Ada perintah kesinambungan
dalam amal yang kita lakukan. Kesinambungan inilah yang dinamakan dengan
istiqamah; bertambah baik dari hari ke hari. Di sanalah terdapat pahala
yang agung, karena tak mudah untuk menjalankannya.
Allah Ta’ala menyukai amalan yang
istiqamah, meski sedikit jumlahnya. Sebab dalam keistiqamahan itu
tergambar niat yang lurus dan usaha yang sungguh-sungguh.
Pasalnya, ada orang yang mengawali hidup dengan amal shaleh, tapi masuk neraka sebab tergelincir di akhirnya.
“Apakah ada salah seorang di antara
kalian yang ingin memiliki kebun kurma dan anggur yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai; di dalam kebun itu dia memiliki segala macam
buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia
memiliki keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin
kencang yang mengandung api, lalu terbakarlah. Demikianlah Allah
menerangkannya kepada kamu, supaya kamu memikirkannya.” (Qs. al-Baqarah
[2]: 266)
Terkait ayat ini, Umar bin Khaththab
pernah bertanya kepada sahabat-sahabatnya, “Menurut kalian, berkenaan
dengan siapakah ayat ini diturunkan?”
Para sahabat pun menjawab, “Allah Ta’ala lebih mengetahui.”
Maka Umar pun marah, “Jawablah, ‘Kami mengetahui atau kami tidak mengetahui.'”
Abdullah bin Abbas pun menyahut dengan
mengatakan, “Ya Amirul Mukminin,” lanjutnya menerangkan, “aku sedikit
ragu dengan tafsir ayat ini.”
“Wahai keponakanku,” seru Umar lantang, “katakanlah. Dan jangan remehkan dirimu.”
“Ayat ini,” ujar Abdullah bin Abbas, “merupakan perumpaan sebuah amal.”
“Amal perbuatan apa itu?” tanya Umar serta-merta.
“Ialah orang kaya yang beramal dengan
ketaatan kepada Allah Ta’ala,” ungkap salah satu anak ‘Abbas ini, “lalu
Allah Ta’ala mengirimkan setan kepadanya.”
Lantaran tak kuat dengan godaan dan
bisikkan setan yang terkutuk itu, “Maka ia pun melakukan banyak
maksiat.” Yang buahnya adalah, “Sehingga semua amalnya terhapus.”
Na’udzubillah… Tsumma na’udzubillahi min
dzalik. Hadits yang mulia ini diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dan
dikutip oleh Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam Tafsirnya.
Semoga Allah Ta’ala kuatkan kita dalam
amal shaleh yang ikhlas hingga mati dalam keadaan berserah diri kepada
Allah Ta’ala. Semoga Allah melindungi kita dari godaan setan yang
terkutuk. Aamiin.
Sumber : http://kisahikmah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar