Khadijah hidup dan besar di lingkungan suku Quraisy dan lahir dari keluarga terhormat pada lima belas tahun sebelum Tahun Gajah, sehingga banyak pemuda Quraisy yang ingin mempersuntingnya. Sebelum menikah dengan Rasulullah SAW, Khadijah pernah dua kali menikah. Suami pertama Khadijah adalah Abu Halah at-Tamimi, yang wafat dengan meninggalkan kekayaan yang banyak, juga jaringan perniagaan yang luas dan berkembang.
Pernikahan kedua Khadijah adalah dengan Atiq bin Aidz bin Makhzum, yang juga wafat dengan meninggalkan harta dan perniagaan. Dengan demikian, Khadijah menjadi orang terkaya di kalangan Quraisy. Sebagaimana sabda Raulullah SAW: “Sebaik-baiknya wanita ahli surga adalah Maryam binti Imran dan Khadijah binti Khuwailid.”
Khadijah adalah wanita pertama yang hatinya tersirami keimanan dan dikhususkan Allah untuk memberikan keturunan bagi Rasulullah SAW, menjadi wanita pertama yang menjadi ummahatul Mukminin, yang merasakan berbagai kesusahan pada awal jihad penyebaran agama Allah kepada seluruh umat manusia.
Sayyidah Khadijah dikenal dengan julukan wanita suci sejak perkawinannya dengan Abu Halah dan Atiq bin Aidz karena keutamaan akhlak dan sifat terpujinya. Karena itu, tidak heran jika kalangan Quraisy memberikan penghargaan dan berupa penghormatan yang tinggi kepadanya. Ketika itu Khadijah yang berusia empat puluh tahun meminta dipersunting oleh Rasulullah, namun dia adalah wanita dari golongan keluarga terhormat dan kaya raya, sehingga banyak pemuda Quraisy yang ingin menikahinya. Muhammad pun menyetujui permohonan Khadijah tersebut.
Maka, dengan salah seorang pamannya. Muhammad pergi menemui paman Khadijah yang bernama Amru bin As’ad untuk meminang khadijah. Sayyidah Khadijah sakit keras akibat beberapa tahun menderita kelaparan dan kehausan karena pemboikotan itu. semakin hari, kondisi badannya semakin menurun, sehingga Rasulullah semakin sedih. Dalam usia enam puluh lima tahun, Khadijah meninggal, menyusul Abu Thalib.
Khadijah dikuburkan di dataran tinggi Mekah, yang dikenal dengan sebutan al-Hajun. Rasulullah sendiri yang mengurus jenazah istrinya. Dialah orang pertama yang mendapatkan kabar gembira bahwa dirinya adalah ahli surga.
Sumber : Santi/islampos/bintang indonesia
Redaksi ISBAD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar