" IKATAN SILATURAHMI BAHAGIA DUA, KREO SELATAN "

Jumat, 07 November 2014

Pembunuh Khalifah Ali bin Abu Thalib Ra


pembunuh sahabat imam ali
Ilustrasi Gambar Ali bin Abu Thalib Ra.

Bagaimana fitnah wanita telah menimpakan sebuah keimanan seseorang, sehingga terbutakan hati olehnya.

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَاْلأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللهُ عِندَهُ حُسْنُ الْمَئَابِ
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: Wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (QS. Ali Imran: 14).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا تَرَكْتُ بَعْدِيْ فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنْ النِّسَاءِ.
“Tidaklah aku tinggalkan sepeninggalku fitnah (cobaan) yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki daripada (fitnah) wanita.” (Muttafaq ‘alaihi).

Ibnu Muljam dan Wanita Cantik berpaham Khawarij
Dan masyahur di kalangan umat ini tentang sebuah golongan yang banyak menimbulkan kekacaun negeri, mereka adalah golongan khawarij. Golongan ini muncul pertama kali pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam ketika dalam peristiwa pembagian harta ghanimah pada perang Hunain. Dan datanglah seorang lelaki datang kepada Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam dan langsung serta merta mengatakan, “Berbuat adillah hai Muhammad!!” Maka nabi shallallahu ‘alahi wa sallam menjawab, Dan celakalah, Siapa yang bisa berbuat adil, Selain keadilanku.”
Pesatnya paham ini ketika masa pemerintahan khalifah Ali radhiallahu ‘anhu ketika terjadi perang siffin. Mereka menyempal dari barisan pasukan Ali dengan alasan Ali telah berbuat maksiat kepada Allah..
Setelah kejadian itu mereka meninggalkan bashrah menuju ke suatu daerah yang bernama Harura’. Sehingga kaum khawarij ini dinamakan juga dengan haruriyun/haruriyah. Kemudian Imam Ali memerangi mereka dalam perang An-Nahrawan, dan mereka berhasil dikalahkan.
Telah disebutkan oleh ibnu Faraj Al-Jauzi rahimahullah ta’ala dalam kitab Dzamulhawa :
Siapa yang tidak kenal dengan Pembunuh masyhur ini, dialah Abdurrahman ibnu Muljam sang pembunuh khalifah Ali radhiallahu ‘anhu.
Abdurrahman ibnu Muljam dulunya seorang ahlussunnah, fasih dalam Alquran, dan taat menjalankan agama. Dia di utus oleh khalifah Umar bin Khatab radhiallahu ‘anhu ke Mesir untuk mengajar penduduknya.
Diceritakan, suatu ketika Abdurrahman bin Muljam melihat wanita dari Taim Ar-Rabbab yang biasa dipanggil Qatham. Ia merupakan wanita yang paling cantik, tetapi berpaham khawarij. Kaum wanita tersebut telah dibunuh karena mengikuti paham khawarij pada perang An-Nahrawan.
Ketika Ibnu Muljam melihatnya, dia jatuh cinta padanya lalu melamarnya. Wanita ini mengatakan, “Aku tidak menikah denganmu kecuali dengan syarat mahar 3000 dinar dan membunuh Ali bin Abi Thalib”. Akhirnya, dia menikahinya dengan syarat tersebut. Ketika telah bersua dengannya, wanita ini berkata, “Hai! Kamu telah menyelesaikan (hajatmu). Pergilah!” Ia pun keluar dengan menyandang senjatanya, dan Qatham juga keluar. Lalu, Qatham memasangkan peci kepadanya di masjid. Ketika ‘Ali keluar sambil menyerukan, “Shalat! shalat!”, Ibnu Muljam mengikutinya dari belakang lalu menebasnya dengan pedang pada batok kepalanya.
Tentang hal ini, seorang penyair berkata,

لم أر مهرا ساقه ذو سماحة … كمهر قطام بيننا غير معجم
ثلاثة آلاف وعبد وقينة … وقتل علي بالحسام المصمم
فلا مهر أغلى من علي وإن غلا … ولافتك إلا دون فتك ابن ملجم
Aku tidak melihat mahar yang dibawa oleh orang yang punya kehormatan
Seperti mahar Qatham yang sedemikian jelas tidak samar
Mahar 3000 dinar, hamba sahaya, biduanita
Dan membunuh ‘Ali dengan pedang yang tajam
Tidak ada mahar yang lebih mahal dari Ali meskipun berlebihan
Tidak ada kebengisan yang Melebihi kebengisan Ibnu Muljam
(Dzammul hawa (ذم الهوى) yang ditahqiq Musthafa Abdul Wahid hal. 361)

Redaksi ISBAD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar