Kita diwajibkan mengkaji Al-Quran karena Al-Quran merupakan kalam Ilahi. Al-Quran datang ke dunia, pada dasarnya telah dinanti oleh bangsa Arab ketika itu. Tetapi kehadiran Al-Quran di tengah-tengah mereka dengan membawa keutamaan dan kehebatan yang jauh melebihi kebanggaan mereka. Dengan kata lain, Al-Quran lebih unggul dan hebat serta lebih utama.
Bila kalimat-kalimat Al-Quran diperdengarkan, maka semua orang tercengang mendengar, terheran-heran, dan mulut mereka menganga tanpa berucap sepatah kata pun. Namun demikian, kejahilan tetap kejahilan. Mereka bersikap sangat angkuh, lalu menutupi kata menuraninya yang paling dalam. Kemudian mereka bepura-pura tidak merasa kagum terhadap Al-Quran yang sempat mereka dengar. Mereka pun mulai berbisik-bisik menyuarakan hasutan dari mulut ke mulut dengan kata-kata yang tidak sepantasnya. Caci maki mulai diarahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Bahkan Nabi Muhammad SAW dituduh sebagai tukang sihir. Walau demikian, semua yang mereka tuduhkan itu dapat ditangkis dengan mudah oleh Nabi Muhammad SAW.
Mereka kehabisan kata-kata dan mengalami kebuntuan berpikir, sehingga tak mampu menjawab tangkisan Nabi Muhammad SAW. Namun, mereka masih tetap berusaha keras untuk bisa memojokan Nabi Muhammad Saw. Selanjutnya mereka menemukan suatu cara yang dianggapnya ampuh untuk menjatuhkan Nabi Muhammad SAW. Mereka menuduh bahwa Rasulullah adalah seorang penyair. Ternyata tuduhan ini pun tak mampu menyurutkan Rasulullah. Sebab sudah diketahui secara umum, bahwa Nabi Muhammad Al-Amin tidak pernah merangkai satu syair pun.
Para ahli syair yang semula sangat fasih mengucapkan bait-bait syair dan sajak, kini lidah mereka menjadi kaku. Akal mereka menjadi beku dan tak sedikit pun mempunyai daya untuk berhadapan dengan mukjizat Al-Quran. Karenanya, turunlah ayat-ayat Al-Quran yang menentang sikap mereka, “Buatlah satu surat saja semisal Al-Quran itu dan ajaklah penolong-penolong mu selain Allah, jika kamu orang-orang yang memang benar” (QS. Al-Baqarah [2]: 23). Ternyata tidak ada seorang ahli syair pun yang sanggup membuat tandingan, walaupun hanya satu surat saja.
Mukjizat Al-Quran menunjukan keutamaannya. Hal ini tampak dari segi yang sangat jelas, bahwa Al-Quran unggul segala-galanya dibanding dengan apa yang sedang mereka banggakan. Dan keutamaan mukjizat Al-Quran bukan hanya ditujukan kepada bangsa Arab, melainkan keutamaan mukjizatnya itu diperuntukan kepada seluruh alam.
Ditinjau dari segi bahasa dan sastra, maka mukjizat Al-Quran sudah terbukti jauh lebih unggul dibanding dengan yang pernah dicapai bangsa Arab, di samping mampu mengungguli bahasa-bahasa selain Arab. Sebab, Al-Quran diturunkan tertuju kepada seluruh bangsa dengan aneka ragam bahasanya. Atau, kehadiran Al-Quran memang telah dipersiapkan Allah bagi seluruh bangsa, sepanjang masa hingga batas paling akhir, yakni sampai lenyapnya dunia dan seisinya ini. Dan turunnya Al-Quran sudah disertai dengan mukjizat yang bersifat universal, berlaku bagi seluruh alam dan seluruh masa. Keberadaan mukjizat pun akan selalu ampuh dan mampu menghadapi berbagai permasalahan, di samping jaminan Allah terhadap kesucian Al-Quran. Dengan demikian, Al-Quran akan tetap berlaku sejak pertama turun hingga hari kemudian.
Sumber:
Mukjizat Al-Quran/Muhammad Mutawally AS/Risalah/Mei 1984
Islampos
Redaksi ISBAD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar