dan langsung menuduh nabi Ibrahim sebagai pelakunya. Tidak hanya sampai disitu saja, raja Namrud memerintahkan rakyatnya untuk membawa kayu bakar sebagai hukuman kepada nabi Ibrahim untuk dibakar hidup-hidup.

Namun, berkat pertolongan Allah SWT, nabi Ibrahim diselamatkan oleh Allah, sehingga ia tidak merasakan panas sedikitpun saat ia berada di dalam api, sebaliknya ia merasa dingin.

Hal ini bahkan direkam Allah SWT dalam firman-Nya:

“Mereka berkata: ‘Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak’. Kami berfirman: ‘Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim’. Mereka hendak berbuat makar terhadap Ibrahim, maka Kami menjadikan mereka itu orang-orang yang paling merugi,” (QS. Al Anbiya [21] : 68-70).

  Waallahu’alam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar