Apakah sebagai seorang da'i
pernah mendapatkan tuduhan keji dari musuh-musuh dakwah? Padahal memang,
sebagai da'i, kita memiliki banyak kekurangan di banyak bagian?
Pasalnya, para Nabi dan sahabatnya yang mulia pun mendapatkan tuduhan.
Bahkan, mereka dituduh dengan amat keji, dan tak berdasar sedikit pun.
Berikut di antara tuduhan yang
dialamatkan kepada ‘Utsman bin ‘Affan sebagaimana disebutkan dalam
Tafsir al-Qur’an al-‘Adhim tulisan Imam Ibnu Katsir.
Diriwayatkan dari ‘Utsman bin Mauhib, ada
seorang laki-laki yang bertanya kepada ‘Abdullah bin ‘Umar. “Aku
bersumpah atas kesucian Ka’bah, tidakkah engkau mengetahui bahwa ‘Utsman
bin ‘Affan pernah melarikan diri pada perang Uhud?” Atas tanya lelaki
itu, ‘Abdullah bin ‘Umar menjawab, “Ya.”
“Engkau juga mengetahui bahwa ‘Utsman bin
‘Affan tidak mengikuti Perang Badar dan tidak menyaksikannya?” tanya
laki-laki itu yang kedua dengan nada menghakimi. Kemudian, jawab
‘Abdullah bin ‘Umar singkat, “Ya.”
Ketiga kalinya, lelaki itu menyampaikan
tanya, “Bukankah engkau juga mengetahui bahwa ia tertinggal dan tidak
menyaksikan Bai’atu Ridhwan?” Jawab anak ‘Umar bin Khaththab serupa
dengan dua jawaban sebelumnya, “Ya.”
Lalu, ‘Abdullah bin ‘Umar memanggil
laki-laki penanya itu untuk menjelaskan duduk perkara yang sebenarnya.
Sebab, dalam nada tanyanya, terdapat tuduhan dan pendiskreditan terhadap
salah satu sahabat utama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang
dijamin masuk surga itu.
Terkait yang pertama, tutur ‘Abdullah bin ‘Umar, “Aku bersaksi bahwa Allah Ta’ala telah memaafkannya.”
“Waktu itu,” terang ‘Abdullah memberikan
jawaban atas pertanyaan kedua, “’Utsman bin ‘Affan sedang merawat
istrinya yang sedang sakit.” Karenanya, meski tidak turut serta dalam
Perang Badar, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Sesungguhnya
engkau (‘Utsman bin ‘Affan) mendapatkan pahala dan bagian orang yang
ikut Perang Badar.”
Sedangkan terkait Bai’atur Ridhwan,
‘Abdullah bin ‘Umar menerangkan, “Seandainya ada orang yang lebih mulia
dari ‘Utsman, niscaya beliau akan mengutusnya, menggantikan kedudukan
‘Utsman.” Maka ketika terjadi bai’at tersebut dan ‘Utsman sudah pergi ke
Makkah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pun mengangkat tangan
kanannya dan mengatakan, “Inilah ‘Utsman.”
Betapa mulianya para sahabat yang
menyertai Nabi dalam dakwah menegakkan kalimat Allah Ta’ala di muka
bumi. Karenanya, tak layak adanya tuduhan buruk, apalagi yang hanya
berdasarkan persangkaan belaka. Semoga kita bisa meneladani mereka dalam
kebaikan dan takwa. Aamiin.
Sumber : http://kisahikmah.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar