" IKATAN SILATURAHMI BAHAGIA DUA, KREO SELATAN "

Senin, 31 Agustus 2015

Doa Tertahan, Ini 7 Penyebabnya

berdoa sambil menangis
Ilustrasi Foto

Seorang hamba yang mengaku beriman dan bertakwa kepada Allah harus senantiasa menengadahkan kedua tangannya seraya meminta kepada-Nya. Hal ini merupakan bukti bahwa dirinya sangat membutuhkan Allah. Namun terkadang, kita merasa bahwa doa yang dipinta itu tidak juga terwujud. Lalu, apa alasannya ya?

Ada seorang yang bijaksana ditanya, “Kami telah berdoa kepada Allah, akan tetapi do'a kami tidak dikabulkan. Padahal Allah berfirman, Berdoalah kepada Ku niscaya akan Aku perkenankan bagimu,” (QS. Al-Mu’minun: 60)’.”

Kemudian orang yang bijaksana itu berkata, “Karena pada dirimu ada tujuh hal yang menyebabkan doamu tertahan.” Ditanyakan, “Apakah tujuh hal tersebut?” Ia menjawab,

1. Kamu melakukan perbuatan yang menyebabkan Allah murka dan kamu tidak bertaubat, dan menyesali apa yang telah kamu lakukan itu.

2. Kamu berkata, ‘Kami adalah hamba Allah,’ akan tetapi kamu tidak mengerjakan sebagaimana layaknya hamba itu bekerja. Maksudnya, hamba (budak) itu senantiasa mengerjakan segala apa yang diperintahkan oleh majikannya, dan tidak pernah membangkang.

3. Kamu membaca al-Quran, akan tetapi kamu tidak memikirkan dan mengangan-angankan tentang apa yang terkandung di dalamnya.

4. Kamu berkata, ‘Kami adalah umat Muhammad,’ akan tetapi kamu tidak mengamalkan sunnahnya. Artinya, kamu masih memakan makanan yang haram dan syubhat serta tidak bertaubat daripadanya.

5. Kamu berkata, ‘dunia itu di sisi Allah tidaklah menyamai sayap nyamuk,’ akan tetapi kamu merasa puas dan tenang bila memilikinya.

6. Kamu berkata, ‘Dunia itu akan sirna,’ akan tetapi kamu beramal seperti amalnya orang-orang yang akan kekal selama-lamanya di dunia.

7. Kamu berkata, ‘Akhirat itu lebih baik daripada dunia,’ akan tetapi kamu tidak sungguh-sungguh di dalam mencarinya, dan kamu lebih memilih mencari dunia daripada akhirat.”

Itulah ketujuh hal yang menjadi penghambat doa kita tidak terkabulkan. Jadi, doa itu tidak dikabul akibat ada yang menghalanginya, yakni dosa-dosa yang telah kita perbuat, baik yang disadari maupun yang tidak kita sadari. Oleh sebab itu, bertaubatlah kepada Allah, mohon ampun pada-Nya dengan kesungguhan hati, serta berjanji untuk tidak mengulanginya kembali

Sumber: 
Terjemah Tanbihul Ghafilin Peringatan bagi Orang-orang yang Lupa 2/Karya: Abu Laits as Samarqandi/Penerbit: PT Karya Toha Putra Semarang

Ghibah, Dosa Tiada Terkira

ilustrasi: help.com
ilustrasi: help.com
Salah satu kebiasaan jelek yang dilakukan manusia adalah membicarakan orang lain. Istilah sekarang ngrumpi. Bahasa agamanya ghibah. Yaitu membicarakan saudara kita yang apabila dia mengetahui sedang kita bicarakan maka ia akan marah.

Para sahabat saat dijelaskan pengertian ghibah mirip pula dengan alasan yang diberikan sebagian orang sekarang ini mengenai ghibah. Ketika ada teman yang membicarakan orang lain kita menegurnya karena dengan ghibah. Iapun menjawab, “Lho, benar kok. Aku nggak bohong. Memang kenyataannya begitu.”

Masalahnya bukan benar atau tidak. Jikalau benar pun, andaikata yang bersangkutan tidak suka hal itu dibicarakan maka pembicaraan itu termasuk ghibah. Misalnya ada kawan yang telah bercerai dengan istrinya karena ada pihak ketiga yang merusak rumah tangga mereka. Informasi ini memang benar adanya. Orang pun membicarakannya. Kedua pasangan yang bersangkutan tentu akan malu dan tidak enak apabila mengetahui urusan rumah tangganya tersebut dibicarakan orang. Oleh karena itu, meskipun benar termasuk ghibah juga.

Jadi, argumen sebagian orang yang menyatakan bahwa kalau benar tidak ada apa-apa itu salah. Justru kalau benar saja dosa apalagi kalau informasi yang disampaikan berupa kebohongan. Berarti kita telah memfitnah orang tersebut. Dosa fitnah sudah jelas lebih berlipat ganda daripada ghibah. Sudah berdusta, menyakiti dan menzalimi orang lain pula. Belum lagi kalau perkataan kita dikutip dan disebarluaskan. Sungguh dosa yang tiada terkira menyebarkan keburukan seseorang tanpa kebenaran.

Sumber: 
Hikmah dari Langit/Yusuf Mansur/Pena Pundi Aksara/Januari 2007
Islampos
Redaksi ISBAD

Sabtu, 29 Agustus 2015

Kenapa Harus Mandi Junub?

kamar mandi




Entah dengan ajaran agama lain, namun dalam Islam, orang yang sudah dewasa diharuskan mandi junub dalam beberapa kondisi. Pernahkah kita bertanya, mengapa kita harus mandi junub?

Fiqih mengharuskan siapapun yang mengeluarkan air sperma atau air mani baik karena mimpi basah atau karena bersetubuh dengan istri ataupun karena onani (istimta’) wajiblah mandi.

Padahal fiqih juga menerangkan bahwa air mani adalah suci (tidak najis), berbeda halnya dengan air kencing yang najis. Pertanyaan yang sering muncul kemudian bagaimana bisa mengeluarkan seseuatu yang suci malah diwajibkan mandi, sedangkan mengeluarkan yang najis cukup dengan bersuci istinja’ /cebok) saja, dan cukup berwudhu jika ingin menjadi suci?

Pertama dalil dari hadits Rasulullah saw yang diriwayatkan Abi Said berbunyi: Bermula air (kewajiban mandi) itu dari sebab air (keluar air mani)

Demikian pula riwayat Ummi Salah ra. bahwa Ummul Sulaim berkata “Ya Rasulullah, bahwa Allah swt tidak malu menyatakan yang haq, apakah wajib seorang perempuan mandi apabila ia mimpi jimak?” Rasulullah menjawab “Ya, apabila ia melihat air (mani)”.

Kedua hadits di atas merupakan dasar yang telah disepakati oleh para Imam Fiqih, bahwa mengeluarkan mani mewajibkan seseorang mandi. Adapun mengenai kesucian air mani adalah pernyataan Rasulullah saw dalam haditsnya ketika ditanya seseorang mengenai mani yang terkena pakaian, beliaupun menjawab: “Bahwasannya mani itu setingkat dengan ingus dan ludah, cukuplah bagimu menyapunya dengan percikan air atau idzkhirah (sebangsa rumput wangi).”

Jika dalil-dalil tersebut dengan jelas menerangkan kesucian mani dan kewajiban mandi karena keluar mani, tetapi dalil-dalil itu belum menggambarkan adanya hubungan sebab-akibat (keluar mani yang suci mengakibatkan wajib mandi).

Sebagian ulama seperti yang ditulis oleh Ibnu Rusyd dalam Bidayatul Mujtahid, menjelaskan bahwasannya alasan (illat) diwajibkannya mandi ketika keluar mani adalah adanya rasa nikmat dan lezat yang mengiringi keluarnya mani itu. Maka mereka yang berpendapat demikian tidak mewajibkan mandi bagi orang yang keluar mani tanpa rasa nikmat seperti mereka yang teramat pulas dalam tidur, maka ia tidak diwajibkan mandi.

Hal ini mungkin dapat dijadikan alasan mengenai proses diwajibkannya mandi, tetapi belum bisa menjawab asal masalah “Mengapa mengeluarkan barang yang suci harus mandi, sedangkan mengeluarkan air kencing yang najis tidak perlu mandi?”

Bahwasannya dalam catatan ilmu kedokteran ‘ilmut thibb’ diteragkan dalam sekali tumpahan mani terdapat 2 000 000 000 (dua milyar) benih kehidupan spermatozoid. Maka siapapun yang keluar mani akan kehilangan energi sebanyak itu. Sebagai dampaknya orang yang keluar mani akan segera lemas dan berkurang tenaganya. Hal ini tidak bisa dipulihkan hanya dengan membasuh dzakar ataupun alat kelamin  saja. Tetapi harus dengan cara membasahi badan secara merata terutama dengan air hangat.

Oleh karena itu sebaiknya setelah keluar mani segeralah mandi, agar tubuh kuat kembali. Ini sangat berbeda dengan mengeluarkan air kencing yang hanya mengandung kotoran dari dalam tubuh manusia. Dan cukup dengan membersihkan alat keluarnya. Meskipun keduanya (air mani dan air kencing) keluar dari lubang alat yang sama tetapi keduanya adalah materi yang bebeda. Wallahu a’lam. 

Sumber: nu.or.id
              Redaksi ISBAD
 

Rasul Sebut Khadijah Sebaik-baik Wanita Ahli Surga

bunga padang matahari


Khadijah hidup dan besar di lingkungan suku Quraisy dan lahir dari keluarga terhormat pada lima belas tahun sebelum Tahun Gajah, sehingga banyak pemuda Quraisy yang ingin mempersuntingnya. Sebelum menikah dengan Rasulullah SAW, Khadijah pernah dua kali menikah. Suami pertama Khadijah adalah Abu Halah at-Tamimi, yang wafat dengan meninggalkan kekayaan yang banyak, juga jaringan perniagaan yang luas dan berkembang.

Pernikahan kedua Khadijah adalah dengan Atiq bin Aidz bin Makhzum, yang juga wafat dengan meninggalkan harta dan perniagaan. Dengan demikian, Khadijah menjadi orang terkaya di kalangan Quraisy. Sebagaimana sabda Raulullah SAW: “Sebaik-baiknya wanita ahli surga adalah Maryam binti Imran dan Khadijah binti Khuwailid.”

Khadijah adalah wanita pertama yang hatinya tersirami keimanan dan dikhususkan Allah untuk memberikan keturunan bagi Rasulullah SAW, menjadi wanita pertama yang menjadi ummahatul Mukminin, yang merasakan berbagai kesusahan pada awal jihad penyebaran agama Allah kepada seluruh umat manusia.

Sayyidah Khadijah dikenal dengan julukan wanita suci sejak perkawinannya dengan Abu Halah dan Atiq bin Aidz karena keutamaan akhlak dan sifat terpujinya. Karena itu, tidak heran jika kalangan Quraisy memberikan penghargaan dan berupa penghormatan yang tinggi kepadanya. Ketika itu Khadijah yang berusia empat puluh tahun meminta dipersunting oleh Rasulullah, namun dia adalah wanita dari golongan keluarga terhormat dan kaya raya, sehingga banyak pemuda Quraisy yang ingin menikahinya. Muhammad pun menyetujui permohonan Khadijah tersebut.

Maka, dengan salah seorang pamannya. Muhammad pergi menemui paman Khadijah yang bernama Amru bin As’ad untuk meminang khadijah. Sayyidah Khadijah sakit keras akibat beberapa tahun menderita kelaparan dan kehausan karena pemboikotan itu. semakin hari, kondisi badannya semakin menurun, sehingga Rasulullah semakin sedih. Dalam usia enam puluh lima tahun, Khadijah meninggal, menyusul Abu Thalib.

Khadijah dikuburkan di dataran tinggi Mekah, yang dikenal dengan sebutan al-Hajun. Rasulullah sendiri yang mengurus jenazah istrinya. Dialah orang pertama yang mendapatkan kabar gembira bahwa dirinya adalah ahli surga.

Sumber : Santi/islampos/bintang indonesia
                Redaksi ISBAD

Beginilah Tutur Kata dan Cara Berbicara Rasulullah

speaker berbicara
Telah kita ketahui bersama beberapa sifat Rasulullah Saw. Sekarang kita ingin mengetahui beberapa tutur kata dan cara berbicara Rasulullah sebernanya. Marilah kita simak penuturan Aisyah r.a.

“Rasulullah Saw tidak biasa berbicara seperti yang biasa kamu lakukan (yaitu berbicara dengan nada cepat). Namun beliau berbicara dengan nada perlahan dan dengan perkataan yang jelas dan terang lagi mudah dihafal oleh orang yang mendengar dalam majelisnya.” (HR. Abu Dawud)

Beliau adalah seorang yang rendah hati lagi lemah lembut, sangat senang jika perkataannya dapat dipahami. Di antara bentuk kepedulian beliau terhadap umat adalah dengan memperhatikan tingkatan-tingkatan intelektualitas dan pemahaman mereka di dalam berkomunikasi.
Hal tersebut menunjukan bahwa beliau adalah sosok yang penyantun dan penyabar. Diriwayatkan dari Aisyah bahwa ia berkata,

“Perkataan Rasulullah sangatlah jelas, sehingga mudah dipahami oleh orang yang mendengarnya.” (HR. Abu Dawud)

Cobalah perhatikan kelemahlembutan dan keluasan hati Rasulullah, beliau mau mengulangi perkataan beliau agar mudah dipahami.

Anas bin Malik mengungkapkan kepada kita,
“Rasulullah Saw sering mengulang perkataannya tiga kali agar mudah dipahami.” (HR. Bukhari)

Rasulullah selalu berlaku lemah lembut kepada orang lain. Dengan sikap seperti itulah orang-orang menjadi takut, segan, serta hormat terhadap beliau.

Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud, ia berkata, “Seorang laki-laki datang menemui Rasulullah. Beliau mengajak laki-laki itu berbicara sehingga membuatnya menggigil ketakutan. Rasulullah berkata kepadanya,
‘Tenangkanlah dirimu! Sesungguhnya aku bukanlah seorang raja. Aku hanyalah putra seorang wanita yang biasa memakan dendeng’.” (HR. Ibnu Majah).

Sumber : Sehari di Kediaman Rasulullah/Abdul Malik bin Muhammad al-Qasim/Darul Haq/2013
               Islampos

Tubuhnya Lumpuh, Tapi Ditakuti Israel

syekh yasin
Asy-Syahid Syekh Ahmad Yasin

Usianya boleh renta. Badannya lumpuh. Mata kirinya diuji dengan rabun. Telinganya didera radang. Paru-parunya digerogoti alergi. Namun walaupun tubuhnya lemah, jasadnya paling dicari Israel.

“Adakah segala macam penyakit dan kecacatan yang tertimpa ke atasku turut menimpa bangsa Arab hingga menjadikan mereka begitu lemah?”

Begitulah cara Asy-Syahid Syekh Ahmad Yasin mendefinisikan arti perjuangan atas pembebasan tanah wakaf kaum muslimin di Palestina.

Jika umat Islam lupa kewajiban membebaskannya, biarlah ia bersama kursi rodanya yang menebusnya.

“Aku tidak mampu kemana-mana untuk memenuhi hajatku kecuali jika mereka menggerakkan (kursi roda)-ku …. Adakah hati kalian tidak bergelora melihat kekejaman terhadap kami sehingga tiada satu kaumpun bangkit menyatakan kemarahan karena Allah?”

Namun, biarkan Syekh Ahmad Yasin menerjemahkan arti perlawanan dengan caranya: merancang kelompok Mujahidin Palestina tahun 1982, meletuskan intifadhah Desember 1987, hingga lahirlah Hamas satu pekan kemudian.

Demikian takutnya Yahudi kepada spirit perlawanannya, Israel sampai harus menjatuhkan hukuman seumur hidup plus 15 tahun bagi Syekh Ahmad Yasin. Ya, untuk seorang ulama yang mengaku tak mampu memapah senjata dan mengangkat pena karena tangannya lumpuh.

Jika Golda Meir menyumbangkan setengah hartanya untuk Israel, maka Syekh Yasin menyerahkan seluruh hidupnya untuk Islam.

Begitulah cara Syekh Yasin mengajari kita bagaimana menjadi umat Islam, yang lumpuhnya saja ditakuti musuh. Pria kelahiran 1938 yang hampir tak bisa menggerakkan bagian tubuhnya sendiri, namun oleh Allah diberi kemampuan menggerakkan jiwa raga jutaan orang.

“Tidak ada sejarah seperti yang diukur Syekh Yasin, di mana pemimpin yang lemah (karena cacat fisik) mampu mengubah menjadi kekuatan,” kata Dr Asy-syahid Abdul Aziz Rantisi.

Hari-hari Syekh Yasin diisi dengan ibadah, luangnya dipenuhi dengan tarbiyah, tangan dinginnya dipakai untuk melahirkan kader dakwah. Maka muncullah Abdul Aziz Rantisi, Ismail Haniya, Khalid Misyal, dan lainnya. Anak-anak muda yang gigih bersamanya mengagagas Hamas, satu pekan pasca meletusnya intifadhah.

Telah berkali-kali Syekh Yasin hidup dalam penjara bersama kursi rodanya. Dari mulai tahun 1965, 1985, dan 1989.

Dalam pengadilan terakhir, beliau divonis seumur hidup plus 15 tahun. Tuduhannya, mendalangi serangan rakyat Palestina atas Israel dan melucuti senjata serdadu-serdadu Israel, warga Yahudi, serta penculikan terhadap agen-agen Israel.

Di dalam penjara, pukulan bertubi-tubi bersarang di mata dan kepalanya. Namun siksaan itu dilaluinya dengan tawakal dan penuh kesabaran. Karena semuanya adalah bagian dari perjuangan.

Syekh Yasin akhirnya berhasil bebas pada tahun 1997 akibat pertukaran tawanan. Anak-anak didiknya di Hamas berhasil menawan dua agen Mossad yang hendak meracuni Khalid Misyal.

Keluar dari penjara, Syekh Yasin kembali menyuarakan perjuangan untuk membebaskan Palestina.
Bersama Hamas, beliau kembali melakukan perlawanan kepada Israel ketika Ariel Sharon menyatroni Masjid Al Quds dan diikuti dengan pembunuhan terhadap jamaah shalat. Bentrokan antara tentara Israel dan rakyat Palestina pecah. Meletuslah intifadhah kedua.

Beragam cara dilakukan Israel untuk membunuh Syekh Yasin dan selalu gagal. Hingga pada Senin subuh, 1 Shafar 1425 H/ 22 Maret 2004 M, Apache Israel buatan Amerika Serikat mendekat, lalu memuntahkan tiga buah roket ke tubuh lemah berjiwa baja di atas kursi roda itu.

Suara gelegar tiga roket meledak itu seakan menghancurkan langit Gaza Subuh itu. Abdul Hamid, anak Syekh Yasin, terlempar beberapa belas meter dari posisi dekat dengan ayahnya.

“Saya sama sekali tak bisa melihat di mana tubuh ayah saya,” kenangnya. “Di dekat saya sedikitnya ada lima jenazah yang hancur bergelimpangan… Darah muncrat dan membanjir kemana-mana…”

Hari itu, menjadi hari duka bagi rakyat Palestina. Jutaan rakyat Palestina menangis. 200 ratus ribu orang mengantarkannya ke pemakaman. Gema takbir membahana menyelimuti langit Gaza.
Jasadnya boleh tiada, namun gagasan dan cita-cita terus mengalir menembus jiwa-jiwa kaum muslimin demi melanjutkan perjuangannya.

“Tanah Islam secara paksa telah dirampas oleh Yahudi Zionis dan itu hanya bisa direbut kembali dengan kekuatan. Palestina adalah tanah wakaf yang tidak bisa diserahkan, walaupun hanya satu inchi, untuk itu kamu bersedia melakukan segalanya,” pesannya.

Sumber : Islampos

Detik - detik Kematian Mustafa Kamal Ataturk

540763_493397274031270_1309302794_n
Mustafa Kamal Ataturk adalah penggagas Republik Turki. Ia didapuk sebagai pemimpin revolusi, negarawan dan Presiden Turki yang pertama.
Ataturk pula yang memindahkan ibu kota negara Turki dari Istanbul ke Angora yang kini dikenali sebagai Ankara.
Mustafa Kamal telah membentuk semula aspek kehidupan rakyat Turki agar sesuai dengan tuntutan ideologi Kemalist. Ideologi ini bertujuan membawa Turki ke arah negara modern, demokratik dan negara sekular.

Ataturk memerintah dari tahun 1918 hingga 1934. Di saat kematiannya, ada beberapa penyakit kepadanya, di antara ialah:

1. Dilanda penyakit kulit hingga ke kaki di mana ia merasa gatal-gatal seluruh badan.
2. Sakit jantung.
3. Penyakit darah tinggi.
4. Panas sepanjang waktu.

Pada 26 September 1938, ia pingsan selama 48 jam disebabkan terlalu panas, lalu ia sempat siuman, namun kemudian hilang ingatan secara permanen.

Pada 9 November 1938, ia pingsan sekali lagi selama 36 jam dan akhirnya meninggal dunia. Sewaktu ia meninggal, konon tidak seorang pun yang memandi, mengafani dan menshalatkannya. Mayatnya diawetkan selama 9 hari 9 malam, sehingga adik perempuannya datang meminta ulama-ulama Turki memandikan, mengafani dan menshalatkannya.

Menurut banyak sumber, ketika dibawa ke pemakaman, mayatnya tidak mau masuk ke liang lahat. Disebabkan putus asa, akhirnya orang-orang yang menguburkan mayatnya mengawetkan mayat Ataturk sekali lagi dan dimasukkan ke museum yang diberi nama EtnaGrafi di Ankara selama 15 tahun atau sampai tahun 1953.

Setelah 15 tahun mayatnya kembali hendak dikuburkan, namun masih juga susah. Akhirnya, jenazahnya dibawa ke satu bukit dan ditanam dalam satu bangunan marmer yang beratnya 44 ton. Mayatnya dikubur di celah-celah batu marmer.

[sumber: akuislam]

Kiamat, yang Ditanya Tidak Lebih Tahu daripada Si Penanya

Ilustrasi-Kiamat
Ilustrasi Gambar

Manusia sering bertanya-tanya mengenai waktu kiamat. Mereka melontarkan pertanyaan kepada Rasulullah saw, dan datanglah jawaban dari Zat yang menurunkan Al-Qur’an bahwa sesungguhnya kiamat itu adalah hal yang gaib, dan waktu terjadinya hari kiamat adalah salah satu ilmu khas Allah. Firman Allah :

Manusia bertanya kepadamu mengenai hari kebangkitan. Katakanlah, “Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kebangkitan itu hanya di sisi Allah.” Dan tahukah kamu (hai Muhammad), boleh jadi hari kebangkitan itu sudah dekat waktunya.

(Orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari kebangkitan : Kapankah terjadinya? Siapakah kamu (sehingga) dapat menyebutkan (waktunya)? Kepada Tuhanmulah dikembalikan kesudahannya (ketentuan waktunya). Kamu hanyalah pemberi peringatan bagi siapa yang takut akan (hari kebangkitan).”  

Pengetahuan semacam ini tak diketahui oleh malaikat dan nabi. Karena itu, Rasulullah saw menjawab saat Jibril bertanya kepadanya mengenai hari kiamat, “Tidaklah yang ditanya lebih tahu dari si penanya.”

Jadi, upaya membahas masalah ini dan menduga kiamat akan terjadi pada tahun tertentu secara pasti berarti membuat dusta atas nama Allah tanpa pengetahuan.

Orang yang melibatkan diri dalam masalah ini menyalahi manhaj (jalan) qurani dan nabawi yang membimbing manusia untuk meninggalkan pembahasan masalah kiamat, serta mengajak manusia untuk mempersiapkan diri menyongsong kiamat dengan iman dan amal saleh.

Orang-orang yang meneliti masalah kaiamat menduga bahwa mereka dapat mengetahui apa yang tidak diketahui Rasulullah SAW dan jibril. Penulis mengatakan kepada mereka : seyoganya kalian meneladani Rasulullah SAW, sahabat dan para ulama sepanjang sejarah. Jikalau dalam pengatahuan kapan terjadinya kiamat terdapat kemaslahatan dan kebaikan bagi manusia, Allah tentu akan menginformasikannya kepada manusia. Tetapi, Allah tidak melakukannya, dan di situlah letak kemaslahatan bagi manusia.

Seyogyanya juga generasi mendatang mengambil pelajaran dari genarasi sebelumnya. Sebagian generasi masa lampau menyibukkan diri dalam masalah kiamat. Mereka menentukan waktu tertentu terhadap kiamat atau sebagian tanda-tanda yang menunjukkan waktu kiamat telah dekat. Lalu saat waktu tersebut tiba, tidak terjadi sesuatu apapun, baik kiamat atau tanda kiamat.

Di antara mereka ini adalah ath-Thabari, semoga Allah mengampuninya. Beliau menyimpulkan dari beberapa nas bahwa dunia akan berakhir setelah lima ratus tahun dari masa Nabi.

Sumber :
“Ensiklopedia” Kiamat, Karangan: Dr. Umar Sulaiman al-Asyqar.
Islampos

Rasulullah Hadapi Pertanyaan di Akhir Zaman

Akhir Zaman (2)
Ilustrasi Gambar

Pada akhir zaman setiap manusia akan menghadapi suatu tahapan yang cukup memberatkan dalam hidupnya. Ia akan menghadapi pertanyaan dari Allah SWT mengenai kehidupannya di dunia. Lalu, apakah rasul-rasul Allah juga menghadapi pertanyaan?

Ya, para rasul Allah akan ditanya dan diminati pertanggung jawaban mereka kelak di akhirat tentang tugas risalah dan amanah Allah yang harus disampaikan kepada umat. Sebenarnya pertanggung jawaban para rasul itu lebih berat.

Allah SWT berfirman :
“Ingatlah, hari ketika Allah mengumpulkan para rasul, lalu Allah bertanya kepada mereka, ‘Apa jawaban mereka terhadap seruanmu?’ Para Rasul menjawab, ‘Tidak ada pengetahuan kami tentang itu, sesungguhnya Eangkaulah yang mengetahui perkara yang ghaib’,”
(QS. Al-Maidah: 109).

Allah SWT juga berfirman :
“Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila kami mendatangkan seorang saksi (Rasul) dari tiap-tiap umat dan kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (umatmu),”
(QS. An-Nisa: 41).

Ketika ayat itu turun, Rasulullah SAW menangis.
Allah berfirman :
“Berkatalah Rasul, ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Quran ini suatu yang tidak diacuhkan,”
(QS. Al-Furqan: 30).

Allah SWT juga berfirman :
“Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu berarti) kamu tidak menyampaikan amanahnya…”
(QS. Al-Maidah: 67).

Apabila seorang Rasul mengurangi, walau sedikit pun amanah Allah, berarti dia tidak menyampaikan keseluruhan amanah itu.
Sumber :
 Anda Bertanya Islam Menjawab/Karya: Prof. Dr. M. Mutawalli as-Sya’rawi
Redaksi ISBAD

Jumat, 28 Agustus 2015

Remaja-Remaja Penghafal Al-Qur'an

 
Ilustrasi Foto

 

“Perempuan yang mukmin yang membaca Al-Quran adalah seperti bunga yang baunya harum dan rasanya lezat. Sedangkan orang mukmin yang tidak suka membaca Al-Quran seperti buah kurma, baunya tidak begitu harum, tapi manis rasanya. Orang munafiq yang membaca Al-Quran ibarat sekuntum bunga, berbau harum tetapi pahit rasanya,” [riwayat Bukhari dan Muslim].
 
remajaislampos.com—DUDES, kenapa Wayne Rooney bisa terkenal? Kanapa Justin Beiber  juga bias sohor ke seantero dunia? Kenapa dulu  Alam Si Mbah Dukun juga bunyi di negeri kita dengan mixed mendiang Micael Jacson? Kenapa Taufik Hidayat bisa jadi tajir en juga dikenal luas gara-gara maen bulu tangkis? Serentetan siapa dan kenapa tadi jelas bakalan lebih panjang lagi  kalo masih mau kita runtut! Bisa-bisa jadi kayak buku Sejarah nantinya.

Jawabanya: karena mereka masih muda! Seumuran kita! Itu aja. Nggak lebih! Kenapa begitu? Soalnya jack, kalo sekadar maen bola dan punya tendangan keras, bukan cuma Whyne Rooney yang bisa, Cristiano Ronaldo (kini 27 taon) konon selain bisa maen bola, punya tendangan keras, skillnya, kita tau, Yahuud! En, kalo urusan nyanyi en nyiptain lagu, Allanis Morrissette udah jauh-jauh hari ditanggap ketimbang Avril LAvigne atawa Lady Gaga. Dan Alam Si Mbah Dukun, jelas menjiplak abis gaya mendiang  Michael Jacson en Wak Haji  Rhoma Irama. Taufik Hidayat? Kao mau dibandingin sama pemain bulutangkis lokal lainnya, yah sorry  aja, he he he…

Jadi intinya, yak karena mudanya  itu, guys. Muda, berprestasi.

Tapi kalo kita mau lebih jeli lagi, tanpa mengecilkan proses en hasil yang telah mereka capai, toh sebenarnya  standar dari prestasi mereka tuh masih sumir alias kagak jelas. Sifatnya masih sementara aja. Tapi sehubungan dengan ‘yang punya’ dunia tuh ya golongan dari mereka-mereka, ya jelas aja kalo mereka tuh dibikin “megahnya” diblow-up sana en sini.
Hingga nggak heran juga kalo apa yang ada di otak kita pun jadinya juga segmented alias di-set ke arah sana. Kita baru bisa dibilang keren kalo bisa maen basket, punya grup band, jadi ketua OSIS, en many more. Tul nggak? Nah, padahal neh sebagai seorang remaja muslim, ada yang dibiarkan bolong begitu gede-en sengaja dibikin buka sebagai ‘aib’ ketika kita nggak tau atau hafal Al-Qur’an.
Ini kejadian beneran, bro. suatu kali REMAJA ISLAMPOS mantengin sebuah grup nasyid di acara sekolah, sang grup nasyid tersebut mo ngebagiin merchandise sama penontonnya  dengan syarat musti bisa ngejawab pertanyan yang bakalan diajukan. Seorang temen dari kelas 2 maju. Namanya nggak usah disebutin. Bikin malu soalnya! (sorry!!!??). Pertanyaannya: apa nama surat terpendek dari Alquran? Enteng kan?

Tapi bentar dulu. Si temen tuh asli celingukan, en bukan berlagak pilon. Sambil bisik-bisik dia malah nanya ke temen-temennya yang ada dibelakangnya. Ketika dijawab hasil dari “contekan”, si vokalis utama ngeejar lagi “coba bacain…!” dan dengan lantang di di soundsystem terdengar “Qulhuwa Allahu ahad” DAS! REMAJA ISLAMPOS bener-bener malu. PA! Payah Amat! Gimana nggak, jack tuh temen asli orang Islam, masa sih segitu ancurnya remaja? Emang sih kalo mau ditelusuri tentunya jadi lebih panjang lagi urusan si temen itu! Kalo emang nggak bisa hafal 30 Juz, ya Juz 30 mah tau lah. Kalo nggak hafal  Juz 30, ya Al Kaustar di luar kepala toh!

Jujur aja, kayaknya emang langka bener sekarang ini remaja-remeja yang mau menjadi penghafal Quran. Penghafal Quran beneran, bukan sekadar jadi qori  yang ngebawain di atas panggung  dengan berbagai lagam en cengkok  dalam perlombaan. Emang jauh deh kalo dibanding dengan jaman beberapa waktu  lalu. Hasan Al-Bana berumur  11 taon udah jadi imam salat Jumat di masjid karena saking udah hafal bener sama Al-Quran. Malah Imam Syafei, kita tau umur 9 taon uadah khattam en hafidz (hafal)  tuh kitab suci. Nah kita? Jujur aja, berapa taon kita sekarang? 15 atau 16 taon? Berapa surat yang udah bisa kita hafal dari Al-Quran?

Brur, tentu kita nggak usah nanya lagi kenapa kita musti hafal Al-Quran. Iyalah, Al-Quran itu sumber segala kehidupan en ilmu. Semua hal dan kejadian ada di sana hingga jangan heran kalo kita jika hafal Quran en tentu aja kita mengamalkannya dalam aktivitas sehari-hari kita, semuanya akan menjdi lebih mudah. Nggak ada yang depresi karena pusing mikirin pacaran. Nggak ada yang naek kelas. Nggak ada yang ketinggalan dalam pelajaran en seterusnya… coba, keren mana jika ente lebih gape dalam Al-Quran ketimbang maen bola kayak Cristiano Ronaldo atawa nyanyi kayak Agnes Monica? Lewat, man!!!

NAH, sobat REMAJA ISLAMPOS di jaman kayak gini, emang nggak gampang untuk jadi seorang hafidz . ditambah lagi kita tuh termasuk remaja yang susah inget en gampang lupanya. Bener kan? He he he … sorry , jangan tersinggung! Nah, tentu aja ada cara-caranya. Coba ente simak pengalaman en proses belajar sebagian temen-temen kita yang berhasil dicari ama REMAJA ISLAMPOS dengan susah payah bahkan kayak nyari semut di lubangnya yang dalem!! (ciee, hiperbol amir!)
Bukan apa-apa, REMAJA ISLAMPOS sendirisampai saat ini merasa amazed,ternyata emang masih ada remaja seumuran kita-kita yang mau belajar Al-Quran dengan serius, bukannya part time apalagi spare (rest) time. Moga aja, ternyata tanpa sepengaetahuan banyak orang tanpa musto di blow up  banyak dari kita yang mulai  kembali  ke Al-Quran!!!  Could it be you? [Saad / Indah]
———————————————————
Artikel ini diambil dari kanal khusus untuk remaja. Untuk informasi dan artikel lainnya klik remajaislampos

Inilah Adab Mendengarkan Adzan

adzan nabawi
Ilustrasi Gambar

Muslimin hari ini kebanyakan melupakan adab-adab atau aturan yang telah disyariatkan oleh Allah SWT. Hal-hal yang ringan pun sering ditinggalakan, lambat laun prilaku meninggalkan ini akan berdampak kepada hal yang besar.

Adzan adalah seruan atau panggilan yang menjadi pertanda bahwa waktu shalat telah masuk.
Adzan merupakan salah satu syiar agama yang paling agung, karena mengabarkan kepada seluruh Muslim datangnya waktu shalat sebagai ibadah wajib.

Adzan dikumandangkan oleh seorang muadzin. Sebagai yang mendengarkan adzan, ada adab yang dianjurkan Rasulullah SAW.
Dalam adab islam bahwa ketika adzan hendak berkumandang maka diamlah karena jikalau kita tidak mendengarkannya ataupun menjawabnya itu akan menjadi faktor lunturnya keimanan kita.
Bahkan dalam realitasnya, banyak orang kelu lidahnya di saat kematian. Kebanyakan orang yang nazak, saat hampir tiba ajalnya, tidak dapat berkata apa-apa. Lidahnya kelu, keras dan hanya mimik mukanya yang menahan kesakitan ‘sakaratul maut’. Ini sebabnya adalah kebiasaan remeh kita yang sering tidak mendiamkan diri saat adzan berkumandang. Diriwayatkan sebuah hadist:

Hendaklah kamu mendiamkan diri ketika azan, jika tidak Allah akan kelukan lidahnya ketika maut menghampirinya.”

Abu Sa’id Al-Khudri pun mengabarkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:

إِذَا سَمِعْتُمُ النِّدَاءَ فَقُوْلُوْا مِثْلَ مَا يَقُوْلُ الْمُؤَذِّنُ
“Apabila kalian mendengar adzan maka ucapkanlah seperti yang sedang diucapkan muadzin,” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Hukum menjawab adzan adalah sunah muakad. Ketika adzan berkumandang, kita umat muslim dianjurkan untuk sejenak meninggalkan aktivitas dan mendengarkan lalu menjawab adzan sebagai bentuk penghormatan kita kepada adzan tersebut.

Rasulullah SAW pernah menjanjikan keutamaan mendengarkan dan menjawab seruan adzan. Dalam sebuah hadits beliau mengatakan: 
“Barangsiapa yang mendengar suara adzan kemudian dia berucap: Asyhadu alla ilaaha illahu wa anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuluhu, radlitu billahi rabba wabi muhammadin rasulan wabil islami diinan (Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, aku ridha Allah sebagai Rabb, dan Muhammad sebagai Rasul dan aku ridha Islam sebagai agama), maka Allah akan mengampuni dosanya,” (HR. Muslim (579) dari Sahl bin Sa’ad)

Ada 3 (tiga) pertanyaan besar mengenai hal ini:

Pertama,
Bagaimana hukumnya jika berbicara ketika adzan berkumandang? Para ulama seperti Imam Syafi’i, Imam Malik bin Anas, Ishaq bin Rahuyah, dan lainnya mengatakan bahwa berbicara ketika mendengarkan adzan hukumnya adalah makruh. Namun jika keadaan mendesak untuk berbicara, maka berbicaralah seperlunya. Dan hendaknya tidak memperpanjang pembicaraan sehingga terluput dari memperoleh keutamaan yang besar yaitu pengampunan dosa-dosa. Jika berbicara saja sudah makruh, bagaimana dengan kegiatan lain seperti bercanda, atau bahkan sampai tertawa terbahak-bahak seakan menghiraukan seruan yang agung ini. Sebagai seorang muslim seharusnya kita saling mengintrospeksi diri dalam hal adab mendengarkan adzan ini.

Kedua,
Bagaimana hukum menjawab adzan ketika sedang membaca Al-Qur’an ? Tidak dibolehkan menjamak/mengumpulkan antara membaca Al-Qur’an dengan menjawab adzan. Karena kalau kita membaca Al-Qur’an, kita akan terlalaikan dari mendengar adzan. Sebaliknya bila kita mengikuti ucapannya muadzin, kita terlalaikan dari membaca Al-Qur’an. (Fathu Dzil Jalali wal Ikram, 2/196,197)

Ketiga,
Ketika sedang shalat apakah kita diharuskan menjawab adzan ? Dalam madzhab Al-Imam Ahmad (Pendapat ini dianggap yang paling shahih), ketika sedang melakukan shalat, tidak perlu menjawab adzan yang didengar. Karena adzan merupakan zikir panjang yang dapat membuat orang yang shalat tersibukkan dari shalatnya. Sementara dalam shalat ada kesibukan tersendiri, sebagaimana sabda Rasulullah SAW :“Sesungguhnya dalam shalat itu ada kesibukan,” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Oleh karena itu, marilah kita sama-sama menghormati azan dan mohon kepada Allah supaya lidah ini tidak kelu ketika nyawa kita sedang dicabut dan kita bisa tetap istiqomah di jalan Allah SWT.

Sumber :  
Majalah AsySyariah/Edisi 051
Redaksi ISBAD

Kewajiban Seorang Anak Terhadap Orang Tuanya

Ilustrasi Foto
Kewajiban anak terhadap kedua orang tuanya, ialah bersikap baik, terutama kepada ibu. Kebaikan yang harus diberikan kepada ibu tiga kali lipat dibanding kepada ayah, seperti yang dikatakan dalam sebuah hadits. Di samping itu, anak mempunyai kewajiban untuk bersikap baik dan bertutur kata yang baik terhadap kedua orang tuanya.

Jika dicermati, dalam al-Quran surat Ali Imran ayat 17, maka antara ibadah kepada Allah SWT dengan berbuat baik kepada kedua orang tua adalah ibadah yang sejajar. Hal ini menunjukan betapa pentingnya perbuatan baik kepada mereka, sebagai balas budi atas jerih payah yang dilakukan oleh kedua orang tua, khususnya ibu.

Ibu mengandung dan memelihara kita dengan susah payah. Allah telah berfirman,
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.” (QS. Luqman : 14)

Bahkan Allah telah memerintahkan kita agar kita mampu untuk bersyukur kepada Allah dan kepada kedua orang tua kita. Seorang anak janganlah lupa mendo'akan orang tua semasa masih hidup, terlebih setelah mereka wafat. Itulah pertanda anak yang shaleh yang selalu mendoakan kedua orang tuanya.
Sebagaiman sabda Nabi Muhammad SAW :
“Jika anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara, yaitu shadaqah jariah (amal untuk kepentingan orang banyak), ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang senantiasa mendoakan kepada kedua orang tuanya.” (HR. Bukhari).

Doa yang bisa kita panjatkan untuk kedua orang tua kita adalah permohonan ampun atas segala dosa yang telah dilakukan oleh kedua orang tua kita dan permohonan kasih sayang Allah, sebagaimana mereka telah memberi kasih sayang kepada kita.

Sumber :
Terapi Hati/Amin Syukur dan Fatimah Usman/Erlangga/2012
Redaksi ISBAD

Agar Kerja Kita Berkah

kerja
Ilustrasi Foto
Dalam hidup ini kita memerlukan keberkahan dalam segala hal, termasuk dalam hal bekerja. Agar kerja kita berkah, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi yaitu :

1. Menanamkan ketauhidan kepada Allah Swt, sebagai satu-satunya Dzat Yang Maha Esa, yang paling berhak menjadi “Gantungan (tempat bergantung),” Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan, tiada sekutu bagi-Nya (QS. Al-Ikhlas : 1-4). Kualitas ini yang akan menentukan kualitas kerja kita, bahkan menurut para ahli, 90 % aktivitas manusia itu ditentukan oleh tauhidnya, dengan tauhid akan memancarkan sikap kejujuran, sedangkan 10% lainnya diperoleh melalui keterampilan. Dengan adanya prinsip ketauhidan, seseorang dapat melihat tujuan hidupnya dengan jelas, yakni untuk mendapatkan Ridha-Nya. Kualitas tauhid ini akan menciptakan kualitas kesalehan hidup dunia dan akhirat.

2. Kualitas pikir. Dengan adanya kualitas ini, seseorang akan mendapatkan informasi, mengelola, memproduksi, dan mencapai hasil dari informasi tersebut secara baik dan akurat.

3. Kualitas hati nurani. Dengan kualitas ini, seseorang akan menajamkan nilai moral religious dan akan bekerja secara objektif, karena hati nuraninya akan memerintah secara mutlak dan dengan tanpa syarat.

4. Kualitas keterampilan, yakni kemampuan teknis (10%) dalam melaksanakan aktivitas tertentu.

Sumber : 
Terapi Hati/ Amin Syukur dan Fathimah Usman/Erlangga
Redaksi ISBAD

Mengapa Rasulullah Sangat Sayang Terhadap Kucing


kucing
Kucing
Nabi  Muhammad SAW memiliki seekor kucing yang diberi nama Mueeza. Suatu saat, di kala Nabi hendak mengambil jubahnya, ditemuinya Mueeza sedang terlelap tidur dengan santai diatas jubahnya. Tak ingin mengganggu hewan kesayangannya itu, Nabi pun memotong belahan lengan yang ditiduri  Mueeza  dari jubahnya.

Ketika Nabi kembali ke rumah, Muezza terbangun dan merunduk sujud kepada majikannya. Sebagai balasan, Nabi menyatakan kasih sayangnya dengan mengelus lembut ke badan mungil kucing itu sebanyak 3 kali.

Dalam aktivitas lain, setiap kali Nabi menerima tamu di rumahnya, nabi selalu menggendong mueeza dan di taruh dipahanya. Salah satu sifat Mueeza yang Nabi sukai ialah ia selalu mengeong ketika mendengar adzan, dan seolah-olah suaranya terdengar seperti mengikuti lantunan suara adzan.
Kepada para sahabatnya, Nabi berpesan untuk menyayangi kucing peliharaan, layaknya menyanyangi keluarga sendiri.

Hukuman bagi mereka yang menyakiti hewan lucu ini sangatlah serius, dalam sebuah hadist shahih Al Bukhari, dikisahkan tentang seorang wanita yang tidak pernah memberi makan kucingnya, dan tidak pula melepas kucingnya untuk mencari makan sendiri, Nabi Muhammad SAW pun menjelaskan bahwa hukuman bagi wanita ini adalah siksa neraka.

Dari Ibnu Umar ra bahwa rasulullah saw bersabda : 
“Seorang wanita dimasukkan kedalam neraka karena seekor kucing yang dia ikat dan tidak diberikan makan bahkan tidak diperkenankan makan binatang-binatang kecil yang ada di lantai,” (HR. Bukhari).

Nabi menekankan di beberapa hadis bahwa kucing itu tidak najis. Bahkan diperbolehkan untuk berwudhu menggunakan air bekas minum kucing karena dianggap suci.
Kenapa Rasulullah Saw yang buta baca-tulis, berani mengatakan bahwa kucing suci, tidak najis? Lalu, bagaimana Nabi mengetahui kalau pada badan kucing tidak terdapat najis?
Keistimewaan Kucing

Fakta Ilmiah 1 :
Pada kulit kucing terdapat otot yang berfungsi untuk menolak telur bakteri.  Otot kucing itu juga dapat menyesuaikan dengan sentuhan otot manusia.
Permukaan lidah kucing tertutupi oleh berbagai benjolan kecil yang runcing, benjolan ini bengkok mengerucut seperti kikir atau gergaji. Bentuk ini sangat berguna untuk membersihkan kulit. Ketika kucing minum, tidak ada setetes pun cairan yang jatuh dari lidahnya.
Sedangkan lidah kucing sendiri merupakan alat pembersih yang paling canggih, permukaannya yang kasar bisa membuang bulu-bulu mati dan membersihkan bulu-bulu yang tersisa di badannya.

Fakta Ilmiah 2 :
Telah dilakukan berbagai penelitian terhadap kucing dan berbagai perbedaan usia, perbedaan posisi kulit, punggung, bagian dalam telapak kaki, pelindung mulut, dan ekor.
Pada bagian-bagian tersebut dilakukan pengambilan sample dengan usapan. Di samping itu, dilakukan juga penanaman kuman pada bagian-bagian khusus. Terus diambil juga cairan khusus yang ada pada dinding dalam mulut dan lidahnya.

Hasil yang didapatkan adalah:
1. Hasil yang diambil dari kulit luar tenyata negatif berkuman, meskipun dilakukan berulang-ulang.
2. Perbandingan yang ditanamkan kuman memberikan hasil negatif sekitar 80% jika dilihat dari cairan yang diambil dari dinding mulut.
3. Cairan yang diambil dari permukaan lidah juga memberikan hasil negatif berkuman.
4. Sekalinya ada kuman yang ditemukan saat proses penelitian, kuman itu masuk kelompok kuman yang dianggap sebagai kuman biasa yang berkembang pada tubuh manusia dalam jumlah yang terbatas seperti, enterobacter, streptococcus, dan taphylococcus. Jumlahnya kurang dan 50 ribu pertumbuhan.
5. Tidak ditemukan kelompok kuman yang beragam.
6. Berbagai sumber yang dapat dipercaya dan hasil penelitian laboratorium menyimpulkan bahwa kucing tidak memiliki kuman dan mikroba. Liurnya bersih dan membersihkan.

Komentar Para Dokter Peneliti
• Menurut Dr. George Maqshud, ketua laboratorium di Rumah Sakit Hewan Baitharah, jarang sekali ditemukan adanya kuman pada lidah kucing.
• Jika kuman itu ada, maka kucing itu akan sakit.
• Dr. Gen Gustafsirl menemukan bahwa kuman yang paling banyak terdapat pada anjing,
• Manusia 1/4 anjing, kucing 1/2 manusia.
• Dokter hewan di rumah sakit hewan Damaskus, Sa’id Rafah menegaskan bahwa kucing memiliki perangkat pembersih yang bemama lysozyme.
• Kucing tidak suka air karena air merupakan tempat yang sangat subur untuk pertumbuhan bakteri, terlebih pada genangan air (lumpur, genangan hujan, dll)
• Kucing juga sangat menjaga kestabilan kehangatan tubuhnya. Ia tidak banyak berjemur dan tidak dekat-dekat dengan air.
• Tujuannya agar bakteri tidak berpindah kepadanya. Inilah yang menjadi faktor tidak adanya kuman pada tubuh kucing.

Fakta Ilmiah 3 :
Dan hasil penelitian kedokteran dan percobaan yang telah di lakukan di laboratorium hewan, ditemukan bahwa badan kucing bersih secara keseluruhan. Ia lebih bersih daripada manusia.
Fakta Ilmiah Tambahan :
Zaman dahulu kucing dipakai untuk terapi. Dengkuran kucing yang 50Hz baik buat kesehatan selain itu mengelus kucing juga bisa menurunkan tingkat stress.
Sisa makanan kucing hukumnya suci.
Hadist Kabsyah binti Ka’b bin Malik menceritakan bahwa Abu Qatadah, mertua Kabsyah, masuk ke rumahnya lalu ia menuangkan air untuk wudhu. Pada saat itu, datang seekor kucing yang ingin minum. Lantas ia menuangkan air di bejana sampai kucing itu minum.

Kabsyah berkata, “Perhatikanlah.” Abu Qatadah berkata, “Apakah kamu heran?” Ia menjawab, “Ya.” Lalu, Abu Qatadah berkata bahwa Nabi SAW prnh bersabda, “Kucing itu tidak najis. Ia binatang yang suka berkeliling di rumah (binatang rumahan),” (H.R At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).
Diriwayatkan dan Ali bin Al-Hasan, dan Anas yang menceritakan bahwa Nabi Saw pergi ke Bathhan suatu daerah di Madinah. Lalu, beliau berkata,
“Ya Anas, tuangkan air wudhu untukku ke dalam bejana.” Lalu, Anas menuangkan air. Ketika sudah selesai, Nabi menuju bejana. Namun, seekor kucing datang dan menjilati bejana. Melihat itu, Nabi berhenti sampai kucing tersebut berhenti minum lalu berwudhu.

Nabi ditanya mengenai kejadian tersebut, beliau menjawab, “Ya Anas, kucing termasuk perhiasan rumah tangga, ia tidak dikotori sesuatu, bahkan tidak ada najis.”
Diriwayatkan dari Dawud bin Shalih At-Tammar dan ibunya yang menerangkan bahwa budaknya memberikan Aisyah semangkuk bubur.  Namun, ketika ia sampai di rumah Aisyah, tenyata Aisyah sedang shalat. Lalu, ia memberikan isyarat untuk menaruhnya. Sayangnya, setelah Aisyah menyelesaikan shalat, ia lupa ada bubur.

Datanglah seekor kucing, lalu memakan sedikit bubur tersebut. Ketika ia melihat bubur tersebut dimakan kucing, Aisyah lalu membersihkan bagian yang disentuh kucing, dan Aisyah memakannya.
Rasulullah Saw bersabda, “Ia tidak najis. Ia binatang yang berkeliling.” Aisyah pernah melihat Rasulullah Saw berwudhu dari sisa jilatan kucing.” (H.R AlBaihaqi, Abd Al-Razzaq, dan Al-Daruquthni).
Hadis ini diriwayatkan Malik, Ahmad, dan imam hadits yang lain. Oleh karena itu, kucing adalah binatang, yang badan, keringat, bekas dari sisa makanannya adalah suci, Liurnya bersih dan membersihkan, serta hidupnya lebih bersih daripada manusia. Mungkin ini pula-lah mengapa Rasulullah SAW sangat sayang kepada Muezza, Kucing kesayangannya.

Sumber : Islampos
               Redaksi ISBAD


Kamis, 27 Agustus 2015

9 Amalan Nabi yang Terpuji Sebagai Suami

unta


Perkara yang pertama dan utama dalam hidup seorang lelaki bernama suami adalah keluarga. Tidak ada gunanya dia sukses dalam karirnya namun rumah tangganya sendiri berantakan. Justru, Allah SWT sejak awal mengingatkan melalui firman-Nya yang agar seorang suami menyelamatkanlah diri dan keluarga dari api neraka!

Dan sebaik-baiknya seorang suami, siapa lagi kalau bukan Rasulullah Muhammad SAW? Mengapa Rasul demikian baiknya?

1. Kalau ada pakaian yang koyak, Rasulullah menisiknya sendiri tanpa perlu menyuruh isterinya. Beliau juga memerah susu kambing untuk keperluan keluarga maupun untuk dijual.

2. Setiap kali pulang ke rumah, bila dilihat tiada makanan yang sudah siap di masak untuk dimakan, sambil tersenyum baginda menyingsingkan lengan bajunya untuk membantu isterinya di dapur. ‘Aisyah menceritakan Kalau Nabi berada di rumah, beliau selalu membantu urusan rumah tangga.

3. Jika mendengar adzan, beliau cepat-cepat berangkat ke masjid, dan cepat-cepat pula kembali seusai shalat.

4. Pernah Nabi pulang pada waktu pagi. Tentulah beliau teramat lapar waktu itu. Tetapi dilihatnya tiada apa pun yang bisa dimakan untuk sarapan. Yang mentah pun tidak ada karena ‘Aisyah belum ke pasar. Maka Nabi bertanya, “Belum ada sarapan, ya Khumaira?” Aisyah menjawab dengan agak serba salah, “Belum ada apa-apa, wahai Rasulullah.” Rasulullah lantas berkata, ‘Jika begitu, aku puasa saja hari ini”, tanpa sedikit pun perasaan kesal di raut wajahnya.

5. Sebaliknya Rasul sangat marah tatkala melihat seorang suami sedang memukul isterinya. Rasulullah menegur, “Mengapa engkau memukul isterimu?” Lantas dijawab dengan agak gemetar, “Isteriku sangat keras kepala! Sudah diberi nasihat dia tetap begitu juga, jadi aku pukul dia.” “Aku tidak menanyakan alasanmu,” sahut Nabi SAW. “Aku menanyakan mengapa engkau memukul teman tidurmu dan ibu kepada anak-anakmu?”

6. Pernah ia bersabda, “Sebaik-baik lelaki adalah yang paling baik, kasih dan lemah lembut terhadap isterinya” Prihatin, sabar, dan rendah hati dalam menjadi ketua keluarga dan tidak sedikitpun hal itu menurunkan kedudukannya sebagai pemimpin umat.

7. Kecintaannya yang tinggi terhadap Allah SWT dan rasa kehambaan yang sudah melekat dalam diri Rasulullah SAW menolak sama sekali kesombongan.

8. Pintu surga telah terbuka seluas-luasnya untuknya, namun Rasul masih berdiri di waktu-waktu sepi malam hari, terus-menerus beribadah hinggak pernah beliau terjatuh lantaran kakinya sudah bengkak-bengkak.

9. Ketika kondisi fisiknya sudah tidak mampu menanggung kemauan jiwanya yang tinggi, ketika ditanya oleh ‘Aisyah, “Ya Rasulullah, bukankah engkau telah dijamin Syurga? Mengapa engkau masih bersusah payah begini?”Jawab Nabi dengan lunak, “Ya ‘Aisyah, apakah aku tak boleh menjadi hamba-Nya yang bersyukur?”

Sumber : islampos
               Redaksi ISBAD

Yang Mesti Diperhatikan dalam Jima Ketika Istri Hamil


 cinta gelap

Ketika seorang istri tengah hamil tua, biasanya secara otomatis suami menghentikan aktvitas jima. Alasannya, khawatir menganggu kesehatan istri. Apalagi ketika mengandung anak pertama. Namun, literatur medis menyatakan bahwa jima ketika hamil dapat membantu kelancaran proses persalinan. Benarkah?

Saat jima, prostaglandin yang dikeluarkan sperma dapat mengakibatkan kontraksi guna membantu penekanan sehingga kepala bayi dapat masuk ke bagian bawah panggul. Ya membantu juga secara tidak langsung. Namun jima pada usia kehamilan tua tetap harus hati-hati.

Banyak pendapat medis menyatakan bahwa waktu yang tepat untuk jima sewaktu hamil yaitu setelah trimester pertama hingga usia 7 bulan. Pada waktu ini, ibu hamil sudah relaks dan lebih nyaman dengan tubuhnya. Pada trimester pertama kehamilan, sebaiknya Anda menunda jima terlebih dahulu. Pasalnya, jima di awal kehamilan mudah terjadi kontraksi. Ari-ari belum terbentuk sehingga dapat mengakibatkan keguguran bila tejadi kontraksi dahsyat.

Sedangkan pada usia kehamilan 7-9 bulan, frekuensi jima sebaiknya dikurangi sampai janin berusia 9 bulan karena sangat membahayakan janin. Pasalnya kontraksi bisa mengakibatkan pecah ketuban dan bayi dapat terinfeksi. Sementara bila bayi harus dilahirkan, paru-parunya belum matang. Waktu yang sangat membahayakan yaitu antara kehamilan usia 7-8 bulan.

Pada usia kehamilan 9 bulan, bayi sudah siap untuk dilahirkan bila terjadi kontraksi sehingga air ketuban pecah. Pasalnya, paru-paru bayi sudah matang. Kalau bisa di atas 36 minggu, bila pecah ketuban, bayi lahir sudah aman karena telah mampu bernapas di luar tubuh ibu.

Banyak orang menganggap jima saat hamil sangat berbahaya terhadap janin karena penis, orgasme, atau ejakulasi dianggap dapat mencederai bayi. Sebenarnya tidaklah demikian. Jima dengan pasangan pada saat hamil apalagi menjelang persalinan dilakukan dengan sangat relaks.

Jadi yang paling penting dalam hal ini adalah mencari posisi yang nyaman terutama untuk istri. Jima harus dilakukan dengan nyaman agar jangan sampai terjadi kontraksi yang dahsyat untuk menghindari pecah ketuban. Pasalnya, ketuban pecah dapat menyebabkan infeksi ke tubuh janin. Namun yang paling aman, tentu saja berkonsultasi dengan dokter keluarga untuk mengetahui kondisi kehamilan sehingga jima yang dilakukan ketika istri hamil berlangsung aman dan lancar.

Sumber : Pekanbaru Riau News

Jangan Biasakan Meminta Oleh-oleh dari Teman yang Berpergian

lelaki jalan



Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melarang seorang muslim untuk meminta-minta dari orang lain, tanpa ada kebutuhan yang mendesak.

Karena perbuatan meminta-minta merupakan perbuatan menghinakan diri kepada makhluk dan menunjukkan adanya kecendrungan kepada dunia dan keinginan untuk memperbanyak harta.

Dan beliau shallallahu alaihi wasallam mengabarkan bahwa barangsiapa yang melakukan perbuatan meminta-minta yang hina ini, maka dia akan datang pada hari kiamat dalam keadaan tidak ada sepotong dagingpun yang melekat di wajahnya. Ini sebagai balasan yang setimpal baginya kareka kurangnya rasa malu dia untuk meminta-minta kepada sesama makhluk.

“Terus-menerus seseorang itu suka meminta-minta kepada orang lain hingga pada hari kiamat dia datang dalam keadaan di wajahnya tidak ada sepotong dagingpun,” (HR. Al-Bukhari no. 1474 dan Muslim no. 1725).

“Sesungguhnya harta ini adalah lezat dan manis. Maka siapa yang menerimanya dengan hati yang baik, niscaya ia akan mendapat berkahnya. Namun, siapa yang menerimanya dengan nafsu serakah, maka dia tidak akan mendapat berkahnya, dia bagaikan orang yang makan namun tidak pernah merasa kenyang. Dan tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah,” (HR. Al-Bukhari no. 1472 dan Muslim no. 1717).

Ringankanlah orang yang menjalani Safar karena safar adalah potongan dari azab.
Abu Hurairah meriwayatkan dari Nabi Saw bersabda, 
”Berpergian (safar) itu adalah sebagian dari siksa. Ia menghalangi seseorang dari makan, minum dan tidurnya. Maka apabila seseorang telah selesai dari urusannya hendaklah ia segera pulang ke keluarganya,” (HR Bukhari dan Muslim).

“Dikatakan bagian dari azab, karena safar akan meninggalkan segala yang dicintai,” (Fathul Bari, Ibnu Hajar).

Bisa jadi yang dimaksud dicintai ini adalah keluarga yang ia cintai, rumah yang nyaman, ibadah yang teratur, dan lain-lain.
Sedang setiap perjalanan tidak ada jaminan akan bisa kembali, lalu mengapa kita bebani dengan titipan dan amanah yang membebani.
Sekadar tips buat yang bersafar, untuk menjaga saudara kita dari meminta, jika berkelebihan rezeki akan lebih indah jika kita memberi sedikit oleh-oleh karena tangan di atas lebih mulia.
Dan tips untuk yang menerima oleh-oleh bersyukurlah atas setiap bentuk rezeki yang didapat karena dengan bersyukur kita akan semakin mendapat nikmat yang banyak

Oleh       : Ernydar Irfan (Islampos)
Publish : Redaksi ISBAD

Selasa, 25 Agustus 2015

Umur Langit dan Umur Bumi

 umur bumi dan langit


“Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia berkuasa di atas ‘Arsy. Tidak ada bagi kamu selain daripada-Nya seorang penolong pun dan tidak (pula) seorang pemberi syafa’at. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” (QS. Al-Sajdah 32:4)
 
Katakanlah, “Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagi-Nya? (yang bersifat) demikian itu adalah Rabb semesta alam” (QS. Al-Fushshilat 41:9)

Satu dari sekian banyak contoh yang  dirincikan Al-Qur’an adalah umur bumi dan alam semesta ini, yang kata orang bahwa bumi kita ini sudah tua. Lalu bagaimanakah Al-Qur’an menceritakan tentang perihal tersebut ? dan bagaimana pula sistematika rinciannya?

Menurut penelitian ilmuwan, umur alam semesta atau disebut ‘langit’ dalam bahasa Al-Qur’an memang lebih ‘tua’ dari bumi. Berdasarkan QS. Al-Sajdah:4 Allah SWT memposisikan kata ‘langit’ sebelum ‘bumi’. Lalu, mengapa Allah selalu mendahului kata’ langit’ dari pada ‘bumi’ dalam setiap firman-Nya? Berikut rinciannya.

Analogi : Allah SWT. menciptakan langit dan bumi dalam enam masa (QS.Al-Sajdah 32:4), serta menciptakan bumi sebagai tempat tinggal dalam dua masa (QS. Fushshilat 41:9). Menurut para ahli Geologi, meninjau dari batuan meteorit tertua, perkiraan umur bumi adalah sekitar 4,56 × 109 tahun. Kembali ke Al-Qur’an jika umur langit 6 masa dan umur bumi 2 masa, maka perbandingannya adalah 6 : 2 = 3 : 1, jadi umur alam semesta dapat kita cari dengan cara yaitu 4,56 × 109 × 3 = 13,68 × 109tahun. Itu adalah perhitungan umur umur alam semesta atau ‘langit’ versi Al-Qur’an.

Fakta :  Versi sains modern menyatakan tentang sebuah teori bernama Big Bang yang menyebutkan bahwa umur alam semesta 13,7  × 109 tahun. Angka tersebut hampir mendekati angka perkiraan umur alam semesta versi Al-Qur’an. Subhanallah, apakah ini suatu kebetulan ?

Terdapat selisih 20 juta tahun antara perhitungan sains modern dengan Al-Qur’an. Namun, perbedaan ini bukanlah menjadi suatu selisih yang signifikan. Dan kita bisa menyimpulkan bahwa Al-Qur’an merupakan sumber kajian dan pedoman yang sangat Akurat. Wallahu’alam Bissawab.

Sumber :
[islampos/muslimtech]

Misteri Hajar Aswad Yang Mengejutkan Neil Amstrong dan NASA

 


Neil Amstrong telah membuktikan bahwa Tanah Suci Mekah adalah pusat dari planet bumi. Fakta ini telah diteliti melalui satu penelitian ilmiah. Saat pertama kalinya Neil Amstrong memulakan perjalanan ke luar angkasa dan mengambil gambar planet bumi dia berkata “Planet bumi ternyata tergantung di kawasan yang sangat gelap." Siapa yang menggantungnya?

Para angkasawan telah menemui bahawa planet bumi itu mengeluarkan semacam radiasi dan secara resminya mereka mengumumkan di internet. Namun, 21 hari kemudian laman web tersebut hilang. Seperti ada sebab yang tersembunyi disebalik penghapusan website tersebut.

Setelah melakukan penyelidikan lebih lanjut, ternyata radiasi tersebut berpusat di Kota Suci Mekah yaitu betul-betul pada Kaabah. Paling mengejutkan adalah radiasi tersebut bersifat “infinite” (tidak terhingga). Para ilmuan muslim mempercayai bahawa radiasi ini mempunyai ciri-ciri dan menghubungkan antara Kaabah di planet bumi dengan Kaabah di alam akhirat.

Di tengah-tengah antara kutub utara dan kutub selatan, ada suatu kawasan yang bernama Zero Magnetism Area, yang apabila kita mengeluarkan kompas di kawasan tersebut maka jarum kompas tersebut tidak akan bergerak sama sekali kerana daya tarikan yang sangat besar antara kedua kutub.

Itulah sebabnya jika seseorang tinggal di Mekah, maka umurnya lebih panjang, lebih sehat, dan tidak banyak dipengaruhi oleh banyak kekuatan gravitasi. Oleh sebab itu ketika kita mengelilingi Ka'bah kita merasa seakan-akan diri kita dicarge oleh suatu tenaga misteri dan ini adalah fakta yang telah dibuktikan secara ilmiah.

Kajian lainnya mengungkapkan bahawa batu Hajar Aswad merupakan batu tertua di dunia dan juga bisa terapung di air. Di sebuah musium di Inggris, ada tiga buah potongan batu tersebut (dari Ka'bah) dan pihak musium juga mengatakan bahawa bongkahan batu-batu tersebut bukan berasal dari Bumi.

Telah ditulis di dalam Al-Quran batu Hajar Aswad itu adalah berasal dari Surga. Umat Islam juga percaya bahwa batu Hajar Aswad ini adalah dari surga. Batu Hajar Aswad ini pada awalnya bewarna putih bersih dan kini menjadi hitam. Ini disebabkan oleh dosa-dosa manusia yang mencium Hajar Aswad.
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Hajar aswad turun dari surga padahal batu tersebut begitu putih lebih putih daripada susu. Dosa manusialah yang membuat batu tersebut menjadi hitam”. ( HR. Tirmidzi no. 877. Shahih menurut Syaikh Al Albani)

Mengapa Shalat Awal Waktu, Berjamaah, dan di Mesjid Itu Penting?

 


Kita sebagai umat Muslim mempunyai kewajiban mendirikan shalat. Tetapi hal itu bukanlah semata-mata shalat. Dari segi amalan, yang penting bagi kita adalah shalat itu diterima oleh Allah.

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’-lah (shalat berjamaah) beserta orang-orang yang ruku’.” (QS. Al-Baqarah [2]: 43).

Tetapi ketahuilah bahwa kegagalan dalam mendirikan shalat adalah “satu malapetaka” untuk kita. Selain karena shalat adalah satu kewajiban, meninggalkannya akan mengundang murka Allah. Kita harus menanamkan niat agar segala amalan yang diterima Allah merupakan sebuah kemenangan bagi diri kita.

Dalam surat Al-Ankabut, Allah berfirman,
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Quran dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (Keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain) dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Al-Quran menyatakan shalat itu mencegah mungkar seperti di dalam ayat di atas. Ini membuktikan bahwa sekadar shalat saja belum tentu amalan itu diterima oleh Allah. Kita hanya ingin hasil dai amalan shalat tadi dapat mengubah batasan iman kita dari oang yang kufur menjadi orang yang bersyukur. Mengubah dari orang yang suka hal-hal maksiat menjadi orang yang menyukai perkara yang mendatangkan kebaikan iman. Melakukan shalat dapat membentuk akhlak terpuji dan meninggalkan perkara yang sia-sia.

Oleh sebab itu, kita juga dituntut memperbanyak amalan-amalan sunnah untuk menutupi kekurangan amalan fardhu, dalam mengerjakan amalan sunnah kita harus mempunyai prinsip bahwa “jika kita kerjakan dapat pahala berganda, jika tidak dikerjakan rugi besar menimpa”. Tidaklah Allah jadikan setiap amalan itu sia-sia kepada hamba-Nya.

Kita lihat contoh amalan puasa. Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali lapar dan dahaga.” (HR At Thabrani).

Banyak yang berpuasa, tapi hanya merasa lapar dan dahaga, mengapa? Karena kebanyakan orang berpuasa hanya sekadar tidak makan dan minum, tetapi dari segi penjagaan lidah, mata, dan perbuatan masih sama sepertiketika sedang tidak berpuasa. Begitupun juga shalat. Untuk memantapkan ibadah shalat, mari kita lakukan shalat secara berjamaah, di masjid, dan di awal waktu. Disiplinkan diri untuk aman shalat harian kita.

Sumber : 
Kaya Dunia Akhirat dengan Amalan 1 Saat/Rafizam Mohamed
Islampos
Redaksi ISBAD

Senin, 24 Agustus 2015

Wahai Amirul Mu’minin, Anda Bisa Menjamin Masih Tetap Hidup Bulan Ini?

Hasil gambar untuk umar bin abdul aziz



Amirul Mu’minin Umar bin Abdul Aziz memiliki seorang pelayan yang bertugas untuk menjaga Baitul Maal. Katika datang hari raya, anak-anak perempuan Amirul Mu’minin datang mengadu sambil menangis kepada ayahnya. Mereka mengadu bahwa teman-temannya ketika hari raya mengenakan pakaian baru. Sedangkan mereka mengenakan pakaian yang sangat buruk.

Umar bin Abdul Aziz adalah seorang khalifah yang terkenal memiliki sifat zuhud dan wara’ dan sangat sederhana. Ia merasa kasihan kepada anak-anaknya, maka Amirul Mu’minin pun memutuskan untuk mengambil gajinya, dan berkata kepada pelayan Baitul Maal, “Berikanlah sekarang gajiku untuk bulan depan.”

Akan tetapi si pelayan tersebut merasa enggan untuk memberikan gaji bulan depan Amirul Mu’minin sekarang. Akhirnya ia berkata kepada Amirul Mu’minin dengan nada tidak setuju, “Anda ingin mengambil terlebih dahulu gaji Anda untuk bulan depan dari Baitu Maal orang Islam? Wahai Amirul Mu’minin, apakah Anda dapat menjamin bahwa Anda masih tetap hidup bulan ini?”

Mendengar perkataan pelayan tersebut, Umar tersentak dan mengangkat kepalanya seraya berkata, “Terimakasih atas nasihatmu kepadaku, wahai orang jujur.”

Kemudian ia memalingkan pandangannya ke arah anak-anak perempuannya dan berkata, “Pendamlah rasa sedih kalian. Apaakah kalian mau mengenakan pakaian yang baru, sedangkan bapak kalian masuk neraka?”

Redaksi ISBAD

Akhir Perjalanan Matahari

akhir perjalanan matahari_keajaiban quran_islampos

“Tatkala matahari telah digulung, (dilenyapkan cahaya sinarnya),” [Q.S. At-Takwir; 81:1]
 
Percayakah kita bahwa matahari yang sangat besar itu ada akhirnya? Dan bagaimana akhirnya?

Penjelasan Ayat
Jika kita  baca kembali ayat di atas, kita akan mengetahui hakikat alam semesta yaitu akhir perjalanan matahari, bintang-bintang, gunung, dan lautan. Matahari yang kita lihat sepanjang masa ini bersinar terang, akan tiba masanya nanti cahaya matahari ini hancur yaitu rusak semua sistem-sistem yang berkaitan dengannya sehingga matahari hancur berantakan. Matahari akan membeku dan dingin juga berputar melilit tanpa jilatan api.

Fakta Ilmiah
Para astronom menjelaskan kepada kita melalui riset ilmiahnya bahwa panas matahari mencapai 4 milyar ton. Seiring perjalanan waktu, sistem yang ada pada matahari ini akan hancur yaitu berupa dinginnya matahari, pudar cahayanya, dan akan berubah menjadi bintang yang disebut “Merah Raksasa”. Lalu, bintang ini pun menyusut dan berubah menjadi bintang yang disebut “kerdil putih”. Kemudian, matahari akan membeku perlahan-lahan menjadi dingin dan pudar cahayanya. Para ulama mengatakan demikianlah akhir dari perputaran matahari.

Sisi Ilmiah Mukjizat Al-Qur’an
Para ulama  yang berkecimpung dalam studi mukjizat al-Qur’an juga mengatakan bahwa Al-Qur’an telah berbicara kepada kita tentang akhir perjalanan matahari sejak dahulu kala. Pada zaman itu, masyarakat belum mengerti tentang peristiwa tersebut, yaitu yang dilukis dalam firman-Nya: “Tatkala matahari telah digulung (dilenyapkan cahaya sinarnya)”. Di sisi lain, para ilmuwan, baik muslim atau kafir, telah membuktikan kebenaran perkataan Allah mengenai akhir dari perjalanan matahari tersebut melalui riset ilmiah yang dilakukannya pada paruh abad ini.  Wallahu a’lam bishawab. 

Sumber : Islampos
              Redaksi ISBAD

Waktu; Sehari Semalam 24 jam, Mengapa?

jam raksasa di Makkah Arab Saudi


Seperti disebutkan oleh Ibnul Jauzi waktu adalah harta yang paling mulia. Karena waktu tak bisa dibeli. Waktu yang sudah terlewat tak bisa dibeli walau dengan harta sebanyak apapun.

Berbicara waktu, semua memahami bahwa waktu yang kita miliki dalam sehari adalah 24 jam. Lalu darimanakah asal pembagian waktu 24 jam tersebut.

“Asal-usul sistem waktu berjumlah 24 jam dalam sehari dengan satu jamnya dibagi menjadi 60 menit dan kemudian 60 detik ini benar-benar kompleks dan menarik,” kata Dr Nick Lomb, konsultan kurator astronomi, dari Observatorium Sydney seperti dilansir abc.net.

Istilah 24 jam itu berasal dari Mesir kuno yang membagi waktu siang menjadi 12 jam. Mereka mengukur dengan perangkat seperti jam bayangan, dan menambahkan jam senja di awal dan satu lagi menjelang berakhirnya hari, kata Lomb.

“Waktu malam dibagi dalam 12 jam, berdasarkan pengamatan dari bintang. Mesir memiliki sistem kelompok bintang 36 disebut ‘decans’ – dipilih sehingga pada salah satu decan naik 40 menit.
Menurut Lomb tabel itu diproduksi untuk membantu orang untuk menentukan waktu di malam hari dengan mengamati decans atau bintang.

Sementara itu pendapat lain menyebutkan bahwa pada zaman 1500, Mesir menggunakan sistem bilangan berbasis 12, dan mereka mengembangkan sebuah sistem jam matahari berbentuk seperti huruf T yang diletakkan di atas tanah dan membagi waktu antara matahari terbit dan tenggelam ke dalam 12 bagian.

Orang-orang Mesir kuno itu menggunakan sistem bilangan berbasis 12 didasarkan akan jumlah siklus bulan dalam setahun atau bisa juga didasarkan akan banyaknya jumlah sendi jari manusia (3 di tiap jari, tidak termasuk jempol) yang memungkinkan mereka berhitung hingga 12 menggunakan jempol.

Jam matahari generasi berikutnya sudah sedikit banyak merepresentasikan apa yang sekarang kita sebut dengan “jam”. Sedangkan pembagian malam menjadi 12 bagian, didasarkan atas pengamatan para ahli astronomi Mesir kuno akan adanya 12 bintang di langit pada saat malam hari.

Dengan membagi satu hari dan satu malam menjadi masing-masing 12 jam, maka dengan tidak langsung konsep 24 jam diperkenalkan.

Sumber:
http://www.abc.net.au
http://curious.astro.cornell.edu/
https://id.crowdvoice.com