" IKATAN SILATURAHMI BAHAGIA DUA, KREO SELATAN "

Minggu, 16 November 2014

Berkumpul Dengan Orang Sholeh

Ilustrasi Gambar

Sebagai makhluk sosial, adalah fitrahnya seseorang akan mencari teman dan sahabat dalam menjalani kehidupannya. Dijelaskan oleh Abu Hafs Syihabuddin As-Suhrawardi Al-Baghdadi dalam bukunya 'Awarif al-Ma'arif, bahwa persahabatan itu sebagai kecenderungan fitri manusia. Itu juga merupakan salah satu dari sekian banyak nikmat dan anugerah Allah SWT.
Teman dan sahabatnya tersebut secara langsung dan tidak langsung akan mempengaruhi pembentukan dirinya.Pertumbuhan jiwanya akan berkembang selain karena bakat alam yang dibawa sejak lahir, juga akan sangat dipengaruhi  oleh berbagai faktor lingkungan, termasuk lingkungan pergaulan dan persahabatan. Hal ini sejalan dengan apa dikatakan oleh Sayyidina Ali r.a, “Kalau kalian ingin melihat kepribadian seseorang, lihatlah bagaimana teman-temannya.”

Persahabatan, menurut al-Suhrawardi, dapat diibaratkan seperti pintu yang akan mengantar manusia menuju sorga atau neraka. Karena persahabatan dapat menimbulkan kebaikan dan keburukan sekaligus. Seperti yang diutarakan oleh Ibn Abbas, “Tidak ada yang dapat merusak manusia selain manusia itu sendiri.”

Di kalangan umat Islam, terutama di kalangan kaum sufi dan orang-orang yang menaruh perhatian terhadap pendidikan moral umat, pengaruh positif-negatif dari pergaulan dan persahabatan menjadi bahasan utama. Sehingga tidak mengherankan bila wacana tersebut selalu mewarnai karya-karya mereka. Salah satunya seperti yang terdapat dalam syair ketiga tembang Tombo Ati (Obat Hati), karya Sunan Bonang, yaitu “Berkumpullah dengan orang sholeh”.

Secara spesifik Allah SWT juga memerintahkan agar kita selalu bersama dengan orang-orang yang baik, seperti yang difirmankan-Nya dalam QS. At Taubah: 119, "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (jujur)."

Dan Rasulullah juga mengajarkan kepada kita agar bersahabat dengan orang yang dapat memberikan kebaikan dan sering menasehati kita, seperti yang diceritakan oleh sahabat Abu Musa (HR. Bukhari no. 2101), “Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang sholeh dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.”

Ciri-ciri Orang Sholeh

Ciri-ciri orang sholeh dapat dilihat dari karakter Rasulullah sendiri dan para sahabatnya. Dalam lembaran sejarah, kita dapat melihat betapa agung dan terpuji karakter mereka. Serta betapa indahnya persahabatan di antara mereka.
Persahabatan Rasulullah dengan para sahabatnya tersebut ditegakkan diatas nilai-nilai yang terpuji di sisi Allah SWT. Seperti keimanan yang kuat kepada Allah SWT dan hari penghabisan dengan berlomba mengerjakan pelbagai kebajikan, Allah berfirman di QS. Al-Imran: 114, “Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan, mereka menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh.”
Saling tolong-menolong dalam kebaikan, QS. Al-Maidah: 2, “….Dan tolongmenolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan tolongmenolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”

Saling berpesan dalam kebenaran QS. Al-Balad: 17, “Dan dia termasuk orangorang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang.”

Dan saling kasih-mengasihi di antara mereka QS. Al-Fath: 29, “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orangorang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.”

Manfaat Berkumpul dengan Orang Sholeh


Allah SWT menyatakan bahwa salah satu penyebab utama yang membantu menguatkan iman para sahabat Nabi, adalah keberadaan Rasulullah SAW di tengah-tengah mereka. Seperti yang difirmankan dalam QS. Ali 'Imran: 101, "Bagaimana mungkin (tidak mungkin) kalian menjadi kafir, sedangkan ayat-ayat Allah dibacakan kepada kalian, dan Rasul-Nyapun berada ditengah-tengah kalian? Dan siapa saja yang berpegang teguh kepada (agama) Allah maka sesungguhnya dia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus."

Ibnul Qayyim mengisahkan, “Kami (murid-murid Ibnu Taimiyyah), jika kami ditimpa perasaan gundah gulana atau muncul dalam diri kami prasangkaprasangka buruk atau ketika kami merasakan sempit dalam menjalani hidup, kami segera mendatangi Ibnu Taimiyah untuk meminta nasehat. Maka dengan hanya memandang wajah beliau dan mendengarkan nasehat beliau serta merta hilang semua kegundahan yang kami rasakan dan berganti dengan perasaan lapang, tegar, yakin dan tenang.”

Demikian pentingnya bergaul dengan orang-orang sholeh, sehingga dapat kembali membangkitkan semangat keimanan kita dalam menjalankan ibadah kepada Allah SWT. Dapat membangkitan perasaan lapang, tegar, yakin dan tenang, dan kita pun dapat menularkan nuansa kebaikan kepada lingkungan sekitar kita. Sehingga Allah SWT menegaskannya dalam QS. Al Imran: 103, “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuhmusuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.”

Semoga Allah SWT senantiasa mempertemukan dan mempersatukan kita dengan orang-orang sholeh di dunia maupun di surga-Nya kelak. Aamiin Ya Robbal ‘Aalamiin.

Sumber : http://www.baitulamin.org
              Redaksi ISBAD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar