Dalam sebuah sesi debat, Syaikh Ahmed Deedat menantang pendeta lawan
debatnya tersebut untuk membacakan sebuah ayat dari kitab bible mereka
sendiri...
Ahmed Deedat mengatakan, "Jika pastur bisa membaca ayat yang saya
tunjukkan maka saya akan memberikanmu 100 Dollar! hanya membaca sebuah
ayat saja, bagaimana?"
Si pendeta diam sejenak sambil melihat ayat yang akan dibacakan,
kemudian diapun membacakan ayat bible yang ditunjukkan oleh Syaikh Ahmed
Deedat,
Dan... Ternyata sang pendeta berhasil menjawab tantangan tersebut, tidak
ada pilihan lain Syaikh Ahmed Deedat pun harus memberikan 100 Dollar
untuk sang pendeta, Ya, Ahmed Deedat kalah!
Setelah memberikan uang sesuai yang telah dijanjikan, sambil tersenyum dan hampir tertawa Ahmed Deedat pun bicara,
"Tadinya aku berharap, pastur bisa membacanya dengan tenang dan perlahan, tidak perlu membaca dengan sangat cepat.."
dan ribuan audiens kristen tertunduk malu namun audiens muslim malah tertawa...
Taukah anda ayat bible yang diminta untuk dibacakan? Ayat itu adalah
Yehezkiel 23:19-21 "Ia melakukan lebih banyak lagi persundalannya sambil teringat kepada
masa mudanya, waktu ia bersundal di tanah Mesir. Ia birahi kepada
kawan-kawannya bersundal, yang auratnya seperti aurat keledai dan
zakarnya seperti zakar kuda. Engkau menginginkan kemesuman masa mudamu,
waktu orang Mesir MEMEGANG-MEGANG dadamu dan MENJAMAH-JAMAH susu
kegadisanmu"
Setelah itu barulah Syaikh menjelaskan tentang puluhan ayat-ayat serupa
dengan ayat tersebut yang berisi cerita porno dan cabul yang terdapat
dalam bible,
Kata Syaikh, "Seperti inikah ayat-ayat yang kalian katakan berasal dari
tuhan?! Bahkan kalian malu membaca ayat yang terdapat didalam kitab
kalian sendiri!"
Para penganut syi’ah memang terbuai oleh nikah mut’ah. Bagaimanapun,
mereka begitu semangat untuk memenuhi hawa nafsu mereka. Akan tetapi
mereka lupa, bagaimana perasaan mereka jika ibunya dimut’ah atau anaknya
dimut’ah atau saudari kandungnya dimut’ah.
Inilah cerita syaikh Syahhatah Shaqr hafidzahullah tentang seorang
dokter syi’ah yang terbungkam oleh dokter sunni mengenai mut’ah.
Syaikh Syahhatah Shaqr bercerita:
“Salah seorang teman bercerita kepadaku. Dia adalah seorang dokter yang
bekerja di salah satu rumah sakit tepatnya di salah satu Dual
Khalijiyyah. Dia bercerita tentang percakapan antara seorang dokter
syi’ah dan dokter muslim Ahlussunnah.
Dokter Muslim: “Kamu mengatakan bahwasanya nikah mut’ah adalah syari’at ajaran agama kalian?”
Dokter Syi’ah: “Ya, betul.”
Dokter Muslim: “Maksudnya bagaimana? Apakah aku boleh menikah dengan
wanita siapa saja dengan tempo dan upah bayaran yang telah disepakati
atas perkawinan ini?”
Dokter syi’ah: “Iya, betul kecuali perempuan yang sudah menikah.”
Dokter Muslim: “Apakah kamu memiliki saudari kandung yang belum menikah?”
Dokter Syi’ah: “Ya, aku punya.”
Dokter Muslim: “Apakah kamu bisa memberikan nomor telepon rumahmu?”
Dokter Syi’ah: “Buat Apa?”
Dokter Muslim: “Aku ingin menelpon saudarimu untuk melakukan nikah mut’ah dengannya.”
(Seketika wajah dokter syi'ah langsung memerah dan mengeluarkan keringat. Dan dia tidak menjawab lagi dengan satu katapun)
Dokter Muslim: “Mengapa wajahmu berubah? Bukankah yang aku minta darimu adalah suatu hal yang halal?”
(Maka dia terbungkam tetap tidak menjawab, dan terkejutlah orang-orang syi’ah)
Syaikh Syahhatah Shaqr hafidzahullah melanjutkan perkataannya:
ونسأل كل مسلم بل كل إنسان عنده قليل من الغيرة والنخوة: هل ترضي لأختك أو
لابنتك أن يأخذها رجل عنده مدّة ليجامعها مقابل بعض المال؟؟!! ألا تري أن
ذلك سِفاحًا وزِنا؟؟؟!! هل ترضى ذلك لأحد من أهلك أو ذوي رحمك؟؟؟
“Dan kami ingin bertanya kepada seluruh muslim dan seluruh manusia yang
memiliki rasa kecemburuan walau sedikit saja, “Apakah kamu ridha jika
saudari kandungmu atau anakmu diambil oleh seorang lelaki dengan tempo
tertentu untuk disetubuhi dengan bayaran sebagian uang yang dimilikinya
?? Apa kamu tidak melihat kalau itu hanyalah pelacuran dan zina ?? Dan
apakah kamu ridha jika itu terjadi dengan salah satu keluargamu??”
(Asy-Syi’ah Hum Al’Aduwwu Fahdzarhum hal. 86)
Hanya orang bodoh yang ingin ibunya menjadi pelacur dan dimut’ah. Hanya
orang dungu yang ingin anaknya menjadi pelacur dan dimut’ah. Dan hanya
orang gila yang ingin saudari kandungnya menjadi pelacur dan dimut’ah.
Orang-orang syi’ah hanya ingin menzinai seseorang namun tidak ingin jika
adiknya dizinai. Saya teringat dengan sebuah hadits antara seorang
pemuda yang ingin berzina namun tidak ingin jika ibunya, anaknya, dan
saudarinya dizinai.
“Sesungguhnya ada seorang pemuda yang mendatangi nabi shallallahu alaihi
wa sallam dan berkata: “Wahai Rasulullah, izinkan aku untuk berzina.”
Maka orang-orang menghardiknya. Rasulullah akhirnya berkata kepadanya:
“Mendekatlah engkau kepadaku”. Maka pemuda tadi mendakati Rasulullah dan
duduk dihadapan beliau. Maka Rasulullah bersabda: “Maukah engkau jika
ibumu dizinai?” Maka pemuda tadi berkata: “Tidak, demi Allah wahai
Rasulullah.. Allah yang menjadikan diriku tebusan untukmu, aku tidak
akan mau dan begitu pula orang-orang tidak akan mau jika ibunya
dizinai.” Rasulullah kemudian bersabda: “Kalau begitu maukah engkau jika
anakmu dizinai?” Maka pemuda tadi berkata: “Tidak, demi Allah wahai
Rasulullah.. Allah yang menjadikan diriku tebusan untukmu, aku tidak mau
dan begitu pula orang-orang tidak akan mau jika anaknya dizinai”.
Rasulullah kemudian bersabda: “Kalau begitu maukah engkau jika saudari
kandungmu dizinai?” Maka pemuda tadi berkata: “Tidak, demi Allah wahai
Rasulullah.. Allah yang menjadikan diriku tebusan untukmu, aku tidak
akan mau dan begitu pula orang-orang tidak akan mau jika saudarinya
dizinai.” Kemudian Rasulullah bersabda: “Kalau begitu maukah engkau jika
bibimu (dari jalur bapak) dizinai?” Maka pemuda tadi berkata: “Tidak,
demi Allah wahai Rasulullah.. Allah yang menjadikan diriku tebusan
untukmu, aku tidak akan mau dan begitu pula orang-orang tidak akan mau
jika bibinya dizinai.” Kemudian Rasulullah bersabda: “Kalau begitu
maukah engkau jika bibimu (dari jalur ibu) dizinai?” Maka pemuda tadi
berkata: “Tidak, demi Allah wahai Rasulullah.. Allah yang menjadikan
diriku tebusan untukmu, aku tidak akan mau dan begitu pula orang-orang
tidak akan mau jika bibinya dizinai.” Kemudian Rasulullah shallallahu
alaihi wa sallam meletakkan tangannya di atas kepala pemuda tadi dan
bersabda: “Ya Allah, ampunilah dosanya. Dan sucikanlah hatinya. Dan
jagalah kemaluannya” (HR. Ahmad)
Semoga pemaparan ini bermanfaat.
Wa shallallahu ‘alaa nabiyyinaa Muhammad.
Sumber : http://muslimina.blogspot.com Redaksi ISBAD Share
Tak terasa, kita telah di penghujung Sya’ban, dan sebentar lagi kita
akan memasuki Ramadhan. Bulan yang Penuh berkah dan hikmah. Bulan penuh
ampunan, maghfiroh Allah SWT. Bulan yang sangat dinantikan oleh setiap
muslim di seluruh permukaan bumi, bahkan dinantikan oleh seluruh makhluk
Allah.
“Hai orang—orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa “ (QS. Al-Baqarah : 183)
Menyambut bulan suci Ramadhan
yang dinanti, marilah sejenak kita mengkaji sejarah, hakikat dan faedah
puasa bagi kita. Merupakan persiapan menuju Ramadhan, sehingga ibadah
puasa yang akan kita laksanakan akan menjadi lebih bermakna bagi kita
yang melaksanakannya.
Sejarah Puasa :
Dalam catatan sejarah
(kitab Fiqhus Sunnah : Syaikh Sayyid Sabiq juz I), perintah mengerjakan
ibadah puasa sebagaimana tertera dalam QS. Al-Baqarah : 183 di atas,
turun secara jelas pada tahun 2 Hijrah atau bertepatan dengan tahun 623
M. dengan demikian perintah puasa bagi umat islam telah dilaksanakan
1432 tahun yang lalu atau 1384 tahun jika dihitung dengan perhitungan
masehi yakni sejak 623 M hingga 2013 M.
Selain itu QS. Al-Baqarah
183 di atas memberikan gambaran bahwa ibadah puasa merupakan ibadah
yang bersifat universal artinya ibadah puasa pernah juga diwajibkan atas
umat terdahulu (agama samawi lainnya), dengan syariat atau tata cara
pelaksanaan yang berbeda-beda. Atas dasar itu, Prof Dr. Mahmud Syaltut
dalam kitabnya “Islam : Aqidah wa syariah” (juz I) mengatakan bahwa
puasa merupakan ibadah yang paling tua usianya karena pernah diwajibkan
Allah SWT atas bangsa-bangsa terdahulu. Perintah puasa itu ada didalam
perjanjian lama, perjanjian baru dan didalam semua kitab suci lain. Satu
contoh puasa Nabi Daud AS dilaksanakan secara selang seling setiap 2
hari sekali. Bahkan kaum penyembah berhalapun menjalankan puasa.
Puasa dalam kitab-kitab suci itu sangat sulit. Puasa yang paling mudah
di berikan kepada umat Nabi Muhammad SAW Bahkan menurut riwayat yang
ada, pada awalnya puasa ini sangat sulit. Selama periode awal, para
sahabat Rasulullah SAW hanya diperbolehkan membatalkan puasanya antara
maghrib dan isya. Setelah Isya mereka diperintahkan untuk berpuasa
kembali sehingga mereka berpuasa selama 22 jam. Kemudian Allah
membuatnya lebih ringan.
Muncul pertanyaan, bagaimana sikap kita
terhadap syariat puasa ummat terdahulu.? Dalam hal ini, menurut Prof.
DR. Abu Su’ud, Agama Islam masih mentolerir perilaku puasa yang sudah
dilakukan ummat terdahulu (sebelum Islam Nabi Muhammad SAW datang),
dengan catatan tidak diniatkan sebagai ibadah. Namun demikian, ada juga
sebagian ulama berpendapat bahwa segala bentuk puasa non Islam harus
tidak dilakukan, kecuali untuk kepentingan kesehatan, karena ada
kemaslahatan didalamnya. Hal yang lebih penting bagi penulis adalah
bagaimana puasa dapat dihayati tidak hanya sebagai media pendekatan diri
kepada Allah SWT (hablum min Allah) semata, namun pada saat yang sama
puasa perlu dijiwai maknanya sebagai sarana memperkuat jalinan hubungan
kemanusiaan (hablum minannas).
Hakikat dan Tujuan Puasa :
Dikisahkan oleh Imam Al– Ghazali, pada zaman Nabi SAW, ada dua orang
perempuan yang sangat kepayahandalam melakukan puasa. Mereka begitu
lapar dan dahaga, hampir-hampir pingsan. Mereka minta izin untuk
berbuka. Nabi SAW menyuruh mereka muntah. Segera orang-orang melihat
kedua wanita itu memuntahkan darah dan daging busuk. Ketika orang-orang
menyaksikan peristiwa tersebut merasa heran, lantas Nabi SAW bersabda
seketika: ” Mereka berpuasa dari apa yang di haramkan oleh Allah SWT
(yakni makan dan minum), tetapi mereka membatalkanpuasanya dengan yang
diharamkan oleh Allah SWT. Mereka duduk-duduk sambil menggunjingkan
kejelekan orang lain. Itulah daging busuk yang mereka makan.”
Dilain kisah, pada suatu hari Rasulullah mendengar seorang perempuan
sedang memaki-maki jariyah (budak) kepunyaannya, padahal perempuan itu
sedang berpuasa. Rasulullah mengambil makanan dan berkata padanya”
Makanlah!”. Perempuan itu berkata ; ”Saya sedang berpuasa ya Rasulullah
“.Mendengar itu, Rasulullah menjawab: ”Bagaimana mungkin engkau
berpuasa, padahal engkau telah memaki-maki jariyah (budak)mu. Puasa
bukan hanya menahan makan dan minum saja. Allah SWT telah menjadikan
puasa sebagai penghalang (selain makan dan minum), juga dari hal-hal
tercela, yaitu perkataan dan perbuatan yang merusak puasa. Alangkah
sedikitnya yang puasa, alangkah banyaknya yang lapar (Ma
qallasa-shawwam,wa ma aktsaral-jawwa’)”. Ucapan Rasulullah yang terakhir
ini menyimpulkan perbedaan “puasa” dengan “ melaparkan diri”.
Dalam definisi Ahli Fiqh (fuqaha), puasa (shawm) adalah menahan diri
dari segala perkara yang merusaknya (baik makan, minum, atau dorongan
nafsu)dengan tujuan sebagai salah satu sarana mendekatkan diri kepada
Allah SWT(al-imsak anil –mufthirat al-ma’hudat. Dalam definisi tentang
shaum (puasa) tersebut, ada kata “al-imsak”. dalam bahasa arab, kata
dasar “amsaka/al-imsak“, artinya menahan diri untuk tidak melakukan
sesuatu (self-restraint). Sedangkan “imsak bi” artinya berpegang teguh
kepada sesuatu yang dijadikan gantungan atau pegangan. Zainal Abidin
(cucu Nabi SAW) berkata :”wa la umsiku illa billahi”(Aku tidak perpegang
teguh kecuali pada tali Allah SWT)”
Hakikat puasa sesungguhnya
terletak pada “Imsak ‘an” (menahan diri) dan “imsak ‘bi”(berpegang teguh
kepada Allah dan rasul_Nya). Kita dapat saja ber-imsak ‘an tapi tidak
ber-imsak bi . Kita menahan diri dari makan dan minum, tapi bukan karena
berpegang teguh kepada ajaran Tuhan. Bisa saja kita hanya ingin
melangsingkan tubuh, mempercantik diri. hal tersebut berarti kita tidak
berpuasa. Kita sedang diet. Boleh jadi kita ber-imsak ‘bi, kelihatannya
seperti berpegang teguh kepada Al-Quran dan Al-Sunnah, tetapi kita tidak
ber- imsak ‘an, Idealnya, orang yang ber –imsak ‘bi, dengan sendiriya
berimsak ‘an meski kenyataannya tidak. Ada sementara kita mengaku “
Ahlul Qur’an“ atau berpegang teguh dengan ajaran Al – Qur’an, namun pada
saat bersamaan kita tidak mampu menahan diri dari menyalahkan pendapat
atau paham lain. Kita sulit memahami pendapat orang lain.
Hal
tersebut sama kasusnya dengan menahan lapar dan dahaga dari terbit Fajar
sampai tenggelam matahari. Kita kelihatannya berpegang teguh dengan
ketentuan puasa. Namun, kita sulit menahan diri dari memfitnah,
mengumpat dan memaki – maki. Kata Rasullah SAW anda bukan “Al- Sawam” (
orang yang berpuasa ); anda hanyalah Al – Jawwa ( orang lapar ). Lebih
parah lagi ada saja orang yang tidak ber-imsak’an, apalagi ber-imsak’bi.
Inilah manusia yang hanya mempertuhankan hawa nafsunya, ia tidak
mempunyai nilai – nilai yang menjadi “ way of life “ dalam hidupnya. Ia
mengalami kekosongan hidup yang menurut ahli jiwa ia mengalami
existensial vacuum. Hidupnya sama sekali tidak bermakna bagaikan layang –
layang putus talinya. Orang semacam ini dalam optik Al – Quran ( surat
QS Al – Tiin : 5 ) memiliki derajat lebih rendah dari binatang ternak
sekalipun ( Asfala safiliin ).
Pada akhirnya dan yang menjadi
harapan kita bersama, ada juga umat islam yang berusaha menjalankan
segalanya secara maksimal dalam berpuasa yaitu ber – imsak’an ( menahan
diri) dan sekaligus ber – imsak ‘ bi ( berpegang teguh kepada perintah
Allah dan Rasul- Nya), merekalah orang – orang yang benar – benar
berpuasa “ Al – Sawwam “. Mereka adalah orang – orang yang mendapatkan
predikat “Taqwa “, sebuah predikat bergensi di hadapan Allah SWT yang
diantaranya diperoleh karena menjalankan ibadah puasa dalam arti yang
sebenarnya. Pribadi takwa ( muttaqin ) yang menjadi tujuan puasa.
Menurut Maulana Muhammad Ali dalam tafsirnya “ The Holy Qur’an “ adalah
pribadi yang memenuhi kewajiban dan menjaga diri dari kejahatan. Dengan
predikat itu juga, memungkinkan manusia dapat mewujudkan perilaku yang
luhur, baik dalam kehidupan pribadi maupun sosial.
Karena puasa
mengandung banyak rahasia dan jutaan hikmah, sudah sepantasnyalah kalau
kita menyambut kedatangan bulan suci ramadhan 1434 H dengan penuh rasa
gembira. Dengan kegembiraan itu, akan membuat kita dapat menjalankan
ibadah puasa dengan khusu’, tawadhu, dan ikhlas selama sebulan penuh.
Bukan dianggap sebagai beban berat sehingga mencari – cari alasan agar
tidak berpuasa.
Kegembiraan kita dengan datangnya bulan suci
Ramadhan 1434 H ini, harus dapat ditunjukkan dengan berupaya semaksimal
mungkin memanfaatkannya sebagai momentum untuk mentalbiah (mendidik)
diri sendiri, keluarga, dan masyarakat ke arah pengokohan dan pemantapan
taqwa kepada Allah SWT . Sebab, hal tersebut amat diperlukan bagi upaya
meraih keberkahan dari Allah SWT bagi bangsa Indonesia. Kita tentu
harus perhatikan dengan kondisi bangsa dan masyarakat kita yang masih
mengalami krisis-krisis tersebut idealnya diatasi dengan memantapkan
iman dan taqwa (terlebih pada bulan Ramadhan nantinya ). Bukan dengan
menggunakan cara sendiri –sendiri , apalagi dibungkus berbagai
kepentingan sesaat yang akhirnya malah memicu dan memacu pertentangan
dan perpecahan yang justru menjauhkan kita dari rahmat dan keberkahan
Allah SWT, meskipun kita berkoar- koar mengatasnamakan kitab suci-Nya.
Kehidupan ini adalah
nyata. Lebih nyata dari pendapat siapa pun tentang kenyataan. Ia terus
bergerak, mengalir, dan berubah. Hari ini, seseorang miskin bertelanjang
kaki. Esok hari, tiba-tiba ia menjadi miliyuner yang membangun gedung
pencakar langit yang tinggi. Nabi ﷺ pernah bersabda menggambarkan
situasi kehidupan akhir zaman,
“Dan bila engkau menyaksikan mereka yang berjalan tanpa alas kaki,
tidak berpakaian, fakir, dan penggembala kambing, (kemudian)
berlomba-lomba membuat bangunan yang tinggi.”
Sabda beliau ini nyata! Lebih nyata dari pendapat siapapun tentang kenyataan.
Kali ini kita bercerita tentang Dubai, sebuah emirat (propinsi) di
negara Uni Emirat Arab yang menjadi bukti dari sekian banyak kebenaran
sabda Nabi.
Sabda Nabi ﷺ
Suatu hari, bumi menjadi saksi pertemuan dua makhluk agung dan mulia.
Malaikat yang terbaik berjumpa dengan manusia termulia. Malaikat Jibril
datang menjumpai Nabi kita Muhammad ﷺ. Jibril datang dengan wujud
manusia. Ia datang dengan penampilan indah. Mengenakan baju yang teramat
putih ditimpali warna rambut yang hitam kelam. Ia datang berdialog
dengan Nabi Muhammad ﷺ untuk memberikan pengajaran kepada para sahabat.
Jibril bertanya tentang Islam, iman, dan ihsan. Kemudian ia bertanya
tentang tanda kiamat. Di antara jawaban Nabi ﷺ adalah,
“Dan bila engkau menyaksikan mereka yang berjalan tanpa alas kaki,
tidak berpakaian, fakir, dan penggembala kambing, (kemudian)
berlomba-lomba membuat bangunan yang tinggi.” (HR. Muslim).
Inilah di antara tanda-tanda hari kiamat. Tanda hari kiamat ada yang
sifatnya baik. Ada pula yang buruk. Ada pula hanya sekedar kabar atau
tanda yang aslinya tidak bersifat baik ataupun buruk. Hanya sekadar
tanda dan kabar agar manusia sadar bahwa kiamat pasti terjadi. Contohnya
seperti berlomba-lomba membuat bangunan yang tinggi ini.
Dalam hadits lain, yang diriwayatkan Imam Ahmad dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ada keterangan tambahan. Ibnu Abbas bertanya kepada Nabi ﷺ:
“Wahai Rasulullah, dan siapakah para pengembala, orang yang tidak
memakai sandal, dalam keadaan lapar dan yang miskin itu?” Beliau
menjawab, “Orang Arab.” (Musnad Ahmad, IV/332-334, no. 2926).
Emirat Dubai
Dubai adalah salah satu emirat di wilayah Uni Emirat Arab (UAE). UAE
sendiri merupakan sebuah negara federasi yang terdiri dari tujuh emirat
yang kaya akan minyak bumi. Tujuh emirat ini adalah: Abu Dhabi, Ajman,
Dubai, Fujairah, Ras al-Khaimah, Sharjah, dan Umm al-Qaiwain. Pada tahun
1971, enam dari emirat ini – Abu Dhabi, Ajman, Fujairah, Sharjah,
Dubai, dan Umm al-Qaiwain – bergabung untuk mendirikan Uni Emirat Arab.
Setahun berikutnya, Ras al-Khaimah menyertai mereka. Dubai adalah
ke-emiran yang paling populer.
Ada yang mengatakan, nama kota ini berasal dari bahasa Persia. Karena
dulu wilayah ini berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Sasaniyah Persia.
Ada pula yang mengatakan kata Dubai berasal dari bahasa Arab dabba
(Arab: دَبَّ – يَدُبُّ) yang artinya menjalar atau mengalir. Karena di
Dubai terdapat aliran sebuah sungai air garam yang sekarang dikenal
dengan Khor Dubai atau Dubai Creek.
Dubai terletak di sepanjang pantai Teluk Arab dipimpin oleh keluarga
al-Maktoum sejak 1883. Pemimpinnya saat ini adalah Mohammed bin Rashid
al-Maktoum yang juga menjabat sebagai Perdana Menteri dan Wakil Presiden
UEA.
Dubai Sebelum Metropolis
Dalam wawancara dengan BBC, Syaikh Mohammed bin Rashid al-Maktoum
menunjukkan rumah kakeknya, tempat bermain di masa kecilnya. Ia
mengatakan, “Inilah tempat ayahku, ibuku, dan kami tinggal. Saat aku
lahir tidak ada listrik di sini. Hanya bagian itu dan itu (ia menunjuk
dua titik tempat lampu menyala di rumah besar itu) dan tidak ada air”.
Pernyataan singkat ini, menggambarkan bagaimana keadaan Dubai sebelum
bertransofmasi menjadi kota metropolis. Rumah keluarga al-Maktoum,
keluarga Emir Dubai, adalah rumah yang gelap dan kesulitan air. Apalagi
rumah rakyat biasa.
Meskipun minyak sudah ditemukan sejak tahun 1966, tahun 1973, hanya
ada satu hotel berkelas di sana, Hotel Sheraton. Kalau sekarang malah
sangat sulit menemukan hotel yang tidak berbintang lima di Dubai, bahkan
ada hotel berbintang tujuh di sana.
Simaklah gambar dan video berikut untuk mengetahui kondisi Dubai sebelum menjadi kota metropolis:
Sebuah pasar di pusat Kota Dubai pada tahun 1970
Caravan onta di Dubai. Berlangsung antara tahun 1960an – 1970an.
Dubai pada tahun 1960an-1970an
Dubai Metropolis
Islam adalah agama yang tidak menghalangi kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Inovasi dalam hal dunia dibuka selebar-lebarnya selama
tidak melanggar syariat. Di zaman dahulu umat Islam terkenal dengan
kemajuan arsitekturnya. Oleh karena itu, tanda hari kiamat berupa
berlomba-lombanya manusia dalam meninggikan bangunan tidak dikategorikan
sebagai permasalahan yang nilai dasarnya jelek. Bahkan bisa jadi
pembangunan ini bermanfaat dan maslahat.
Dubai Modern
Sekarang di Dubai, semuanya serba besar, luas, dan tinggi. Megah,
mewah, sampai membuat mulut ternganga. Dubai adalah kota dengan
pertumbuhan tercepat di dunia. Gurun yang kosong telah berubah menjadi
gedung-gedung pencakar langit. Onta-onta telah berubah menjadi Ferrari,
Mercedes, Hummer, dll. Di antara bangunan tinggi di Dubai adalah: Pertama: Burj Dubai atau yang dikenal Burj Khalifa,
Merupakan bangunan tertinggi di dunia. Tingginya 818 m, kurang 182 m
lagi jadi 1 Km. di dalamnya ada 30.000 rumah dan 9 hotel mewah. Kedua: 10 Hotel tertinggi di dunia, 7 di antaranya
ada di Dubai. Lima hotel tertinggi; JW Marriott Marquis Dubai (355 m),
Rose Rayhaan (333 m), Burj Al Arab (321 m) hotel termewah di dunia,
Jumeirah Emirates Towers Hotel (309 m), The Address Downtown Dubai (306
m), semuanya ada di Dubai. Ketiga: Shopping Mall terbesar di dunia adalah Dubai
Mall dengan luas 50 kali luas lapangan sepak bola dan terdapat 1.200
toko. Di dalamnya ada akuarium terbesar di dunia yang isinya 33.000
hewan laut. Keempat: al-Maktoum International Airport atau Dubai International Airport merupakan bandara terluas ke-3 di dunia. Kelima: Dubailand. Sekarang Walt Disney World Resort
di Orlando memegang rekor taman bermain terluas di dunia. Kalau
pembangunan Dubailand rampung, maka taman yang luasnya dua kali lipat
Walt Disney ini akan memegang rekor baru.
Aquarium di Dubai Mall
Masih banyak lagi gedung-gedung tinggi dan bangunan-bangunan yang
‘wah’ di Dubai. Ada menara kembar Emirates Tower yang bentuknya seperti
dua batang cokelat Toblerone. Hotel bawah laut di kedalam 33 m. Gedung
68 lantai, yang tiap lantainya bisa berputar 360°. Belum lagi pulau
buatannya seperti The World terdapat 300 pulau buatan membentuk peta
dunia. Kemudian juga Palm Island yang terdapat 2000 vila dan 40 hotel
mewah. Belum lagi kendaraan super mewah. Anda masih berpikir orang Arab
identik mengendarai onta? Ubah segera perspektif lama itu. Di Dubai,
mobil mewah berlapis perak dan emas pun ada. Sampai-sampai polisi Dubai
layak disebut World’s Fastest Police karena kendaraan mereka McLaren MP4-12C, Lamborghini, Aston Martin, Bentley, dan Ferrari.
Mereka yang dulu miskin, telanjang kaki, tak berbaju itu telah membuktikan kebenaran sabda Nabi ﷺ.
Pelajaran:
Penulis tidak menginginkan pembaca hanya terpaku dan terhenti dalam
khayalan, membayangkan kemegahan Duai. Bukan itu pesan yang ingin
disampaikan.
Cobalah renungkan Sabda Nabi ﷺ. Bernarlah apa yang beliau kabarkan.
Hal itu pula menunjukkan mukjizat beliau. Beliau mengabarkan tentang
sesuatu yang akan terjadi di masa yang akan datang. Orang yang hidup di
masa tersebut akan menyaksikannya.
Beliau mengabarkan tentang orang-orang miskin berlomba-lomba
meninggikan bangunan. Hal itu telah terjadi. Dan kita telah menjadi
saksinya. Beliau mengabarkan tentang turunnya Nabi Isa, keluarnya
Dajjal, Ya’juj dan Ma’juj, hal ini pun pasti terjadi. Orang yang hidup
di zamannya akan menjadi saksinya.
Dan beliau ﷺ mengabarkan tentang kenikmatan surga dan kengerian
neraka, orang yang percaya sebelum mereka menyaksikannya, merekalah
orang yang beruntung dan berbahagia. Orang yang baru percaya ketika
menyaksikannya, mereka benar-benar dalam penyesalan dan duka cita yang
mendalam.
“Saat ini, dunia itu nyata dan
neraka hanyalah cerita. Akan tetapi ketika di akhirat, Neraka adalah
nyata dan dunia hanyalah cerita.”
Sumber:
– al-Wabil, Yusuf bin Abdillah. TT. Asyrath as-Sa’ah. Dar Ibnu al-Jauzi.
– nationalgeographic.com
– wikipedia.org. dll.
Artikel www.KisahMuslim.com Redaksi ISBAD
Adalah
Abrahah, yang hidup jauh sebelum Islam lahir. Ia adalah seorang
penguasa Habasyah (Ethiopia) yang berhasil menguasai Yaman, sebuah negri
yang sekarang ini berada di semenanjung selatan Arabia. Di negri
jajahan barunya ini ia membangun sebuah gereja besar yang dinamainya
Qullais. Abrahah membangun gereja tersebut bukan semata-mata sebagai
tempat ibadah umat Nasrani. Ia mempunyai maksud lain.
Hal ini terlihat jelas dalam surat yang dikirimkannya kepada raja Habasyah ketika itu yaitu Najasyi ( Negus).
“ Baginda, kami telah membangun
sebuah gereja yang tiada taranya sebelum itu. Kami tidak akan berhenti
sebelum dapat mengalihkan perhatian orang-orang Arab kepadanya dalam
melakukan peribadatan yang selama ini mereka adakan di Ka’bah “.
Ketika itu Ka’bah di Mekkah memang sudah
merupakan pusat peribadatan terbesar di semenanjung Arabia. Mendengar
berita ini, seorang Arab yang menjadi penjaga Ka’bah sengaja mendatangi
Qullais dengan maksud mempermalukan Abrahah. Ia dikabarkan mengotori
bagian-bagian penting gereja megah tersebut dengan tinja.
Tentu saja tindakan tersebut membuat
Abrahah marah besar. Ia bersumpah akan membalas perbuatan kotor tersebut
dengan menghancurkan Ka’bah yang dari semula memang sudah dibencinya.
Maka berangkatlah Abrahah dengan membawa pasukan gajahnya yang besar
menuju Mekkah.
Pasukan Abrahah adalah pasukan yang amat
kuat dan sangat ditakuti musuh. Selama perjalanan pasukan ini berhasil
menaklukan orang-orang yang berusaha melawannya. Hingga akhirnya
sampailah ia di gerbang kota Mekkah tanpa perlawanan yang berarti.
Di tempat ini ia berhadapan dengan
penguasa Mekkah yaitu Abdul Mutthalib bin Hasyim, seorang pemuka Quraisy
yang disegani. Ialah yang selama ini bertanggung jawab terhadap Ka’bah
termasuk pelaksanaan ibadat haji yang telah dikenal sejak dahulu kala.
Abrahah mengatakan bahwa kedatangannya ke Mekkah bukan untuk memerangi
penduduk Mekkah melainkan untuk menghancurkan Ka’bah. Ia juga
menambahkan apabila mereka tidak melawan maka ia tidak akan menumpahkan
darah.
“ Kami tidak berniat hendak memerangi
Abrahah karena kami tidak memiliki kekuatan untuk itu. Rumah suci itu (
Ka’bah) adalah milik Allah yang dibangun oleh nabi Ibrahim as. Jika
Allah hendak mencegah penghancurannya itu adalah urusan Pemilik Rumah
suci itu tetapi jika Allah hendak membiarkannya dihancurkan orang maka
kami tidak sangggup mempertahankannya”, begitu jawaban diplomatis Abdul Mutthalib.
Dengan demikian pasukan Abrahahpun
mustinya tanpa hambatan dapat melaksanakan keinginan menggebu-gebu
pemimpin mereka untuk menghancurkan bait Allah. Sementara itu Abdul
Mutthalib sebagai pemimpin Mekkah hanya dapat memerintahkan penduduk
untuk segera pergi dan berlindung.
Namun apa yang kemudian terjadi? Dari
balik persembunyian di tebing-tebing tinggi batu cadas yang mengelilingi
kota Mekkah, penduduk dengan mata kepala sendiri dapat menyaksikan
betapa ribuan burung kecil bernama Ababil berterbangan cepat menuju
Ka’bah. Sementara itu ada laporan bahwa gajah-gajah yang dibawa pasukan
Abrahah itu mogok. Ketika gajah dihadapkan kea rah Ka’bah, ia segera
bersimpuh dan tidak mau berdiri. Dan ketika ia dihadapkan ke arah Yaman,
ia segera lari tergopoh-gopoh.
Yang lebih mencengangkan lagi,
burung-burung kecil tersebut masing-masing membawa 3 buah batu kecil.
Satu di paruh dua lainnnya di kaki kanan dan kiri mereka. Anehnya
walaupun batu-batu tersebut sebenarnya hanya sebesar biji gandum namun
ketika mengenai tubuh orang yang dijatuhinya iapun binasa!
Dalam keadaan panik pasukan Abrahah
berlarian kian kemari. Banyak diantara mereka yang meninggal dunia.
Sementara Abrahah sendiri dalam keadaan luka parah di gotong
pasukannya kembali ke negrinya. Darah dan nanah terus mengucur dari
sekujur tubuh dan kepalanya. Ia wafat begitu tiba d Shan’a karena
jantungnya pecah hingga mengeluarkan banyak darah dari hidung dan
mulutnya.
Beberapa tahun kemudian peristiwa yang
makin membuat harum nama bani Quraisy sebagai penjaga Ka’bah yang
dilindungi Tuhannya ini diabadikan-Nya dalam salah satu surat Al-
Quranul Karim, yaitu surat Al-Fiil yang berarti gajah. Surat ke 105 ini
diturunkan di Mekkah.
“Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah? Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka`bah) itu sia-sia? Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat)”.
Tahun di waktu terjadi peristiwa tersebut
kemudian dinamakan tahun Gajah. Tahun ini bersamaan dengan tahun 571 M.
Di tahun inilah Rasulullah Muhammad saw dilahirkan.
A. Latar Belakang
Pendiri kerajaan ini adalah bangsa Turki dari Kabilah Oghuz / Ughuj yang
mendiami daerah Mongol dan daerah Utara Negeri Cina. Pada Abad ke-13 M,
saat Chengis Khan mengusir orang-orang Turki dari Khurasan dan
sekitarnya. Kakenya Usman, yang bernama Sulaiman bersama pengikutnya
bermukim di Asia kecil. Dari perjalanan tersebut Sulaiman, ia tenggelam
ketika menyemberangi sungai Efrat (dekat Allepo). Sulaiman mempunyai
empat saudara yang bernama, Shunkur, Gundogdur, al-Thugril, dan Dundar.
Dua puteranya kembali ke tanah air mereka. Sementara yang kedua terakhir
bermukim di Asia kecil. Di sana mereka di bawah pimpinan Sultan
Alauddin di Kunia. Saat Mongol menyerang sultan Alauddin di Anggara
(kini Angkara), al-Thugril membantu mengusir Mongol, sehingga berkat
jasanya itu, Alauddin memberikan daerah Iski Shahr dan sekitarnya.
Al-Thugril, mendirikan ibukota bernama Sungut, di sana lahir anak
pertama bernama Usman pad 1258 M. Al-Thugril meninggal pada 1288 M. dan
ia mendeklarasikan dirinya sebagai Sultan, maka sejak itulah berdiri
Dinasti Turki Usman.
B. Silsilah Keturunan / Kekuasaan
Sultan Alauddin meninggal pada 1300 M / 699 H, maka Usman mengumumkan
diri sebagai Sultan yang berdaulat penuh. Namun tidak langung diakui
oleh banyak orang. Pada masa Usman hanya memiliki wilayah yang sangat
kecil, ia meninggal pada 1326 M. kemudian puteranya naik tahta yang
bernama Orkhan (Urkhun) pada usia 42 tahun. Pada masanya ia membentuk
tiga pasukan utama, tentara Siphai (tentara reguler), tentara Hazeb
(tentara ireguler), tentara Jenisari (pasukan direkrut pada usia dua
belas tahun).
Selanjutnya kekuasaan beralih kepada puteranya Murad I, yang telah
berhasil menaklukan, Adrianopol, Masedonia, Bulgaria, Serbia, Kosovo dan
Asia kecil. Murad I bergelar Alexander abad pertengahan. Murad
digantikan oleh puteranya Bayazid I, yang bergelar Ildrim (kilat),
terjadi pertempuran dengan tentara Mongol yang dipimpin oleh Timur Lenk,
sehingga Bayazid I bersama puteranya Musa tertawan dan wafat dalam
tawanan tahun 1403 M. Pada masa ini Turki Usmani mulai mengalami
kemunduran. Kemudian dilanjutkan oleh Muhammad, ia berhasil memulihkan
kondisi menjadi stabil sehingga para sejarawan mensejajarkan dia dengan
Umar II dari Dinasti Umayyah.
Setelah ia meninggal digantikan oleh Murad II (1421-1451 M),, ia
mengembalikan cintra Murad I, yaitu dengan merebut kembali daerah-daerah
Eropa (Kosovo). Ia banyak mendirikan Masjid dan Sekolah. Penggatinya
adalah Muhammad II (1451-1484M), dengan gelar Al-Fatih, ia telah
berhasila menaklukkan kota Konstantinopel pada 25 Mei 1453. Dan juga ia
menaklukkan Venish, Italy, Rhodos, dan Cremia yang terkenal denan
Konstantinopel II. ia menerapkan UU islam dalam qanun namah. Setelaha
abad ke-16 M atauran ini dilonggarkan. Al-fatih meninggal, digantikan
anaknya Bayazid II, kemudian digantikan oleh anaknya Salim I, ia sangat
kejam, dalam sejarah Eropa dikenal sebagai Salim the Grim. Ia
menaklukkan Asia Kecil, Persia, Kaldiran, dan Mesir. Dan juga berhasil
menaklukkan Sultan Mamluk (1517 M). ia memindahkan Khalifah boneka Bani
Abbas ke Konstantinopel yang bernama Ahmad dan mengambil gelar secara
sakral yang kemudian digunakan oleh sultan Turki, Salim I, sehingga kota
tersebut berubah menjadi Istambul.
Selanjutnya digantikan oleh Sulaiman Agung (1520-1566), mendapat julukan
Sulaiman al-Qanuni, pada masanya disusun sebuah kitab undang-undang
(qanun), Kitab tersebut diberi nama Multaqa al-Abhur dan berhasil
membawa kejayaan islam, dan ia pula berhasil menterjemahkan Al-Qur’an
dalam bahasa Turki. Sulaiman jug berhasil menundukkan Irak, Belgrado,
Pulau Rodhes, Tunis, Budapest, dan Yaman. Dengan demikian, luas wilayah
Turki Usmani pada masanya mencakup Asia Kecil, Armenia, Irak, Siria,
Hejaz, dan Yaman di Asia; Mesir, Libia, Tunis, dan Aljazair di Afrika;
Bulgaria,Yunani, Yugoslavia, Albania, Hongaria, dan Rumania di Eropa.
Sulaiman al-Qanuni diganti oleh Salim II (1566-1573 M), Di masa
pemerintahannya terjadi pertempuran antara armada laut Kerajaan Usmani
dengan armada laut Kristen yang terdiri dari angkatan laut Spanyol,
angkatan laut Bundukia, angkatan laut Sri Paus, dan sebagian kapal para
pendeta Malta yang dipimpin Don Juan dari Spanyol. Pertempuran itu
terjadi di Selat Liponto (Yunani). Dalam pertempuran ini Turki Usmani
mengalami kekalahan yang mengakibatkan Tunisia dapat direbut oleh musuh.
Selanjunya digantikan oleh Sultan Murad III (1574-1595 M) berkepribadian
jelek dan suka memperturutkan hawa nafsunya, namun Kerajaan Usmani pada
masanya berhasil menyerbu Kaukasus dan menguasai Tiflis di Laut Hitam
(1577 M), merampas kembali Tabnz, ibu kota Safawi, menundukkan Georgia,
mencampuri urusan dalam negeri Polandia, dan mengalahkan gubernur Bosnia
pada tahun 1593 M. Namun kehidupan moral Sultan yangjelek menyebabkan
timbulnya kekacauan dalam negeri.
Kekacauan ini makin menjadi-jadi dengan tampilnya Sultan Muhammad III
(1595-1603M), pengganti Murad III, yang membunuh semua saudara
laki-lakinya berjumlah 19 orang dan menenggelamkan janda-janda ayahnya
sejumlah 10 orang demi kepentingan pribadi. Dalam situasi yang kurang
baik itu, Austria berhasil memukul Kerajaan Usmani.
Sultan Ahmad I (1603-1617 M), pengganti Muhammad III, sempat bangkit
untuk memperbaiki situasi dalam negeri, tetapi kejayaan Kerajaan Usmani
di mata bangsa-bangsa Eropa sudah mulai memudar.
Sesudah Sultan Ahmad I ( 1603-1617 M), situasi semakin memburuk dengan
naiknya Mustafa I (masa pemerintahannya yang pertama (1617-1618 M) dan
kedua, (1622-1623 M). Karena gejolak politik dalam negeri tidak bisa
diatasinya, Syaikh al-Islam mengeluarkan fatwa agar ia turun dari tahta
dan diganti oleh Usman II (1618-1622 M). Namun yang tersebut terakhir
ini juga tidak mampu memperbaiki keadaan. Dalam situasi demikian bangsa
Persia bangkit mengadakan perlawanan merebut wilayahnya kembali.
Kerajaan Usmani sendiri tidak mampu berbuat banyak dan terpaksa
melepaskan wilayah Persia tersebut.
Langkah-langkah perbaikan kerajaan mulai diusahakan oleh Sultan Murad IV
(1623 – 1640 M). Pertama-tama ia mencoba menyusun dan menertibkan
pemerintahan. Pasukan Jenissari’ yang pernah menumbangkan Usman II dapat
dikuasainya. Akan tetapi, masa pemerintahannya berakhir sebelum ia
berhasil menjernihkan situasi negara secara keseluruhan. Situasi politik
yang sudah mulai membaik itu kembali merosot pada masa pemerintahan
Ibrahim I (1640-1648 M), karena ia termasuk orang yang lemah. Pada
masanya ini orang-orang Venetia melakukan peperangan laut melawan dan
berhasil mengusir orang-orang Turki Usmani dari Cyprus dan Creta tahun
1645 M. Kekalahan itu membawa Muhammad Koprulu (berasal dari Kopru dekat
Amasia di Asia Kecil) ke kedudukan sebagai wazir atau shadr al-a’zham
(perdana menteri) yang diberi kekuasaan absolut. Ia berhasil
mengembalikan peraturan dan mengkonsolidasikan stabilitas keuangan negara. Setelah Koprulu meninggal (1661 M), jabatannya dipegang oleh anaknya, Ibrahim.
Ibrahim menyangka bahwa kekuatan militernya sudah pulih sama sekali.
Karena itu, ia menyerbu Hongaria dan mengancam Vienna. Namun,
perhitungan Ibrahim meleset, ia kalah dalam pertempuran itu secara
berturut-turut. Pada masa-masa selanjutnya wilayah Turki Usmani yang
luas itu sedikit demi sedikit terlepas dari kekuasaannya, direbut oleh
negara-negara Eropa yang baru mulai bangun. Pada tahun 1699M terjadi
“Perjanjian Karlowith” yang memaksa Sultan untuk menyerahkan seluruh
Hongaria, sebagian besar Slovenia dan Croasia kepada Hapsburg; dan
Hemenietz, Padolia, Ukraina, Morea, dan sebagian Dalmatia kepada
orang-orang Venetia.
Pada tahun 1770 M, tentara Rusia mengalahkan armada Kerajaan Usmani di
sepanjang pantai Asia Kecil. Akan tetapi, tentara Rusia ini dapat
dikalahkan kembali oleh Sultan Mustafa III (1757-1774 M) yang segera
dapat mengkonsolidasi kekuatannya.
Sultan Mustafa III diganti oleh saudaranya, Sultan Abd al-Hamid
(1774-1789 M), seorang yang lemah. Tidak lama setelah naik tahta, di
Kutchuk Kinarja ia mengadakan perjanjian yang dinamakan “Perjanjian
Kinarja” dengan Catherine II dari Rusia. Isi perjanjian itu antara lain:
1. Kerajaan Usmani harus menyerahkan benteng-benteng yang berada di Laut
Hitam kepada Rusia dan memberi izin kepada armada Rusia untuk melintasi
selat yang menghubungkan Laut Hitam dengan LautPutih, dan
2. Kerajaan Usmani mengakui kemerdekaan Kirman (Crimea).
Demikianlah proses kemunduran yang terjadi di Kerajaan Usmani selama dua
abad lebih setelah ditinggal Sultan Sulaiman al-Qanuni. Satu persatu
negeri-negeri di Eropa yang pernah dikuasai kerajaan ini memerdekakan
diri. Bukan hanya negeri-negeri di Eropa yang memang sedang mengalami
kemajuan yang memberontak terhadap kekuasaan Kerajaan Usmani, tetapi
juga beberapa daerah di Timur Tengah mencoba bangkit memberontak.
Di Mesir, kelemahan-kelemanan Kerajaan Usmani membuat Mamalik bangkit
kembali. Di bawah kepemimpinan Ali Bey, pada tahun 1770 M, Mamalik
kembali berkuasa di Mesir, sampai datangnyaNapoleon Bonaparte dari
Perancis tahun 1798 M.
Di Libanon dan Syria, Fakhral-Din, seorang pemimpin Dntze, berhasil
menguasai Palestina, dan pada tahun 1610 M merampas Ba’albak dan
mengancam Damaskus. Fakhr al-Din baru menyerah tahun 1635 M. Di Persia,
Kerajaan Safawi ketika masih jaya beberapa kali mengadakan perlawanan
terhadap Kerajaan Usmani dan beberapa kali pula ia keluar sebagai
pemenang.
Sementara itu, di Arabia bangkit kekuatan baru, yaitu aliansi antara
pemimpin agama Muhammad ibn Abd al-Wahhab yang dikenal dengan gerakan
Wahhabiyah dengan penguasa lokal Ibn Sa’ud. Mereka berhasil menguasai
beberapa daerah di jazirah Arab dan sekitarnya di awal paroh kedua abad
ke-18 M.
Pemberontakan-pemberontakan yang terjadi di Kerajaan Usmani ketika
sedang mengalami kemunduran. Gerakan-gerakan seperti itu terus berlanjut
hingga abad ke-19 dan ke-20 M.
• Osman I (1281-1326; bey)
• Orhan I (1326-1359; bey)
• Murad I (1359-1389; sultan sejak 1383)
• Beyazid I (1389-1402)
• Interregnum (1402-1413)
• Mehmed I (1413-1421)
• Murad II (1421-1444) (1445-1451)
• Mehmed II (sang Penguasa) (1444-1445) (1451-1481)
• Beyazid II (1481-1512)
• Selim I (1512-1520)
• Suleiman I (yang Agung) (1520-1566)
• Selim II (1566-1574)
• Murad III (1574-1595)
• Mehmed III (1595-1603)
• Ahmed I (1603-1617)
• Mustafa I (1617-1618)
• Osman II (1618-1622)
• Mustafa I (1622-1623)
• Murad IV (1623-1640)
• Ibrahim I (1640-1648)
• Mehmed IV (1648-1687)
• Suleiman II (1687-1691)
• Ahmed II (1691-1695)
• Mustafa II (1695-1703)
• Ahmed III (1703-1730)
• Mahmud I (1730-1754)
• Osman III (1754-1757)
• Mustafa III (1757-1774)
• Abd-ul-Hamid I (1774-1789)
• Selim III (1789-1807)
• Mustafa IV (1807-1808)
• Mahmud II (1808-1839)
• Abd-ul-Mejid I (1839-1861)
• Abd-ul-Aziz (1861-1876)
• Murad V (1876)
• Abd-ul-Hamid II (1876-1909)
• Mehmed V (Reşad) (1909-1918)
• Mehmed VI (Vahideddin) (1918-1922)
• Abd-ul-Mejid II, (1922-1924; hanya sebagai Kalifah)
C. Kemajuan / Kejayaan Masa Turki Usmani
Selama kejayaan dinasti ini ada beberapa yang telah berhasil namun
diperiode selanjutnya daerah-daerah yang telah dikuasi kembali direbut
oleh pihak yang ingin menguasai Turki Usmani, adapun keberhasilan pada
masa Sultan Sulaiman I disusun sebuah kitab undang-undang (qanun). Kitab
tersebut diberi nama Multaqa al-Abhur, yang menjadi pegangan hukum bagi
kerajaan Turki Usmani sampai datangnya reformasi pada abad ke-19.
Karena jasa Sultan Sulaiman I yang amat berharga ini, di ujung namanya
ditambah gelar al-Qanuni.
Pada masa Sulaiman kota-kota besar dan kota-kota lainnya banyak dibangun
nmesjid, sekolah, rumah sakit, gedung, makam, jembatan, saluran air,
villa, dan pemandian umum. Disebutkan bahwa buah dari bangunan itu
dibangun di bawah koordinator Sinan, seorang arsitek asal Anatolia.
Sebagai bangsa yang berdarah militer, Turki Usmani lebih banyak
memfokuskan kegiatan mereka dalam bidang kemiliteran, sementara dalam
bidang ilmu pengetahuan, mereka kelihatan tidak begitu menonjol.
Bangsa Turki juga banyak berkiprah dalam pengembangan seni arsitektur
Islam berupa bangunan-bangunan mesjid yang indah, seperti Masjid
Al-Muhammadi atau Mesjid Jami’ Sultan Muhammad Al-fatih, Mesjid Agung
Sulaiman dan Mesjid Abi Ayyub al-Anshari.Mesjid-mesjidtersebut dihiasi
pula dengan kaligrafi yang indah. Salah satu mesjid yang terkenal dengan
keindahan kaligrafinya adalah mesjid yang asalnya gereja Aya Sopia.
Hiasan kaligrafi itu, dijadikan penutup gambar-gambar Kristiani yang ada
sebelumnya.
Pada masa Turki Usmani tarekat mengalami kemajuan. Tarekat yang paling
berkembang ialah tarekat Bektasyi dan Tarekat Maulawi. Kedua tarekat ini
banyak dianut oleh kalangan sipil dan militer. Di pihak lain,
kajian-kajian ilmu keagamaan, Asy’ariyah mendapatkan tempatnya. Selain
itu para ulama banyak menulis buku dalam bentuk syarah (penjelasan) dan
hasyiyah (semacam catatan) terhadap karya¬karya masa klasik.
D. Faktor Runtuhnya Turki Usmani
Ada 2 faktor yang membuat khilafah Turki Utsmani mundur:
1. Intern
• Buruknya pemahaman Islam
Lemahnya pemahaman Islam membuat reformasi gagal. Sebab saat itu
khilafah tak bisa membedakan IPTEK dengan peradaban dan pemikiran. Ini
membuat munculnya struktur baru dalam negara, yakni perdana menteri,
yang tak dikenal sejarah Islam kecuali setelah terpengaruh demokrasi
Barat yang mulai merasuk ke tubuh khilafah. Saat itu, penguasa dan
syaikhul Islam mulai terbuka terhadap demokrasi lewat fatwa syaikhul
Islam yang kontroversi. Malah, setelah terbentuk Dewan Tanzimat (1839 M)
semakin kokohlah pemikiran Barat, setelah disusunnya beberapa UU,
seperti UU Acara Pidana (1840), dan UU Dagang (1850), tambah rumusan
Konstitusi 1876 oleh Gerakan Turki Muda, yang berusaha membatasi fungsi
dan kewenangan kholifah.
• Salah menerapkan Islam.
Dengan diambilnya UU oleh Suleiman II, seharusnya penyimpangan dalam
pengangkatan kholifah bisa dihindari, tapi ini tak tersentuh UU.
Dampaknya, setelah berakhirnya kekuasaan Suleimanul Qonun, yang jadi
khalifah malah orang lemah, seperti Sultan Mustafa I (1617), Osman II
(1617-1621), Murad IV (1622-1640), Ibrohim bin Ahmed (1639-1648), Mehmed
IV (1648-1687), Suleiman II (1687-1690), Ahmed II (1690-1694), Mustafa
II (1694-1703), Ahmed III (1703-1730), Mahmud I (1730-1754), Osman III
(1754-1787), Mustafa III (1757-1773), dan Abdul Hamid I (1773-1788).
Inilah yang membuat militer, Yennisari-yang dibentuk Sultan Ourkhan-saat
itu memberontak (1525, 1632, 1727, dan 1826), sehingga mereka
dibubarkan (1785). Selain itu, majemuknya rakyat dari segi agama, etnik
dan mazhab perlu penguasa berintelektual kuat. Sehingga, para pemimpin
lemah ini memicu pemberontakan kaum Druz yang dipimpin Fakhruddin bin
al-Ma'ni
Dengan tak dijalankannya politik luar negeri yang Islami-dakwah dan
jihad-pemahaman jihad sebagai cara mengemban ideologi Islam ke luar
negeri hilang dari benak muslimin dan kholifah. Ini terlihat saat Sultan
Abdul Hamid I/Sultan Abdul Hamid Khan meminta Syekh al-Azhar membaca
Shohihul Bukhori di al-Azhar agar Allah SWT memenangkannya atas Rusia
(1788). Sultanpun meminta Gubernur Mesir saat itu agar memilih 10 ulama
dari seluruh mazhab membaca kitab itu tiap hari Menghadapi kemerosotan
itu, khilafah telah melakukan reformasi (abad ke-17, dst).
2. Eksten
• Penjajahan Barat membawa semangat Gold, glory, dan gospel
Sejak jatuhnya Konstantinopel di abad 15, Eropa-Kristen melihatnya
sebagai awal Masalah Ketimuran, sampai abad 16 saat penaklukan Balkan,
seperti Bosnia, Albania, Yunani dan kepulauan Ionia. Ini membuat Paus
Paulus V (1566-1572) menyatukan Eropa yang dilanda perang antar
agama-sesama Kristen, yakni Protestan dan Katolik. Konflik ini berakhir
setelah adanya Konferensi Westafalia (1667). Saat itu, penaklukan
khilafah terhenti. Memang setelah kalahnya khilafah atas Eropa dalam
perang Lepanto (1571), khilafah hanya mempertahankan wilayahnya. Ini
dimanfaatkan Austria dan Venezia untuk memukul khilafah. Pada Perjanjian
Carlowitz (1699), wilayah Hongaria, Slovenia, Kroasia, Hemenietz,
Padolia, Ukraina, Morea, dan sebagian Dalmatia lepas; masing-masing ke
tangan Venezia dan Habsburg. Malah khilafah harus kehilangan wilayahnya
di Eropa pada Perang Krim (abad ke-19), dan tambah tragis setelah
Perjanjian San Stefano (1878) dan Berlin (1887).
Dalam sebuah persentasinya, Dr.Zakir Naik sedang menjelaskan Hubungan
As-sunnah dan Al-Quran, dalam salah satu contoh yang disampaikannya
adalah soal Seputar Gerakan Shalat
Zakir Naik mencontohkan dalam setiap gerakan shalat (Dari Takbir hingga
Salam) haruslah diperkuat/disandarkan dengan Hadist yang Shahih walaupun
bertentangan dengan pendapat suatu Imam Mazhab yang kita ikuti atau
ternyata lebih sesuai dengan pendapat Imam Mazhab yang lain
Begitu pula dengan perkara-perkara yang lain, pendapat Imam Mazhab yang 4
harus dikembalikan ke Hadist yang Shahih dan tidak boleh Fatanik Buta
terhadapnya
Dr. Zakir Naik menegaskan kita boleh mengikuti imam mazhab yang mana
saja, namun ikutilah keseluruhan termasuk seruan para Imam Mazhab yang 4
untuk kembali kepada Hadist Shahih
Lalu Beliau mengatakan "Saya adalah pengikut sejati Imam Syafi'i" karena
jika ada perkataan Imam Syafi'i yang tidak sesuai dengan Hadist Shahih
maka saya akan buang pendapat Imam Syafi'i ke tembok, kenapa bisa
begitu? karena Imam Syafi'i sendiri yang menyuruh begitu, oleh karena
saya pengikutnya maka saya turuti
Zakir Naik melanjutkan, saya juga pengikut sejati Imam Abu Hanifah, Imam
Malik dan Imam Ahmad bin Hambal karena mereka semua mengatakan untuk
kembali ke Hadist yang Shahih.
Share
Bila Jokowi meluncurkan revolusi mental, Rasulullah SAW meluncurkan
revolusi akhlak. Revolusi mental Jokowi –yang tidak jelas sumbernya dari
mana- membuat bangsa ini tidak jelas arahnya. Harga-harga makin tinggi,
langganan listrik makin mahal, lalu lintas kota-kota besar tetap macet
dan seterusnya.
Revolusi mental yang dicanangkan Jokowi juga tidak jelas sumber dan
arahnya. Apakah sumbernya dari ajaran Kristen, Katolik, Hindu, Marxisme,
Islam atau lainnya. Arahnya juga tidak jelas mau menjadikan manusia apa
dengan revolusi mental itu. Apakah ingin menjadikan manusia seperti
Lenin, Jenderal Sudirman, Madonna atau lainnya.
Karena tidak jelas sumber dan arahnya, revolusi mental yang dicanangkan
Jokowi hanya menjadi hiasan bibir belaka. Revolusi yang indah di telinga
atau di mata, tapi tidak jelas prakteknya dalam kehidupan nyata.
Laksana binatang anjing yang seolah-olah banyak manfaatnya, tapi bila
dipelihara dalam rumah ternyata banyak mudharatnya.
Selain menakut-nakuti orang lain, anjing juga memboroskan pengeluaran
rumah tangga seseorang. Bayangkan kalau biaya untuk memelihara anjing
itu untuk menolong orang miskin. Maka banyak orang miskin yang tertolong
di sekitar rumah atau wilayahnya.
Apakah Rasulullah mencanangkan revolusi mental? Tidak. Lebih tepatnya
Rasulullah menerapkan revolusi akhlak pada umatnya. Revolusi akhlak yang
dicanangkan Rasulullah jelas dampaknya. Revolusi yang dicanangkan
Rasulullah sejak lebih 1400 tahun yang lalu, telah membuat
pribadi-pribadi Muslim ‘bercahaya’ hingga kini.
Akhlak memang lahir dari mental. Perbedaannya kata akhlak jelas
sumbernya dari Islam. Sedangkan mental sumbernya tidak jelas seperti
yang telah diterangkan di atas.
Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan
akhlak.” Dalam hadits ini jelas bahwa akhlak Islam yang dicanangkan
Rasulullah SAW adalah setinggi-tinggi akhlak manusia. Dan kaum Muslim
dalam seluruh hidupnya memang berusaha terus mendekat sebagaimana akhlak
Rasulullah. Karena memang Rasulullah SAW adalah manusia sempurna yang
bisa dijadikan teladan bagi seluruh umat manusia.
Tapi akhlak Rasulullah SAW yang mulia ini telah ditutup-tutupi oleh
orientalis atau ilmuwan non Islam yang benci kepada Rasulullah. Mereka
khawatir bila banyak yang menjadi pengikut Rasulullah Muhammad SAW maka
pengaruh keilmuan dan ketinggian derajatnya digantikan oleh para
pengikut Rasulullah.
Dalam hati mereka ada hasad, dengki dan sombong. Maka dihembuskanlah
isu-isu: Rasulullah maniak seks (suka gonta ganti perempuan), Rasulullah
gila, Rasulullah suka berperang, Al Quran yang diturunkan kepada
Rasulullah membingungkan dan kacau bahasanya dan lain-lain. Isu-isu yang
dihembuskan para orientalis itu begitu gencarnya sehingga banyak yang
terpengaruh ikut-ikutan membenci Rasulullah.
Di sinilah kemudian pahlawan-pahlawan Islam yang membela Rasulullah.
Baik pahlawan yang terlibat perang fisik maupun non fisik. Pahlawan yang
berada di garda depan membela Rasulullah dari serangan non fisik
intelektual-intelektual non Islam itu diantaranya adalah Prof Naquib al
Attas dan Prof Mustafa Azami.
Mereka berdua menorehkan karya-karya yang monumental untuk membela
ajaran-ajaran Islam yang dibawa Rasulullah. Pengaburan, penggelapan, dan
pembengkokan fakta-fakta Al Quran/As Sunnah mereka bantah habis-habisan
dengan argumen yang kokoh dan memuaskan akal.
Sedangkan di kalangan para sahabat terkenal Ali bin Abi Thalib, Umar bin
Khattab, Abu Bakar as Shiddiq, Zaid bin Tsabit dan lain-lain yang
dengan sekuat tenaga mengumpulkan Al Quran sehingga menjadi ‘mushaf’
tertulis seperti sekarang yang kita pegang atau kita baca.
Sedangkan pahlawan dalam perang non fisik melawan orang-orang kafir yang
tidak ingin Islam bercahaya adalah para sahabat terutama khulafaur
rasyidin, Muhammad al Fatih, Salahuddin al Ayyubi, Sultan Abdul Hamid
dan lain-lain. Di Indonesia nama-nama yang terkenal dalam perang fisik
ini antara lain: Teuku Umar, Tjut Nyak Din, Diponegoro, Jenderal
Sudirman, Pattimura, Sultan Ageng Tirtayasa, Fatahillah (yang
membebaskan Jakarta) dan lain-lain.
Pertanyaannya bisakah kita meneladaninya? Hussein Umar, mantan Ketua
Umum Dewan Dakwah dalam beberapa kali ceramahnya mengingatkan hadirin
dengan ayat ini: “Diantara orang-orang mukmin itu ada orang yang
menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Maka maka di
antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang
menunggu- nunggu dan mereka tidak merubah (janjinya) (Al Ahzaab: 23).
Kalau melihat gambar Sultan-sultan Dinasti Ottoman di Turky ��, kelihatan peci mereka besar-besar, apa nggak keberatan, ya?
Ternyata, itu bukan sekedar peci, topi, atau mahkota, tetapi kain kafan
yang dipersiapkan untuk mereka, kain kafan diikat menjadi mahkota, dan
itu adalah salah satu syarat menjadi Sultan.
Artinya, setiap Sultan yang memimpin Turky harus berjiwa mujahid, harus
berani memimpin perang dan berada di barisan terdepan, dan itu juga
sebagai pengingat kepada Sultan, bahwa kematian selalu mengintainya, dan
kain kafan sudah disiapkan, sehingga dalam memimpin Negara dan rakyat,
dia harus sadar bahwa itu hanya amanah, bukan keren-keranan, bukan buat
bangga-banggaan, tapi itu adalah kesempatan mengumpulkan kebaikan, dan
saat dia mau berbuat zalim, dia akan ingat kalau kain kafan selalu di
kepalanya, kapan saja dia bisa mati.
Sultan Bayazid, salah satu Sultan yang syahid di medan perang melawan
tentara Romawi yang berkoalisi dengan Rusia dan Jerman, beliau syahid
dan dikafani dengan kain pecinya itu.
Bagaimana dengan kita.. peci dengan berbagai pilihan bordiran.. dan surban..??
serta jabatan tak lebih sebagai prestasi, semakin lupalah dengan hakikat
amanah besar itu.
Sumber : http://muslimina.blogspot.com Redaksi ISBAD Share
Dr. Zakir Naik menjenguk gurunya yaitu Syaikh Ahmed Deedat yang sedang
sakit. Peristiwa itu terjadi di tahun 2005. Saat menjenguk Syaikh Ahmed
Deedat itu, Dr. Zakir Naik membawa “oleh-oleh” berupa video rekaman
Debat dirinya dengan Dr. William Campbell yang kristiani.
Saat video tersebut ditunjukkan pada Syaikh Ahmeed Deedat, beliau
kemudian menangis terharu dan bangga dengan apa yang dicapai muridnya
Dr. Zakir Naik
Kemudian Syaikh Ahmad Deedat pun berkata pada Dr Zakir Naik. “Anakku,
engkau berhasil meraih dalam waktu 4 tahun, apa-apa yang aku capai dalam
40 tahun,” ujar Syaikh Ahmad Deedat, seperti diceritakan ZOnaMuslim.
Kemudian Dr Zakir Naik pun menjawab,”Karena usaha kerasmu yang 40
tahunlah hal ini bisa terjadi, seseorang harus membuat pondasi dulu, dan
itu butuh waktu, baru kemudian bangunannya bisa tegak, jika tidak maka
mungkin aku akan butuh 44 tahun untuk meraihnya…”
Selang beberapa bulan kemudian, Syaikh Ahmed Deedat pun meninggal dunia,
yaitu pada 8 Agustus 2005. Kini Dr Zakir Naik menjadi penerus Syaikh
Ahmed Deedat untuk terus menyebarkan kebenaran Islam.
Dalam sebuah foto yang menyebar di internet, nampak jelas bentuk dari
batu karbala yang dijadikan pengganjal sujud oleh orang Syiah.
“Ini Bukan BISKUIT! Tidak untuk dijilat, juga bukan untuk dicelupin. Ini
namanya TURBAH KARBALA, batu bata berbentuk bulat pipih yang dicetak
dari tanah Karbala,” tulis Zona Muslim.
Dijelaskan fungsi batu karbala bagi pemeluk agama Syi’ah Imamiyah
(Rafidhah) adalah sebagai alat untuk pengganjal jidat kepala ketika
sedang sujud. Disebut batu Karbala karena batu tersebut diambil dari
tanah Karbala (IRAK).
Bagi kaum Syi’ah, jika melakukan sujud tanpa diganjal dengan batu tersebut, maka ibadahnya dianggap kurang afdhal
Itulah contoh dari kesesatan Syi’ah Rafidah. Mereka suka mengklaim diri
sebagai bagian dari Islam, namun ajarannya justru bertentangan dengan
Ajaran TAUHID dan Sunnah yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu
Alayhi Wassallam.
Sumber : http://muslimina.blogspot.com Redaksi ISBAD Share
Hari jumat 12 Juni mesin pencari nomer wahid dunia memperingati
kelahiran ilmuwan muslim dunia, Abul Wafa Muhammad Ibn Muhammad Ibn
Yahya Ibn Ismail Buzjani. Poster sang ilmuwan itu terpampang di halaman
pencari Google wilayah Timur Tengah.
Abu Wafa dikenal sebagai pemikir yang karyanya abadi hingga kini.
Ilmuwan itu lahir di Buzhgan, Nishapur di wilayah Iran pada 940. Beliau
meninggal di usia 58 tahun. Dia dikenal sebagai ahli astronomi dan
matematikawan dari Persia.
Pada tahun 959, Abu Wafa pindah ke Irak, dan mempelajari matematika
khususnya trigonometri. Masa-masa itu merupakan jaman keemasan Islam
dalam bidang ilmu pengetahuan. Seorang muslim mendapat tempat yang
terhormat karena kemampuannya dalam sains dan ilmu pengetahuan.
Dia juga mempelajari pergerakan bulan. Bahkan salah satu kawah di bulan hingga kini dinamai Abul Wafa untuk mengenang namanya.
Salah satu kontribusinya dalam trigonometri adalah mengembangkan fungsi
tangen dan mengembangkan metode untuk menghitung tabel trigonometri.
Abul Wafa menemukan relasi identitas trigonometri
Selain itu juga menemukan rumus sinus untuk geometri sferik (yang tampak mirip dengan hukum sinus)
Sumber : dream Redaksi ISBAD Share
Berbagai penelitian telah mengungkap adanya mukjizat puasa ditinjau dari perpekstif medis modern.
Dalam penelitian ilmiah, tidak ditemukan efek merugikan dari puasa
Ramadan pada jantung, paru, hati, ginjal, mata, profil endokrin,
hematologi dan fungsi neuropsikiatri.
Penelitian meta analisis atau penelitian terhadap berbagai abstrak
terkait ini diperoleh dari Medline dan jurnal lokal di negara-negara
Islam 1960-2009.
Seratus tiga belas artikel yang memenuhi kriteria untuk pemilihan kertas
dikaji secara mendalam untuk mengidentifikasi rincian bahan terkait.
Hasilnya, terdapat manfaat luar biasa dan tidak disangka sebelumnya oleh
para ilmuwan tentang adanya mukjizat puasa Ramadan bagi kesehatan
manusia.
Meskipun puasa Ramadan aman untuk semua orang sehat dan beberapa kondisi
sakit tertentu, namun dalam keadaan penyakit tertentu seseorang harus
berkonsultasi dengan dokter dan mengikuti rekomendasi ilmiah.
Bulan Ramadan adalah bulan yang paling dinanti oleh umat Muslim.
Saat itu, dianggap sebagai bulan yang penuh berkah dan rahmah.
Semua umat Muslim yang sehat dan sudah akil balik diwajibkan untuk berpuasa sebulan penuh.
Meskipun untuk sebagian orang ibadah puasa cukup berat, tetapi terdapat
keistimewaan untuk mendapatkan hikmah dari Allah berupa kebahagian,
pahala berlipat, dan bahkan suatu muhjizat dalam kesehatan.
Allah berjanji akan memberikan berkah kepada orang yang berpuasa.
Seperti ditegaskan sabda Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu
Suny dan Abu Nu'aim: "Berpuasalah maka kamu akan sehat."
Dengan berpuasa, akan diperoleh manfaat secara biopsikososial berupa sehat jasmani, rohani dan sosial.
Rahasia kesehatan yang dijanjikan dalam berpuasa inilah yang menjadi
daya tarik ilmuwan untuk meneliti berbagai aspek kesehatan puasa secara
psikobiologis, imunopatofisilogis dan biomolekular.
Para pakar nutrisi dunia mendefinisikan puasa atau kelaparan (starvasi)
sebagai pantangan mengkonsumsi nutrisi baik secara total atau sebagian
dalam jangka panjang atau jangka pendek.
Sedangkan konsep puasa dalam Islam secara substansial adalah menahan
diri tidak makan, minum dan berhubungan suami istri mulai terbit fajar
hingga terbenam matahari dengan disertai niat.
Sehingga puasa memiliki perbedaan dibandingkan starvasi biasa.
Inilah 20 Mukizat Puasa Terhadap Kesehatan Manusia :
1. Keseimbangan anabolisme dan katabolisme
Berbeda dengan kelaparan atau starvasi dalam berbagai bentuk dapat mengganggu kesehatan tubuh.
Namun sebaliknya, dalam puasa ramadan terjadi keseimbangan anabolisme
dan katabolisme yang berakibat asam amino dan berbagai zat lainnya
membantu peremajaan sel dan komponennya memproduksi glukosa darah dan
mensuplai asam amino dalam darah sepanjang hari.
Cadangan protein yang cukup dalam hati karena asupan nutrisi saat buka
dan sahur akan tetap dapat menciptakan kondisi tubuh untuk terus
memproduksi protein esensial lainnya seperti albumin, globulin dan
fibrinogen.
Hal ini tidak terjadi pada starvasi jangka panjang, karena terjadi
penumpukan lemak dalam jumlah besar, sehingga beresiko terjadi sirosis
hati.
Sedangkan saat puasa di bulan ramadhan, fungsi hati masih aktif dan baik.
2. Tidak akan mengakibatkan pengasaman dalam darah
Kemudian juga berbeda dengan starvasi, dalam puasa Islam penelitian
menunjukkan asam amino teroksidasi dengan pelan dan zat keton tidak
meningkat dalam darah sehingga tidak akan mengakibatkan pengasaman dalam
darah.
3. Tidak berpengaruh pada sel darah manusia
Dalam penelitian, saat puasa tidak berpengaruh pada sel darah manusia
& tidak terdapat perbedaan jumlah retikulosit, volume sel darah
merah serta rata-rata konsentrasi hemoglobin (MCH, MCHC) dibandingkan
dengan orang yang tidak berpuasa.
4. Puasa pada penderita diabetes tipe 2 tidak berpengaruh
Puasa ramadhan pada penderita diabetes tipe 2 tidak berpengaruh dan
tidak terdapat perbedaan protein gula, protein glikosilat dan hemoglobin
glikosilat.
Namun pada penderita diabetes tipe tertentu sebaiknya harus berkonsultasi dengan dokter bila hendak berpuasa.
Diantaranya adalah penderita diabetes dengan keton meningkat, sedang
hamil, usia anak atau komplikasi lain seperti gagal ginjal dan jantung.
5. Pengaruh pada ibu hamil dan menyusui
Terdapat sebuah penelitian puasa pada ibu hamil, ibu menyusui, dan
kelompok tidak hamil dan tidak menyusui di perkampungan Afika Barat.
Ternyata dalam penelitian tersebut disimpulkan tidak terdapat perbedaan
kadar glukosa serum, asam lemak bebas, trigliserol, keton, beta hidroksi
butirat, alanin, insulin, glucagon dan hormon tiroksin.
6. Pengaruh pada janin saat ibu hami berpuasa
Penelitian di Departemen Obstetri dan Ginekologi dari Gaziantep
University Hospital, terhadap 36 wanita sehat dengan kehamilan tanpa
komplikasi berturut-turut dari 20 minggu atau lebih, yang berpuasa
selama bulan Ramadhan untuk mengevaluasi efek Ramadan pada janin,
pengukuran Doppler ultrasonografi dalam peningkatan diameter biparietal
janin (BPD), peningkatan panjang tulang paha janin (FL), meningkatkan
berat badan diperkirakan janin (EFBW), profil biofisik janin (BPP),
indeks cairan amnion (AFI), dan rasio arteri umbilikalis sistol /
diastol (S / D) rasio.
Kortisol serum ibu, trigliserida, kolesterol total, low-density
lipoprotein (LDL), high density lipoprotein (HDL), very Low density
lipoprotein (VLDL), dan LDL / HDL rasio juga dievaluasi sebelum dan
sesudah Ramadan.
Hasil penelitian menunjukkan, tidak ada perbedaan signifikan yang
ditemukan antara kedua kelompok untuk usia janin, berat badan ibu,
perperkiraan kenaikan berat badan janin (EFWG), BPP janin, AFI, dan
rasio arteri umbilikalis S / D.
7. Penurunan glukosa dan berat badan
Studi kohort dilakukan pada 81 mahasiswa Universitas Teheran of Medical Sciences saat berpuasa.
Dilakukan evaluasi berat badan, indeks massa tubuh (BMI), glukosa,
trigliserida (TG), kolesterol, lipoprotein densitas rendah (LDL), high
density lipoprotein (HDL), dan Very Low density lipoprotein (VLDL),
sebelum dan sesudah Ramadhan.
Studi ini menunjukkan bahwa puasa Ramadhan menyebabkan penurunan glukosa dan berat badan.
Meskipun ada penurunan yang signifikan dalam frekuensi makan,
peningkatan yang signifikan dalam LDL dan penurunan HDL tercatat pada
bulan Ramadhan.
Tampaknya efek puasa Ramadhan pada tingkat lipid dalam darah mungkin
berkaitan erat dengan pola makan gizi atau respon kelaparan biokimia.
8. Pengaruh pada fungsi kelenjar gondok
Ketika berpuasa ternyata juga terbukti tidak berpengaruh pada fungsi
kelenjar gondok manusia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak
terdapat perbedaan kadar plasma tiroksin (TS), tiroksin bebas, tironin
triyodium dan hormon perangsang gondok (TSH) pada penderita laki-laki
yang berpuasa.
9. Pengaruh pada hormon virgisteron
Sedangkan pada penelitian hormon wanita tidak terjadi gangguan pada
hormon virgisteron saat melaksanakan puasa. Tetapi, 80 persen populasi
penelitian menunjukkan penurunan hormon prolaktin.
Penelitian ini menunjukkan harapan baru bagi penderita infertilitas atau
kemandulan wanita yang disebabkan peningkatan hormon prolaktin.
Sehingga saat puasa, wanita tetap berpeluang besar untuk tetap pada kondisi subur.
10. Bermanfaat bagi jantung
Beberapa penelitian menyebutkan sebenarnya tidak terdapat perbedaan yang
mencolok saat berpuasa dibandingkan saat tidak berpuasa.
Puasa Ramadan tidak mempengaruhi secara drastis metabolisme lemak, karbohidrat dan protein.
Meskipun terjadi peningkatan serum uria dan asam urat sering terjadi saat terjadi dehidrasi ringan saat puasa.
Saat berpuasa ternyata terjadi peningkatan HDL dan apoprotein alfa1.
Penurunan LDL sendiri ternyata sangat bermanfaat bagi kesehatan jantung dan pembuluh darah.
Beberapa penelitian "chronobiological" menunjukkan saat puasa Ramadan
berpengaruh terhadap ritme penurunan distribusi sirkadian dari suhu
tubuh, hormon kortisol, melatonin dan glisemia.
Berbagai perubahan yang meskipun ringan tersebut tampaknya juga berperan bagi peningkatan kesehatan manusia.
11. Memperbaiki dan merestorasi fungsi dan kinerja sel
Saat puasa terjadi perubahan dan konversi yang masif dalam asam amino
yang terakumulasi dari makanan, sebelum didistribusikan dalam tubuh
terjadi format ulang.
Sehingga, memberikan kesempatan tunas baru sel untuk memperbaiki dan merestorasi fungsi dan kinerjanya.
Pola makan saat puasa dapat mensuplai asam lemak dan asam amino penting saat makan sahur dan berbuka.
Sehingga terbentuk tunas-tunas protein , lemak, fosfat, kolesterol dan
lainnya untuk membangun sel baru dan membersihkan sel lemak yang
menggumpal di dalam hati.
Jumlah sel yang mati dalam tubuh mencapai 125 juta perdetik, namun yang lahir dan meremaja lebih banyak lagi.
12. Sangat efektif meningkatkan konsentrasi urin dalam ginjal serta meningkatkan kekuatan osmosis urin
Penghentian konsumsi air selama puasa sangat efektif meningkatkan
konsentrasi urin dalam ginjal serta meningkatkan kekuatan osmosis urin
hingga mencapai 1000 sampai 12.000 ml osmosis/kg air.
Dalam keadaan tertentu hal ini akan memberi perlindungan terhadap fungsi ginjal.
Kekurangan air dalam puasa ternyata dapat meminimalkan volume air dalam darah.
Kondisi ini berakibat memacu kinerja mekanisme lokal pengatur pembuluh
darah dan menambah prostaglandin yang pada akhirnya memacu fungsi dan
kerja sel darah merah.
13. Dalam keadaan puasa ternyata dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh
Penelitian menunjukkan saat puasa terjadi peningkatan limfosit hingga sepuluh kali lipat.
Kendati keseluruhan sel darah putih tidak berubah ternyata sel T mengalami kenaikkan pesat.
Pada penelitian terbaru menunjukkan bahwa terjadi penurunan kadar
apo-betta, menaikkan kadar apo-alfa1 dibandingkan sebelum puasa.
Kondisi tersebut dapat menjauhkan serangan penyakit jantung dan pembuluh darah.
14. Penurunan berbagai hormon salah satu rahasia hidup jangka panjang
Penelitian endokrinologi menunjukkan bahwa pola makan saat puasa yang
bersifat rotatif menjadi beban dalam asimilasi makanan di dalam tubuh.
Keadaan ini mengakibatkan penurunan pengeluaran hormon sistem pencernaan dan insulin dalam jumlah besar.
Penurunan berbagai hormon tersebut merupakan salah satu rahasia hidup jangka panjang.
15. Bermanfaat dalam pembentukan sperma
Manfaat lain ditunjukan dalam penelitian pada kesuburan laki-laki.
Dalam penelitian tersebut dilakukan penelitian pada hormon testoteron,
prolaktin, lemotin, dan hormon stimulating folikel (FSH), Ternyata hasil
akhir kesimpulan penelitian tersebut puasa bermanfaat dalam pembentukan
sperma melalui perubahan hormon hipotalamus-pituatari testicular dan
pengaruh kedua testis.
16. Bermanfaat untuk penderita radang persendian (encok) atau rematoid arthritis
Manfaat lain yang perlu penelitian lebih jauh adalah pengaruh puasa pada
membaiknya penderita radang persendian (encok) atau rematoid arthritis.
Parameter yang diteliti adalah fungsi sel penetral (netrofil) dan progresifitas klinis penderita.
Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa terdapat korelasi antara
membaiknya radang sendi dan peningkatan kemampuan sel penetral dalam
membasmi bakteri.
17. Memperbaiki hormon testoteron dan performa seksual
Dalam sebuah jurnal endokrin dan metabolisme dilaporkan penelitian puasa
dikaitkan dengan hormon dan kemampuan seksual laki-laki.
Penelitian tersebut mengamati kadar hormon kejantanan (testoteron),
perangsang kantung (FSH) dan lemotin (LH). Terjadi perubahan kadar
berbagai hormon tersebut dalam tiap minggu.
Dalam tahap awal didapatkan penurunan hormon testoteron yang berakibat
penurunan nafsu seksual tetapi tidak menganggu jaringan kesuburan.
Namun hanya bersifat sementara karena beberapa hari setelah puasa hormon
testoteron dan performa seksual meningkat pesat melebihi sebelumnya
18. Memperbaiki kondisi mental secara bermakna
Seorang peneliti di Moskwa melakukan penelitian pada seribu penderita kelainan mental termasuk skizofrenia.
Ternyata dengan puasa sekitar 65 persen terdapat perbaikan kondisi mental yang bermakna.
Berbagai penelitian lainnya menunjukkan ternyata puasa Ramadan juga
mengurangi risiko kompilkasi kegemukan, melindungi tubuh dari batu
ginjal, meredam gejolak seksual kalangan muda dan penyakit lainnya yang
masih banyak lagi.
19. Peningkatan komunikasi psikososial baik dengan Allah dan sesama manusia
Manfaat puasa bagi kehidupan psikososial memegang peranan penting dalam kesehatan manusia.
Dalam bulan puasa terjadi peningkatan komunikasi psikososial baik dengan Allah dan sesama manusia.
Hubungan psikologis berupa komunikasi dengan Allah akan meningkat pesat, karena puasa adalah bulan penuh berkah.
Setiap doa dan ibadah akan berpahala berlipat kali dibandingkan biasanya.
Bertambahnya kualitas dan kuantitas ibadah di bulan puasa akan juga
meningkatkan komunikasi sosial dengan sesama manusia baik keluarga,
saudara dan tetangga akan lebih sering.
Berbagai peningkatan ibadah secara langsung akan meningkatkan hubungan
dengan Pencipta dan sesamanya ini akan membuat jiwa lebih aman, teduh,
senang, gembira, puas serta bahagia.
20. Menurunkan adrenalin
Keadaan psikologis yang tenang, teduh dan tidak dipenuhi rasa amarah saat puasa ternyata dapat menurunkan adrenalin.
Saat marah terjadi peningkatan jumlah adrenalin sebesar 20-30 kali lipat.
Adrenalin akan memperkecil kontraksi otot empedu, menyempitkan pembuluh
darah perifer, meluaskan pembuluh darah koroner, meningkatkan tekanan
darah arterial dan menambah volume darah ke jantung dan jumlah detak
jantung.
Adrenalin juga menambah pembentukan kolesterol dari lemak protein berkepadatan rendah.
Berbagai hal tersebut ternyata dapat meningkatkan resiko penyakit
pembuluh darah, jantung dan otak seperti jantung koroner, stroke dan
lainnya.
Berbagai kajian ilmiah melalui penelitian medis telah menunjukkan bahwa
ternyata puasa sebulan penuh saat bulan ramadhan bermanfaat sangat luar
biasa bagi tubuh manusia.
Sebaliknya banyak penelitian menunjukkan bahwa puasa berbeda dengan
starvasi biasa, secara umum tidak akan mengganggu tubuh manusia.
Dalam mencermati temuan ilmiah tersebut akan lebih diyakini bahwa berkah
kesehatan yang dijanjikan dalam berpuasa ternyata bukan sekedar teori
dan opini.
Manfaat puasa bagi kesehatan sebagian telah terbukti secara ilmiah.
Wajar saja, bahwa puasa adalah saat yang paling dinantikan oleh kaum
muslim karena memang terbukti secara ilmiah menjanjikan berkah dan
mukjizat dalam kesehatan manusia.
Saudaraku seiman, kembali mari kita bershalawat untuk Nabi kita tercinta, Muhammad SAW dengan kalimat allahuma sholi ala sayyidina Muhammad wa ala alihi sayyidina Muhammad. Kali ini kita coba mengingat kembali Kisah Rasulullah 14
abad yang lalu, saat Rasulullah SAW baru saja wafat di kota Madinah,
baladun-Anbiyya'. Setelah Rasulullah SAW wafat, seketika pula Kota
Madinah menjadi riuh dengan tangisan Umat islam yang mencintai baginda
SAW. Antara percaya dan tidak percaya, Rasul yang mulia telah
meninggalkan para sahabat.
Beberapa waktu kemudian, seorang Arab Badui datang kepada salah seorang
sahabat Rasulullah SAW, yaitu Umar bin Khaththab RA. Kemudian, arab
Badui ini meminta diceritakan tentang kisah akhlaq Nabi Muhammad SAW
ketika masih hidup. Umar RA yang terkenal garang itu tiba-tiba saja
menangis mendengar permintaan itu. Ia tidak sanggup untuk menceritakan Kisah Teladan Rasulullah. Kemudian, ia memerintahkan agar Arab Badui itu menemui Bilal.
Tak lama kemudian, Arab Badui itu pun menemui bilal dan memberikan permintaan yang sama yaitu Teladan Rasulullah SAW
kepadanya. Kemudian, Bilal bin Rabah pun menangis. Sama seperti Umar
RA, bilalpun tidak sanggup untuk menjawab pertanyaan tersebut, dan dia
memerintahkan agar orang tersebut menemui Ali bin Abi Thalib.
Subhanallah cerita teladan Rasulullah ini, sungguh mulia dan amat
mulia akhlak Rasulullah SAW, sehingga para sahabatpun menangis untuk
menceritakan kembali kisah hidup baginda Rasul SAW. Rasulullah SAW
merupakan sosok manusia dengan pribadi yang sangat agung, yang sikap dan
gerak geriknya penuh dengan kasih sayang. Betapa tidak? sehingga pada
saat akan menjelaskan, para sahabatpun tidak sanggup dan sontak
menangis.
Sungguh suri tauladan yang sangat baik. Saudaraku, jika kita mengenal
Rasulullah SAW dan mengamalkan dengan baik apa yang telah baginda
contohkan kepada kita, maka akan lahir kerinduan untuk berjumpa
dengannya. Inilah pertanda cinta yang akan mengantarkan kita kepada ahli
Surga. Saudaraku yang budiman, sungguh setiap orang merindukan
kehidupan yang penuh dengan kebahagiaan, kemuliaan, dan kehormatan,
serta sukses dunia dan akhirat. Namun sayang, kenyataan sering kali
tidak sesuai dengan harapan. Padahal hidup kita didunia hanya sekali dan
belum tentu lama.
Semoga kita diberikan rasa cinta dan rindu kepada Rasulullah SAW, dan
jadikanlah beliau sebagai suri tauladan dan contoh yang baik bagi diri
kita sendiri. Wabillahi taufiq wal hidayah, wa salamu'alaikum
warohmatullahi wabarokatuh. Sholu'ala Muhammad!!!