Pedang Ali bin
Abi Thalib adalah sebuah legenda dan termasuk dalam salah satu sejarah
perkembangan Islam. Hal ini terkait dengan kisah yang ditorehkan, dalam
upaya membela agama Islam, dari serangan musuh yang tidak menghendaki
keberadaan agama ini.
Pedang Zulfikar, adalah julukan bagi pedang bermata dua ini memiliki simbol jihad dan juga keberanian Ali bin Abi Thalib. Dengan senjata inilah, pemuda ini mengawal perjuangan Nabi Muhammad untuk berdakwah serta mempertahankan kejayaan Islam dari serangan para musuh yang dengki dengan apa yang dilakukan Rosullah dan para sahabat.
Perang Uhud, perang Badar dan perang Khandak menjadi momen yang membuktikan ketajaman dan kekuatan pedang Ali bin Abi Thalib. Perang Khandak pulalah, yang menjadi awal kemasyuran nama Ali bin Abi Thalib dalam hal permainan pedang.
Pada saat itulah, Ali dengan pedangnya berhasil mengalahkan jagoan kaum Quraisy yang sangat terkenal keganasannya, Amru bin Wud Al 'Amiri. Dengan usia yang sangat muda, Ali bin Abi Thalib berhasil membuat pendukung Amru lari tunggang langgang, ketika jagoan mereka tersebut berhasil dikalahkan oleh Ali.
Dalam perang Badar, permainan pedang Ali bin Abi Thalib mampu mengalahkan sepertiga pasukan kaum Quraisy dari keseluruhan korban dari kaum kafir yang berjumlah 70 orang. Inilah yang menjadikan nama Ali menjadi harum dan dikenal sebagai salah satu pejuang Islam yang berjuluk Saiful Islam alias Pedang Islam.
Siapa Ali bin Abi Thalib R.A
Ali bin Abi Thalib adalah anak dari Abu Thalib dan Fathimah binti As’ad. Ali memiliki dua orang saudara kandung yakni Thalib, 'Uqail, Ja'far dan Ummu Hani. Secara kekerabatan, Ali adalah saudara sepupu dari Nabi Muhammad SAW. Hal ini karena Abu Thalib adalah paman dari Nabi Muhammad.
Ali bin Abi Thalib termasuk salah satu pengawal andalan Nabi Muhammad. Dengan tubuhnya yang tegap dan berotot, Ali tidak pernah gentar menghadapi siapa pun yang bermaksud mencelakai Muhammad. Pedang Ali bin Abi Thalib, selalu terhunus pada mereka yang hendak melukai atau membunuh Muhammad sebagai upaya menghentikan Rosulullah berdakwah.
Meski demikian, Ali memiliki karakter kepribadian yang lembut, tegas namun jujur. Itulah sebabnya, Ali dipilih sebagai khalifah keempat menggantikan khalifah Utsman bin Affan. Selama menjadi pemimpin, Ali tidak pernah sedikit pun menggunakan uang negara demi kepentingan pribadinya. Bahkan, Ali rela hidup sederhana demi menjaga amanah yang diberikan.
Suatu saat, ketika tidak memiliki sedikit uang pun, Ali pergi ke pasar dan menawarkan pedang miliknya pada semua orang untuk dijual. Orang-orang yang heran bertanya mengapa Ali, seorang khalifah harus menjual pedangnya? Bukankah sebagai pemimpin seharusnya memiliki banyak uang?
Dengan tegas Ali menjawab, kalau aku memiliki empat dirham saja, aku tak akan menjual pedangku ini. Hal ini menunjukkan karakter Ali yang mampu menjaga amanah, termasuk ketika dirinya sedang dalam kondisi terdesak. Dia rela kehilangan harga dirinya, daripada harus berbuat dosa dengan mengkorupsi uang rakyat.
Beliau syahid saat akan menjalankan ibadah shalat subuh berjamaah. Kening beliau ditikam oleh Abdurrahman bin Muljam di dekat masjid Kufah pada 17 Ramadhan 40 H.
Pedang Ali bin Abi Thalib menjadi saksi sejarah perkembangan dan kemajuan di awal Islam disyiarkan.
Pedang Zulfikar, adalah julukan bagi pedang bermata dua ini memiliki simbol jihad dan juga keberanian Ali bin Abi Thalib. Dengan senjata inilah, pemuda ini mengawal perjuangan Nabi Muhammad untuk berdakwah serta mempertahankan kejayaan Islam dari serangan para musuh yang dengki dengan apa yang dilakukan Rosullah dan para sahabat.
Perang Uhud, perang Badar dan perang Khandak menjadi momen yang membuktikan ketajaman dan kekuatan pedang Ali bin Abi Thalib. Perang Khandak pulalah, yang menjadi awal kemasyuran nama Ali bin Abi Thalib dalam hal permainan pedang.
Pada saat itulah, Ali dengan pedangnya berhasil mengalahkan jagoan kaum Quraisy yang sangat terkenal keganasannya, Amru bin Wud Al 'Amiri. Dengan usia yang sangat muda, Ali bin Abi Thalib berhasil membuat pendukung Amru lari tunggang langgang, ketika jagoan mereka tersebut berhasil dikalahkan oleh Ali.
Dalam perang Badar, permainan pedang Ali bin Abi Thalib mampu mengalahkan sepertiga pasukan kaum Quraisy dari keseluruhan korban dari kaum kafir yang berjumlah 70 orang. Inilah yang menjadikan nama Ali menjadi harum dan dikenal sebagai salah satu pejuang Islam yang berjuluk Saiful Islam alias Pedang Islam.
Siapa Ali bin Abi Thalib R.A
Ali bin Abi Thalib adalah anak dari Abu Thalib dan Fathimah binti As’ad. Ali memiliki dua orang saudara kandung yakni Thalib, 'Uqail, Ja'far dan Ummu Hani. Secara kekerabatan, Ali adalah saudara sepupu dari Nabi Muhammad SAW. Hal ini karena Abu Thalib adalah paman dari Nabi Muhammad.
Ali bin Abi Thalib termasuk salah satu pengawal andalan Nabi Muhammad. Dengan tubuhnya yang tegap dan berotot, Ali tidak pernah gentar menghadapi siapa pun yang bermaksud mencelakai Muhammad. Pedang Ali bin Abi Thalib, selalu terhunus pada mereka yang hendak melukai atau membunuh Muhammad sebagai upaya menghentikan Rosulullah berdakwah.
Meski demikian, Ali memiliki karakter kepribadian yang lembut, tegas namun jujur. Itulah sebabnya, Ali dipilih sebagai khalifah keempat menggantikan khalifah Utsman bin Affan. Selama menjadi pemimpin, Ali tidak pernah sedikit pun menggunakan uang negara demi kepentingan pribadinya. Bahkan, Ali rela hidup sederhana demi menjaga amanah yang diberikan.
Suatu saat, ketika tidak memiliki sedikit uang pun, Ali pergi ke pasar dan menawarkan pedang miliknya pada semua orang untuk dijual. Orang-orang yang heran bertanya mengapa Ali, seorang khalifah harus menjual pedangnya? Bukankah sebagai pemimpin seharusnya memiliki banyak uang?
Dengan tegas Ali menjawab, kalau aku memiliki empat dirham saja, aku tak akan menjual pedangku ini. Hal ini menunjukkan karakter Ali yang mampu menjaga amanah, termasuk ketika dirinya sedang dalam kondisi terdesak. Dia rela kehilangan harga dirinya, daripada harus berbuat dosa dengan mengkorupsi uang rakyat.
Beliau syahid saat akan menjalankan ibadah shalat subuh berjamaah. Kening beliau ditikam oleh Abdurrahman bin Muljam di dekat masjid Kufah pada 17 Ramadhan 40 H.
Pedang Ali bin Abi Thalib menjadi saksi sejarah perkembangan dan kemajuan di awal Islam disyiarkan.
Sumber : www.globalmuslim.web.id
Redaksi ISBAD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar