Ilustrasi Gambar |
Dalam
perjalanan dari Jawa Tengah ke Jkt, saya naik bis (kebetulan) kelas
Eksekutif. Di sebelah saya duduklah orang yang mungkin 10 tahun lebih tua dari
saya. Pakaiannya ala pejuang Taliban Agfanistan gitu, mukanya serius,
tatapannya tajam, jidatnya ada dua titik hitam sebesar uang logam 500
rupiah, jenggotnya yang jarang dibiarkan tumbuh panjang lebih lebat
sedikit dibandingkan dengan jenggot kambing, dengan berbekal sedikit
agak segan, saya mulai membuka pembicaraan, (Setelah diringkas tanpa
mengurangi isi pembicaraan): Saya (S) Bapak sebelah (BS):
( S) : Mohon maaf Pak, Jakartanya di mana?”(BS) :” Di ***************, Adik ke mana?”
(S) :” Depok Pak, ngomong2 sepertinya Bapak aktivis masjid ya?”
(BS) :” Iya Dik. Saya ikut kelompok taklim (pengajian agama) yang betul2 berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah, tidak dilebih-lebihkan dan tidak dikurang-kurangi…”
(S) : ” Maksud Bapak ?”
(BS) : ” Iya, sekarang kan banyak sekali orang yang mengamalkan ajaran agama tidak sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah, dan menambah-nambahi ajaran Islam dengan segala macam bentuk Bid’ah Dan yang wajib malah sering ditinggalkan…”
(S) : ” Maksud Bapak tidak mengurang-ngurangi dan melebih lebihkan itu harus pas betul dengan tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah ya Pak…?”
(BS) : ” Iya Dik, itulah yang harus kita lakukan sebagai seorang Muslim sejati…”
(S) : ” Mohon maaf Pak, apakah saya boleh tanya Pak?”
(BS) : ” Silahkan…silahkan Dik dengan senang hati, sepanjang saya bisa jawab akan saya jawab….”
(S) : ” Dalam salah satu terjemahan ayat Al-Qur’an, disebutkan bahwa…..Hai Orang2 yg beriman, apabila kamu semua hendak mendirikan sholat, hendaklah kamu basuh mukamu dan kedua tanganmu sampai siku….dst”
(BS) : “O…iya itu surat Alma-idah ayat 6..”
(S) : Ayat itu kayaknya tidak ada perselisihan antara ulama manapun ya Pak..?”
(BS) : “Itu memang ayat yang sangat jelas artinya dan belum pernah ada perbedaan penafsiran di antara para ulama….”
(S) : “Kalau misalnya Bapak berwudlu, ketika membasuk tangan kurang dari siku, hukumnya sah apa enggak Pak?
(BS) : ” Ya jelas nggak sah Dik, kan perintahnya jelas, harus sampai ke siku, itu kan termasuk mengurang-ngurangi perintah agama…”
(S) : ” Berarti Bapak selama ini kalau berwudlu selalu pakai lakban Pak…”
(BS) : “Maksud Adik apa ya..?”
(S) : ” Kan biar pas sesuai perintah ayat itu Pak. Lha kalau kurang kata Bapak mengurang-ngurangi perintah, itu nggak boleh, menambah-nambahi juga nggak boleh, bukankan perintah dalam ayat itu hanya sampai siku…?
((BS) : ” Ah itu nggak masuk akal Dik….”
(S) : ” Pak, sebetulnya akal kita yang harus tunduk dan taat kepada Al-Quran, atau Al-Quran yang harus tunduk dan taat kepada akal kita Pak……?
Lama ngga ada jawaban begit saya lirik eh.. eh.. pura-pura tidur neh si bapak… xixixi
Sumber : http://debatsalafi.wordpress.com
Redaksi ISBAD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar