” Begitulah anak-anakku, zuhud adalah berpalingnya hati dari semua yang bersifat duniawiyah, baik itu halal apalagi yang syubhat dan haram “
semua santrinya mendengarkan penjelasan kyai makmun dengan seksama, tiba-tiba dari tengah-tengah kerumunan santri ada satu santri yang meminta waktu untuk bertanya
” sebelumnya saya minta maaf, kalau saya lihat, pak kyai sendiri kenapa hidupnya penuh dengan dunia?” begitu pertanyaan muridnya
seperti diketahui, kyai makmun ini tergolong kyai yang kaya raya, rumahnya megah, pesantrennya kokoh dan banyak, kendaraannya mengkilap tidak hanya satu, hal demikian kontra dengan penjelasan yang pagi ini disampaikannya. lalu apa jawaban kyai makmun? dengan senyumannya yang khas beliau menjawab
” anakku pertanyaanmu sungguh cemerlang, tapi pertanyaanmu itu akan saya jawab insya Alloh dalam pengajian besok sore “
pengajian pun ditutup dengan do’a penutup majlis, pagi harinya selepas pengajian, kyai makmun memanggil santri yang kemarin bertanya, ” gus pagi ini kamu ikut saya”. ternyata santri ini diajak menemani kyai untuk sekedar jalan-jalan dengan mobil mewahnya, karuan saja santri ini senang bukan kepalang, bukan saja karena diajak kyainya, tapi dia akan merasakan empuknya naik mobil bagus. ”
Oh…ya gus… ada satu syarat yang harus kamu penuhi jika ingin tetap ikut mobil saya sampai kembali pulang, kamu pegang gelas yang penuh air ini, jangan sampai tumpah, kalau sampai tumpah, maka disitulah akhir dari perjalananmu, kamu akan saya turunkan” kyai makmun menerangkan kepada santrinya.
Singkat cerita, perjalanan dengan mobil mewah itu pun dimulai, mula-mula perjalanan diawali dengan pergi ke pusat kota dengan aneka macam keramaiannya, kemudia dilanjutkan kepegunungan yang indah, perjalanan pun akhirnya selesai, mobil pun meluncur perlahan kembali ke pesantren,
waktu berjalan dengan cepat, pengajian sore pun akhirnya tiba, dalam tengah- tengah penjelasan tentang zuhud ini kyai makmun bertanya dengan santrinya yang kemarin bertanya dan tadi pagi juga diajaknya jalan-jalan.
” gus bagaimana perjalanannya tadi pagi, enak kan? pemandangannya juga bagus- bagus kan? kyai makmun bertanya dengan iringan senyum
” enak bagaimana pak kyai? lha wong aku disuruh menjaga gelas yang berisi air agar jangan sampai tumpah, bagaimana bisa menikmati perjalanan dan pemandangan, yang ada malah rasa was-was serta kwatir, karena kalau sampai tumpah, saya sewaktu-waktu bisa diturunkan dari mobil” begitu jawaban santrinya
” hmmmm….. alhamdulillah, kamu sudah menemukan jawaban dari pertanyaanmu kemarin, dunia yang sebanyak ini tidak pernah bisa saya nikmati, karena setiap saat saya harus menjaga, agar dunia ini tidak membuat saya lalai dan berpaling dari Alloh serta kwatir dan takut kalau- kalau dunia ini akan menjadi fitnah buat diriku, lalu bagaimana aku bisa menikmatinya?
Sumber : mywapblog.com
Redaksi ISBAD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar