" IKATAN SILATURAHMI BAHAGIA DUA, KREO SELATAN "

Kamis, 13 November 2014

Suasana di sebuah masjid.

‎Suasana di sebuah masjid. Imam shalat sudah memasuki ruangan masjid. Kemudian iqamah shalat ditegakkan, dan para jamaah segera bergegas mengambil shaf masing2 utk shalat. Sang imam mengambil tempatnya di mihrab. Sebelum memulai shalat, sang imam menghadapkan tubuhnya ke seluruh makmum, sambil menyuruh makmumnya untuk merapatkan dan meluruskan shafnya masing2. Diperhatikan satu per satu makmum2 yang berada di hadapannya, dari ujung shaf sebelah kanan sampai ke ujung shaf kirinya. Jika ada yang masih terlihat tidak lurus atau tidak rapat walaupun sedikit saja, maka sang imam tidak segan2 menegurnya sampai si makmum benar2 meluruskan dan merapatkan shafnya dengan orang di sebelahnya. Jika masih tetap belum mau meluruskan atau merapatkan, maka sang imam mendatangi makmum tersebut sampai sang imam berdiri tepat di hadapan si makmum, walaupun jarak antara imam dan si makmum itu berjauhan, kemudian menyuruhnya untuk benar2 merapatkan dan meluruskan.

Imam2 shalat model seperti inilah yang sangat dibutuhkan oleh kaum muslimin saat ini, yang sangat jarang sekali kita temui di negeri ini. Namun pemandangan seperti ini adalah pemandangan yang biasa di negara Saudi Arabia. Imam2 seperti ini tidak akan mau memulai shalat sampai shaf2 shalat terlihat lurus dan rapat, karena ini merupakan bentuk kesempurnaan shalat. Imam2 seperti inilah yang tidak mau jamaahnya bercerai berai dan terlihat berantakan, karena rapat dan lurusnya shaf menandakan persatuan yang kuat antara jamaahnya. 

Terus terang, kami sangat merindukan dan membutuhkan imam2 shalat seperti ini, disaat kaum muslimin banyak yang buta akan pentingnya meluruskan dan merapatkan shaf shalat. Mereka hanya mengira bahwa meluruskan dan merapatkan shaf itu hanya sebatas meluruskan sesuai bentuk karpet atau sajadahnya masing2, atau juga sebatas lencang kanan disaat upacara bendera, atau juga mereka merasa risih jika harus menempelkan bahu dan kaki2 mereka ke orang disebelahnya, padahal itulah yang diperintahkan di dalam dalil2. Jangan disamakan shaf shalat dengan kavling tanah atau lapak2 di pasar atau di pemancingan umum. Kita bisa memaklumi untuk merapatkan dengan orang di sebelah kita tatkala di angkot, di bis, di kereta, atau kendaraan2 lain, namun kenapa kita merasa risih ketika shalat?? Seandainya kita mengetahui bahwa merapatkan, meluruskan, menempelkan kaki dan bahu2 kita ketika shalat bisa menambah kekhusyuan shalat kita...Wallahi...
Jika ada yang berkata, 'Justru itu bisa mengurangi khusyunya shalat'... Maka perkataan itu dusta!! Karena sangat mustahil Allah dan RasulNya menganjurkan sesuatu yang justru akan mengganggu atau mengurangi kekhusyuan shalat kita. Justru adanya anjuran seperti itu akan menambah kesempurnaan shalat kita sekaligus menambah kekhusyuan kita dalam shalat.

Dari sahabat Nu’man bin Basyir -radhiyallahu anhu-berkata:
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُسَوِّي صُفُوْفَنَا حَتَّى كَأَنَّمَا يُسَوِّي بِهَا الْقِدَاحَ حَتَّى رَأَى أَنَّا قَدْ عَقَلْنَا عَنْهُ. ثُمَّ خَرَجَ يَوْمًا فَقَامَ حَتَّى كَادَ يُكَبِّرُ فَرَأَى رَجُلاً بَادِيًا صَدْرَهُ مِنَ الصَّفِّ فَقَالَ: عِبَادَ اللهِ ! لَتَسُوُّنَّ صُفُوْفَكُمْ أَوْ لَيُخَالِفَنَّ اللهُ بَيْنَ وُجُوْهِكُمْ
“Dulu Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam- meluruskan shaf kami sehingga seakan beliau meluruskan anak panah (ketika diruncingkan,pen), sampai beliau menganggap kami telah memahaminya. Beliau pernah keluar pada suatu hari, lalu beliau berdiri sampai beliau hampir bertakbir, maka tiba-tiba beliau melihat seseorang yang membusungkan dadanya dari shaf. Maka beliau bersabda, [“Wahai para hamba Allah, kalian akan benar-benar akan meluruskan shaf kalian atau Allah akan membuat wajah-wajah kalian berselisih”]”. (HR.Muslim dalam Shohih-nya(436))

Semoga Allah senantiasa mempersatukan kaum muslimin ketika shalat maupun ketika di luar shalat. 

Wallahu a'lam.

Ket: pic diatas hanya illustrasi.‎
Ilustrasi Gambar
Imam shalat sudah memasuki ruangan masjid. Kemudian iqamah shalat ditegakkan, dan para jamaah segera bergegas mengambil shaf masing2 utk shalat. Sang imam mengambil tempatnya di mihrab. Sebelum memulai shalat, sang imam menghadapkan tubuhnya ke seluruh makmum, sambil menyuruh makmumnya untuk merapatkan dan meluruskan shafnya masing2. Diperhatikan satu per satu makmum2 yang berada di hadapannya, dari ujung shaf sebelah kanan sampai ke ujung shaf kirinya. Jika ada yang masih terlihat tidak lurus atau tidak rapat walaupun sedikit saja, maka sang imam tidak segan2 menegurnya sampai si makmum benar2 meluruskan dan merapatkan shafnya dengan orang di sebelahnya. Jika masih tetap belum mau meluruskan atau merapatkan, maka sang imam mendatangi makmum tersebut sampai sang imam berdiri tepat di hadapan si makmum, walaupun jarak antara imam dan si makmum itu berjauhan, kemudian menyuruhnya untuk benar2 merapatkan dan meluruskan.

Imam2 shalat model seperti inilah yang sangat dibutuhkan oleh kaum muslimin saat ini, yang sangat jarang sekali kita temui di negeri ini. Namun pemandangan seperti ini adalah pemandangan yang biasa di negara Saudi Arabia. Imam2 seperti ini tidak akan mau memulai shalat sampai shaf2 shalat terlihat lurus dan rapat, karena ini merupakan bentuk kesempurnaan shalat. Imam2 seperti inilah yang tidak mau jamaahnya bercerai berai dan terlihat berantakan, karena rapat dan lurusnya shaf menandakan persatuan yang kuat antara jamaahnya.

Terus terang, kami sangat merindukan dan membutuhkan imam2 shalat seperti ini, disaat kaum muslimin banyak yang buta akan pentingnya meluruskan dan merapatkan shaf shalat. Mereka hanya mengira bahwa meluruskan dan merapatkan shaf itu hanya sebatas meluruskan sesuai bentuk karpet atau sajadahnya masing2, atau juga sebatas lencang kanan disaat upacara bendera, atau juga mereka merasa risih jika harus menempelkan bahu dan kaki2 mereka ke orang disebelahnya, padahal itulah yang diperintahkan di dalam dalil2. Jangan disamakan shaf shalat dengan kavling tanah atau lapak2 di pasar atau di pemancingan umum. Kita bisa memaklumi untuk merapatkan dengan orang di sebelah kita tatkala di angkot, di bis, di kereta, atau kendaraan2 lain, namun kenapa kita merasa risih ketika shalat?? Seandainya kita mengetahui bahwa merapatkan, meluruskan, menempelkan kaki dan bahu2 kita ketika shalat bisa menambah kekhusyuan shalat kita...Wallahi...

Jika ada yang berkata, 'Justru itu bisa mengurangi khusyunya shalat'... Maka perkataan itu dusta!! Karena sangat mustahil Allah dan RasulNya menganjurkan sesuatu yang justru akan mengganggu atau mengurangi kekhusyuan shalat kita. Justru adanya anjuran seperti itu akan menambah kesempurnaan shalat kita sekaligus menambah kekhusyuan kita dalam shalat.
Dari sahabat Nu’man bin Basyir -radhiyallahu anhu-berkata:

كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُسَوِّي صُفُوْفَنَا حَتَّى كَأَنَّمَا يُسَوِّي بِهَا الْقِدَاحَ حَتَّى رَأَى أَنَّا قَدْ عَقَلْنَا عَنْهُ. ثُمَّ خَرَجَ يَوْمًا فَقَامَ حَتَّى كَادَ يُكَبِّرُ فَرَأَى رَجُلاً بَادِيًا صَدْرَهُ مِنَ الصَّفِّ فَقَالَ: عِبَادَ اللهِ ! لَتَسُوُّنَّ صُفُوْفَكُمْ أَوْ لَيُخَالِفَنَّ اللهُ بَيْنَ وُجُوْهِكُمْ

“Dulu Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam- meluruskan shaf kami sehingga seakan beliau meluruskan anak panah (ketika diruncingkan,pen), sampai beliau menganggap kami telah memahaminya. Beliau pernah keluar pada suatu hari, lalu beliau berdiri sampai beliau hampir bertakbir, maka tiba-tiba beliau melihat seseorang yang membusungkan dadanya dari shaf. Maka beliau bersabda, [“Wahai para hamba Allah, kalian akan benar-benar akan meluruskan shaf kalian atau Allah akan membuat wajah-wajah kalian berselisih”]”. (HR.Muslim dalam Shohih-nya(436)

Semoga Allah senantiasa mempersatukan kaum muslimin ketika shalat maupun ketika di luar shalat.
Wallahu a'lam.

Sumber : gizanherbal.wordpress.com
              Redaksi ISBAD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar