" IKATAN SILATURAHMI BAHAGIA DUA, KREO SELATAN "

Minggu, 18 Oktober 2015

Perdebatan Matahari dan Angin

Matahari dan Angin 


Suatu siang terjadilah sebuah perdebatan antara dua elemen kehidupan: antara matahari dan angin.


Mereka tengah berdebat tentang siapa di antara mereka yang paling kuat pengaruhnya dalam kehidupan.
Lalu pelangi datang dengan bermaksud melerai perdebatan antara keduanya itu dan berusaha memberikan jalan keluar.

“Baik, di bawah sana ada seorang musafir yang sedang memancing. Tantangannya, siapa di antara kalian yang paling cepat membuat musafir itu melepas bajunya. Bagaimana?”
Keduanya sepakat lalu melakukan suit untuk menentukan siapa yang mendapatkan giliran pertama.
Angin memenangkannya, lalu ia melakukan persiapan untuk memulai aksinya.
Anginpun mulai beraksi. Ia meniupkan dirinya ke arah musafir tersebut. Namun, semakin ia bertiup kencang musafir itu malah semakin merapatkan pakaiannya. Dan anginpun gagal.

Selanjutnya giliran matahari yang akan mencoba tantangan dari pelangi.
Perlahan matahari mulai meningkatkan intensitasnya. Sang musafir pun mulai mengipas-ngipaskan tangannya.
Tak lama setelah matahari menambah lagi intensitas panasnya, maka sang musafir benar-benar merasa kepanasan dan akhirnya melepas bajunya lalu berendam di sungai tempat ia memancing itu.
Matahari pun tersenyum dan ia memenangkan perdebatan itu.
Sahabat yang budiman, dari cerita tersebut kita diajari tentang bagaimana memberikan pengaruh terhadap orang lain.

Musafir tersebut kita ibaratkan sebagai murid atau bawahan dalam pekerjaan. Seringkali kita menyaksikan guru ataupun seorang atasan, dengan kekuasaannya, berusaha ingin mengubah sikap dan kepribadian bawahannya dengan cara-cara yang keras, dengan paksaan, bentakan, bahkan cacian. Tentu itu takkan berhasil. Persis seperti yang dilakukan angin.

Namun, jika untuk perubahan itu dilakukan dengan cara lembut, perlahan, sopan, dengan kritikan yang membangkitkan motivasi, mungkin akan jauh lebih indah hasilnya.
Perubahan itu sulit, yang membuatnya indah adalah berkasih sayang. Maka berkasih sayanglah.

Sumber : Life Is Choice/Karya: Andrie Wongso/Penerbit: MQ Publishing
              Redaksi ISBAD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar