" IKATAN SILATURAHMI BAHAGIA DUA, KREO SELATAN "

Senin, 08 Juni 2015

Kesederhanaan Makan Rasulullah


Kesederhanaan Makan Rasulullah
Ilustrasi Gambar

JIKA kita amati, mengapa penyakit di zaman dahulu tidak separah dan tidak seberat manusia modern. Apa sebab nya?

Ternyata jawabannya terletak pada seberapa sederhana seseorang mengkonsumsi makanan hariannya.
Hal ini sebenarnya telah dicontohkan oleh Baginda Rasulullah sallallahu ‘alaihiwasallam. Beliau begitu sederhana dalam urusan makanan yang beliau konsumsi yang akhirnya membuat beliau menjadi manusia yang sangat sehat, baik secara fisik maupun secara qolbu.

Hal ini sebenarnya dapat kita praktekkan dalam kehidupan sehari-hari, artinya kesederhanaan seseorang dalam mengkonsumsi makanan hariannya lah yang menenetukan sedikit banyak penyakit, yang kalaulah itu menjadi takdir untuknya, meski hal ini belumlah menjadi faktor penentu 100 persen.
Namun, jika kita mencontoh Rasulullah, ya benar sekali, beliau tak pernah kenyang selama hidupnya, bahkan beliau lebih banyak dan lebih sering lapar daripada kenyang atau kekenyangan, karena memang salah satu penyebab lemahnya iman seseorang adalah banyaknya makanan.

Yah, percaya, wisata kuliner dan berbagai ragam makanan masa kini plus dengan berbagai bahan-bahan sintetik didalamnya, sangat mengundang selera manusia untuk mengkonsumsinya, tapi sebenarnya insan yang bijak adalah insan yang memperhatikan sekali apa yang masuk ke dalam perutnya, sehingga semakin sederhana makanan yang ia konsumsi dan semakin alami, maka semakin kecil peluang ia mendapatkan sakit yang berat.
Jadi ya, jangan tanya kenapa banyak mengalami keluhan dan sakit sakit yang sedikit banyak menganggu aktifitas sehari-hari jika yang dikonsumsi adalah makanan “sampah” atau makanan minuman yang memang tidak layak masuk ke dalam tubuh manusia.
Tinggal kita sendiri yang menilai, selama ini lebih banyak kita makan untuk memenuhi hawa nafsu lebih dominan atau justru makan benar benar hanya sekedar memuaskan lidah, bahasa sederhananya, enak di mulut, sampah di perut.*

Sumber : www.hidayatullah.com
               Redaksi ISBAD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar