" IKATAN SILATURAHMI BAHAGIA DUA, KREO SELATAN "

Minggu, 19 Juli 2015

SIAPA TERORIS ITU?




Ini yang selalu terjadi menjelang perayaan Natal. Pengamanan gereja diperketat. Tim gegana diterjunkan utuk memyusuri setiap sudut ruangan demi memastikan tidak ada bom di dalamnya. Dan saat perayaan Natal berlangsung, jumlah polisi pengamanan ditingkatkan. Bahkan, organisasi pemuda Islam pun siap siaga melakukan pengamanan.

Apa yang ditakutkan? Katanya, ini demi menjaga dari kemungkinan serangan teroris.

Siapa teroris yang dimaksud? Ya, tentu saja umat Islam yang dituduh teroris.
 
Tapi, tuduhan itu sama sekali tak terbukti. Tak ada serangan terhadap gereja. Tak ada pembakaran gereja. Tak ada larangan mereka berhari raya.
Bandingkan dengan apa yang terjadi di Papua. Gereja berkirim surat, melarang umat Islam berhari raya. Situasi ini jelas merupakan ancaman nyata. Tetapi, tidak ada pengawalan polisi, meski surat itu ditembuskan pada mereka. Tidak ada pula, tim gegana diterjunkan. Apalagi organisasi pemuda Islam membantu pengamanan? Sama sekali tidak ada.
Tapi, teror justru terjadi. Masjid dibakar saat umat Islam sedang sholat hari raya. Bukan hanya masjid, bahkan rumah dan ruko milik warga muslim juga dibakar.
Lalu, apa reaksi pemerintah?
Alih-alih memberi instruksi penangkapan pelaku teror, pemimpin negeri muslim terbesar ini justru menyalahlan speaker masjid sebagai biang pembakaran. Media mainstream juga idem. Bukannya mengutuk gereja sebagai pelakunya, mereka justru sibuk meminta umat Islam menahan diri, agar tidak melakukan aksi pembalasan.
Benar-benar sebuah ironi yang memilukan. Stempel teroris justru disematkan ke diri kaum muslimin, yang faktanya tidak melakukan tindakan teror. Dan mereka yang nyata-nyata melakukan aksi teror justru dilindungi, hanya karena pelakunya bukan muslim.
Sumber              : M. Ihsan Abdul Djalil
Posting Ulang  : rully@tempo.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar